Pengalaman Pertama

1582 Words
Di sebuah lorong hotel, terdapat Pria yang tengah berjalan Gontai. Pria itu melepas jas yang melekat di tubuhnya, dengan buru-buru. Kancing kemeja bagian atas yang sudah terlepas itu, nampaknya di lakukan oleh Wanita yang beberapa waktu lalu bersamanya. Pria itu berhasil kabur dari seseorang membuatnya seperti ini. Wajahnya memerah, tubuh-nya bahkan memanas akibat red wine yang ia teguk. Di dalam minuman tersebut, telah di campurkan dengan sesuatu yang di duga Obat perangsang. Pria itu adalah Kavindra Alvaro, seorang CEO muda dari Star Hit Enternainment. Ia menghadiri pesta penyambutan kembalinya Christ. Sebagai pria sukses di usia muda, banyak Wanita yang mengantree untuk menjadi Miliknya. Namun sayang-nya, Pria itu terlalu kaku terhadap Wanita. Sehingga membuat seseorang nekat, memasukkan obat perangsang pada minuman Kavin dan membuat situasi, seoalah Kavin telah menghabiskan malam bersamanya. Dengan begitu, Kavin akan menjadi milik Wanita itu seutuhnya. Beruntungnya, Kavin berhasil kabur dari jeratan Wanita itu. Ia melangkah keluar dari kamar hotel, Saat Wanita itu berada di kamar mandi. Dengan susah payah, Kavin menahan tubuhnya yang semakin memanas menuju ke kamar hotelnya. Sampai kini Kavin tiba di depan pintu kamarnya, ia berusaha membuka pintu kamar tersebut dengan key card. Pria itu segera masuk begitu pintu terbuka, ia mendotong pintunya dengan kaki hingga membuatnya tak tertutup dengan sempurna. Ia menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang. Pelan-pelan, Kavin mengatur nafasnya dan meredakan hawa panas di tubuhnya. Sambil berbaring terlentang, Pria itu perlahan melepas semua kancing kemejanya dengan mata terpejam. Saat ini yang sedang Kavindra pikirkan adalah, bagaimana cara menghilangkan perasaan ini dalam dirinya? Perlahan ia mengatur nafasnya, dan menaikkan suhu Ac paling dingin. Selama 15 menit pria itu mendinginkan hawa panas di tubuhnya, akibat obat perangsang. * Pintu kamar 213 yang tidak tertutup dengan rapat, membuat anak buah Christ mengira jika kamar tersebut adalah kamar Christ. Sehingga membuat mereka salah kamar. Setelah Alice masuk, Kedua anak buah Christ menutup pintunya dari luar. Sementara itu, Alice yang tengah mabuk pun berjalan menuju ke ranjang. Lampu yang redup membuat pandangannya semakin kabur dan tidak jelas. Wanita itu menjatuhkan tubuhnya begitu saja ke ranjang kingsize. Akibatnya, Alice menghentak tubuh Kavin yang masih berusaha memadamkan birahinya. Punggung Alice yang terekspos membuat kulit mereka saling bersentuhan. Hawa panas yang hampir padam, kini bangkit kembali. Kavin lalu mengernyit, merasakan kembali rasa tak nyaman di tubuhnya. Matanya samar-samar menatap wanita yang berbarig miring, membelakangi dirinya. Rasanya seperti mimpi, Pria itu menyentuh punggung Alice yang terbuka dengan telapak tangannya. Alice pun sama, seperti mimpi Alice merasakan gelayar sentuhan lembut Kavindra yang masih di kendalikan. Mencium aroma wangi dari tubuh Alice, membuat Kavin semakin menegang. Pria itu segera mendaratkan kecupan, tepat di punggung Alice yang sedikit terbuka. Kavin bahkan meninggalka jejak merah pada Wanita itu, pelan-pelan Kavin mengubah posisi Alice agar menghadap kearahnya. Sejenak Kavin menatap inci Wanita itu, matanya menyipit memerhatikan garis wajah Alice yang sangat cantik. Tidak ada yang mengira, Penampilan Alice malam ini telah di lihat oleh Kavindra. Pria itu tersenyum dengan mata terpejam. Nafsunya semakin memuncak, ketika melihat d**a berisi milik Alice. Tak perlu waktu lama lagi, Kavin segera mendaratkan ciuman ke bibir Alice. Wanita tanpa kesadaran itu seolah sedang bermimpi, keduanya dengan lembut saling menautkan lidah masing-masing. Keduanya semakin hanyut