Mulut Laras terbuka, bulir air mata menetes begitu saja setelah mendengar kemungkinan kecelakaan itu disengaja oleh seseorang. Ia segera menengadah sambil menghapus air mata. Tuhan, apalagi ini. "Ini memang baru dugaan, tapi asal kau tahu. Firasatku belum pernah mengecewakan," tutur Lesmana. "Kebetulan beruntun itu pasti ada. Iya kan?" Laras masih ingin memercayai bahwa kejadian itu murni kecelakaan, bukan sesuatu yang disengaja. Namun kepercayaan itu sedikit goyah, seperti kebetulan beruntun ada, faktor kesengajaan memang bisa saja terjadi. Lesmana menghela napas berat, ia tahu Laras pasti sulit menerima. Tadinya ia ingin mencari petunjuk di tempat lain, namun sangat sulit mencari tahu bila ia tidak memiliki petunjuk apapun kecuali bertanya langsung kepada saksi terdekat. "Apa ada or