Kalimaya tersentak melihat putrinya berdiri depan pintu rumahnya. "Mah…," Ruby menghambur ke pelukan Kalimaya dan memeluknya erat seraya menangis. "Ruby ada apa?" tanya mamanya, mendorong pelan bahu putrinya, memberi jarak untuk melihat wajah Ruby. Ruby menangis kencang berlinang-linang air mata. "ayo masuk," Kalimaya kebingungan dibuatnya. "Siapa Mah?" tanya Gemma, pria setengah baya ini ikut terbangun saat bel rumahnya tak berhenti berbunyi. Gemma menipiskan bibir melihat Ruby. Kalimaya membawa Ruby duduk di sofa ruang tamu. "Apa yang terjadi, Ruby?" tanya Kalimaya, merapikan rambut putrinya. "Safir, Mah." "Kenapa dengan Safir?" Sahut Gemma dari tempatnya berdiri. Pria itu melipat lengan di depan dadanya. Menatap tajam Ruby. "Papah dengerin dulu," "Alaah, apa yang ingin di