dalam situasi yang memanas. Kavin merasa candu, ketika merasakan bibir yang tidak tipis, namun juga tak terlalu tebal. Ia semakin rakus, mel*mat bibir Alicia. Hingga Wanita itu hampir kehabisan nafas, Kavin barulah melepas ciumannya. Sejenak, manik mereka saling beradu. Sebagai Pria yang sedang dalam pengaruh obat Perangsang, Kavin menatap dengan penuh damba pada Wanita yang kini ada dalam kungkungannya. Tak lama, Alice kembali memejamkan matanya kembali. Sungguh, Alkohol memang buruk! Sorot mata tajam Kavin menatap inci tiap garis wajah Alice, lalu tatapannya beralih ke bagian tubuh Alice yang sedikit terbuka. Kavin yang sudah tidak tahan lagi, Akhirnya mendaratkan kecupan pada leher jenjang Alice. Wanita itu bahkan melenguh, ketika merasakan lembut kecupan bibir Kavindra. Pria itu menjelajahi area belakang telinga Alice, dan membuatnya mengernyit merasakan gelayar sentuhan itu. Kavin menggunakan lidahnya, berselancar menuruni leher jenjang Alice. Hal itu membuat Alice menengadahkan wajahnya, menikmati permainan Kavin. Kedua tangannya bahkan reflek, memegang tengkuk Kepala Kavin seoalah tak ingin Pria itu berhenti melakukan hal tersebut. Mendapat reaksi itu, Kavin tak segan melepas kemejanya dan membuangnya ke sembarang arah. Pria itu juga perlahan mulai melepas ikat pinggang, yang membuat Apollonya semakin sesak. Sejenak Kavin beranjak, melepas semua pakaian yang menempel padanya. Hingga kini, Pria itu tak mengenakan sehelai kain pun. Kavin mamandangi wajah Alice yang melenguh, sekaligus memerah akibat perbuatannya. Kembali Pria itu mencium bibir Alice dengan penuh gairah. Begitu pun Alice, ia merasa sesuatu yang lembut menyusuri lidahnya. Tak tanggung-tanggung, Kavin membuka paksa baju Alice. Gairahnya semakin terbakar, rasanya ingin segera di tuntaskan secepatnya. Tubuh bagian bawahnya semakin keras, ketika melihat tubuh sintal Alice. Dua buah gunung kembar yang menyembul dari balik Bra berwarna hitam, membuat Kavin menelan ludahnya sendiri. Tatapan matanya lalu beralih ke bawah, yang menampilkan paha mulus Alice serta bagian sensitivenya yang masih terbungkus kain segitiga. Sial!!! Pria itu berdecak, melihat kemolekan di hadapannya. Ia tsk segan menyusuri kembali setiap inci bagian tubuh Alice. Wanita itu tak menolaknya, ia justru terlihat sangat menikmati perbuatan Kavin padanya. Sambil meremas b*k*ng-nya, Kavin mengeluarkan buah kembar itu dari wadahnya. Biji kopi yang tegang menantang itu, membuat Kavin tak segan untuk melahapnya. Ia memainkan Lidahnya yang kasar di area gunung kembar Alice. Wanita itu melenguh, memegangi tengkuk leher belekang Kavin seakan memintanya lebih dalam lagi. Suasana kamar yang dingin memekik, menambah nikmat di antara keduanya ketika kulit mereka bertemu. Hangat dan juga Nikmat di rasakan oleh Kedua-nya. Kevindra merasa candu dengan Alice yang sangat sensitive. Pria itu berhasil membuat Alice mengeluarkan suara erotisnya. " Ahh... " Alice menarik tubuh Kavin agar sejajar dengannya. Pria yang sangat perfect itu kembali menyesap bibir Alice, ia menggigitnya kecil hingga membuatnya ingin ke tujuan utama. Ya, Alice mulai mengalungkan tangannya pada Pria itu. Perlahan Kavin menenggelamkan Apollonya, di titik Sensitive Alice. Tidak ada waktu bagi Kavin, untuk bermain lebih lama lagi. Hasratnya sudah berada di ujung tanduk. Sementara Alice, Wanita itu terpekik kesakitan saat menerima batang keperkasaan Kavin yang berukuran cukup besar. Alice melampiasakannya dengan mencengkeram punggung Kavin, dan meninggalkan bekas cakar padanya. Begitu pun dengan Kavin, yang merasakan bendanya panas akibat gesekan hebat saat melalui goa sempit itu. " Ugh.. " Pria itu terpekik, sekaligu merasa lega begitu merasakan Apollonya berhasil masuk di goa penuh kenikmatan itu. Pria itu mulai menggerakkan pinggulnya, memompa tubuh Alice. Inilah yang sejak tadi pria itu inginkan, tubuh kekarnya bergerak maju mundur pelan. Alice yang awalnya kesakitan pun kini merasa berubah menjadi Nikmat, Wanita itu mendesah luar biasa. Untuk pertama kalinya, Alice merasakan hal panas di hidupnya. Rasanya seperti sedang bermimpi, Wanita itu terlihat sangat menikmati permainan Kavindra. Cairan merah dari liang hangat Alice berhasil merembas ke kain sprei melalui sela-sela pahanya. Alice menggelinjangkan tubuhnya, Ketika Kavin mengecup gundukan kembarnya yang menyembul. Entah mengapa, Pria itu sangat lihat membuat Alice merasa kenikmatan. Hingga membuat Alice meremas kepala Kavin, seakan meminta Pria itu untuk melakukannya lebih dalam lagi. Akibat Obat perangsang, Kavin tak bisa mengendalikan diri. Pria itu terus memompa tubuh sintal Alice. Kini mereka telah berganti posisi, Kavin memapah tubuh Alice agar berada di atas dan menunggangi dirinya. Merasa sedang bermimpi, Wanita itu pun hanyut dalam kenikmatan. Pria perkasa dengan obat perangsang itu semakin merasakan nikmat, liang sempit milik Alice. " Uhh, Sial! Ini enak!!! " Pria itu tak segan menghentakkan tubuh Alice dari bawah, hingga membuat Kedua gunung kembarnya menyembul tak karuan. Pria itu tak membiarkannya begitu saja, ia mengalungkan tangannya di pinggang Alice dan membuat Gunung kembarnya berada tepat di depan wajahnya. Kavin lalu segera memilin biji kopi Alice sambil memompanya dari bawah. Sungguh, Wanita itu benar-benar merasakan nikmat luar biasa malam ini. Entah ini musibah atau anugerah. Alice yang hampir di mangsa oleh Christ, justru malah terjebak dengan Kavindra. CEO dari Star Hit Enternainment. " Aah, aku... " Teriak penuh nikmat. Ia bahkan tak bisa melanjutkan ucapannya, karena telah mencapai puncak pertamanya. Peluh dan keringat membasahi tubuh keduanya. Alice yang sudah mencapai puncak, tersungkur lemas di pelukan Kavindra. Namun Pria itu sama sekali tidak terlihat lelah. Ia justru semakin semangat, merasakan basah di dalam sana. Apollonya semakin mengeras, dan ritme pergerakannya pun mulai cepat. Alice hanya bisa mendesah menikmati segalanya. Kavin seakan tak membiarkan Alice begitu saja, ia terus memompa tubuh Wanita itu dan memilin biji kecoklatan itu dengan Lidahnya. Alice yang merasakan sensasi itu, kembali beranjak. Rambutnya yang tergerai, menutupi wajahnya. Pria yang hampir sadar itu mulai menyibakkan rambut Alice, dan menautkannya ke telinga. " Cantik, kamu sangat enak!!! Ahh " Kavin memacu gerakannya, dan kembali mempercepat. Hingga membuat Alice berteriak hebat di buatnya. Kamar dengan tembok redam suara, takk membuat desahan mereka di dengar oleh orang lain. Hingga sampai pukul 3 pagi, Kavin terus memacu tubuh Alice dengan beringas. Pria itu membuat Alice tersungkur tak berdaya, di pelukannya. " Siapapun kamu, maafkan aku!!! " Tutur Kavin di telinga Alice. Kini Kavin semakin mempercepat gerakannya. Ia memaju mundurkan pinggulnya, sedikit lagi pria itu akan mencapai puncaknya. Alice yang tak berdaya, bahkan tidak sanggup untuk mengelurkan suaranya. " Aahhhhh, aaaahhh!!!! " Lenguh Kavin menyemburkan cairan kental, untuk yang ke lima kalinya. Begitu pun dengan Alice, tubuhnya seperti tersetrum. Terlihat dari kakinya yang bergetar, ketika Kavin kembali menanamkan benihnya. Kini, keduanya sama-sama tersungkur tak berdaya di atas ranjang. Dua orang asing itu telah berada di bawah selimut yang sama. Lalu, Kavin mengatur nafasnya yang begitu memburu. Pria itu sangat hebat, ini adalah pengalaman pertamanya melakukan hal panas. Sebagai Pria sempurna, Kavin selalu di dekati oleh Wanita manapun. Mereka lalu...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD