New work

1398 Words
Tiba tiba saja pintu terbuka lebar, menampakan sosok seorang pria berbadan kekar bersih kini berdiri menatapi mereka berdua dengan tatapan datar. Tatapan pria itu tertuju pada Fay yang sedang menangis dan menatapinya sekarang. Tiger melepaskan Fay dan kini menatapi rival sejati di hadapannya dengan terkejut. "Joe? Kenapa kau ada disini?" Ujar Tiger terkejut dengan tatapan mata yang semakin tajam ia semakin marah bisa bisanya Joe masuk kesini. Joe masuk perlahan ke dalam kamar itu dan duduk santai di sofa tepat di samping tempat tidur mewah. Joe menatapi Tiger tajam "Ada hal yang ingin ku selesaikan denganmu" ujarnya datar kemudian kembali menatapi Fay "Mengenai apa?" Teriak Tiger kini mendekat ke arah Joe dengan tatapan membunuh Dengan kesempatan itu Fay berusaha berjalan perlahan menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya disana, juga membasuh luka ditangannya yang cukup dalam. Namun tatapannya masih terkunci pada raut wajah Joe yang terus menerus menatapinya dengan datar. Ini pertama kalinya ia bisa menatap seorang pria dengan durasi waktu yang lama, setelah ayahnya. Pada akhirnya Fay masuk ke dalam kamar mandi. Joe tersenyum ringan pada Tiger "Lihat, sekarang kau tidak jauh berbeda dengan psikopat apalagi dengan darah ditanganmu" ujarnya "Uruslah urusanmu sendiri dan katakan apa yang ingin kau katakan! Waktumu tidak banyak" sinis Tiger Joe menatapi Tiger semakin tajam "Soal satu aset di samping perkantoran AFTA" jelasnya dengan nada yang ditekan penuh "Haha! Kau membahas itu lagi? Sudah ku bilang kan kau hanya anak haram dari ayah! Dan semua aset yang telah kau miliki sekarang, itu seharusnya milikku! Tidak tahu malu sekali sekarang kau ingin merebut aset tersisa itu?" Ujar Tiger dengan tawaannya yang menggelegar Joe terlihat begitu tenang "Pengacara pribadi ayah mengatakan aset itu sepenuhnya akan jatuh padaku" "Tidak, aku menolak itu" teriak Tiger kemudian membalikkan meja dan membuat apa yang ada diatasnya jatuh berhamburan Joe tersenyum sinis menatapi Tiger yang sulit mengendalikan emosi itu "Semuanya akan terjadi sesuai pernyataan mendiang ayah" jelas Joe lagi "Perlu ku ingatkan! Aku akan mengambil alih semuanya. Bahkan apa yang kau miliki sekarang dengan cara apapun" ancam Tiger dengan tatapan kesal sementara Joe hanya tersenyum merendahkannya Tiger menatap kearah kamar mandi "Fay! Kau sekarang selamat dariku. Tapi tunggu aku kembali. Ada yang harus aku selesaikan" ujarnya Fay hanya terdiam dari sana dengan tatapan takut dan rasa sakit di tangannya "Mulailah bekerja malam ini" perintah Tiger lagi kemudian bergegas keluar dari sana Tiger kembali dan menatapi Joe tajam "Cepat kau keluar dari sini! Dan jangan pernah coba lagi untuk masuk. Kau terlalu brutal menyiksa bodyguardku untuk bisa masuk kesini. Menjijikan" teriak Tiger keras "Hah, siapa yang lebih menjijikan?" Gerutu Joe lalu membuang muka Tiger segera bergegas kembali, Joe bangun dari duduknya. Tatapannya kini tertuju ke arah kamar mandi dimana ada Fay disana. Sorot matanya terlihat sama, masih datar. "Aku akan kembali. Saat Tiger mencoba menyakitimu lagi" ujarnya dalam hati Fay keluar dari kamar mandi dan sangat terkejut ketika melihat Joe yang masih ada disana dan menatapinya dengan tatapan yang sama. Fay begitu gugup namun sorot matanya tak bisa dipalingkan kelain arah. Beberapa detik beradu tatap, Joe kini menatapi tangan Fay yang terluka. Tatapan sendunya kini muncul di mata bak elangnya itu. Tak bisa Fay nilai apa yang dipikirkan pria tampan itu sekarang. Joe membuang muka, akhirnya Joe memutuskan untuk pergi dari sana tanpa mengatakan satu patah kata pun. Fay membuang nafasnya berat setelah kepergian dua lelaki itu. "Apa dia adik tuan Tiger? Tapi kenapa mereka terlihat berbeda?" Lirihnya kemudian berjalan menutup pintu kamar "Aw" Fay menatapi lukanya yang kian memburuk itu "Sakit sekali, apa disini ada kotak P3K?" Ujarnya kemudian mencari kesegala penjuru **** Barra Lucas King Jiallo adalah ayah dari Tiger Lucas King dan Joe Gavin Jiallo. Mendiang Barra yang merupakan boss terbesar bandar obat obatan terlarang yang sangat sangat kejam itu memiliki banyak wanita simpanan. Namun Tiger adalah anak satu satunya dari satu satunya istri sahnya. Kedatangan ibu Joe yang tiba tiba ke keluarga mereka dengan keadaannya sedang sekarat, memberikan Joe pada ayahnya ketika ia masih berusia 17 tahun. Hal itu membuat Tiger begitu kesal dan geram. Karena posisinya bisa saja di rebut oleh Joe. Joe lebih muda 2 tahun dari Tiger. Artinya Tiger yang sekarang berusia 25 tahun dan Joe yang sekarang berusia 23 tahun. Benar saja apa yang Tiger takutkan, Joe merebut hati ayahnya. Dengan pemikiran bisnis Joe yang lebih cerdas dan menguntungkan hal itu membuat Barra lebih memercayai Joe sebagai penerus bisnis haramnya itu. Sehingga di akhir usianya. Joe diberi 65% aset dan sisanya diberikan pada Tiger. Hal itu yang selalu membuat Tiger geram pada Joe yang sering disebutnya sebagai anak haram itu olehnya. *** Tiger dan Joe sama-sama sedang mengumpulkan beberapa keterangan untuk memperkuat siapa saja yang akan memenangkan aset mewah itu. Tiger menyewa satu pengacara ternama di Negara ini dengan bayaran triliunan, bukan main Tiger benar benar tidak ingin kalah dari Joe saat ini. Berbeda dengan Joe yang sangat percaya pada pengacara bekas Barra, ya pengacara itu yang sejak dulu bekerja dengan Barra kini berada di pihak Joe sebagai anak yang dipikir paling bisa diandalkan. Satu sama lain tentunya ingin menghancurkan. Darah mafia yang mengalir deras ditubuh kedua pria keras kepala itu terlihat jelas menonjol dikedua anak Barra. Tiger sempat hampir saja tertangkap disela sela kegiatan bisnis terlarangnya itu, meski hanya satu kali. Itu adalah kesalahan terbesar yang membuat pengacara kepercayaan Barra benar benar tidak memercayainya. Berbeda dengan Joe yang sangat bisa diandalkan. *** Fay telah mengobati lukanya itu, ia kini sedang makan dari makanan yang tersedia di dalam kulkas dan memasaknya. Fay makan dengan terpaksa, ia harus makan meski tidak memiliki selera makan sedikitpun. Ia harus tetap hidup dan menjadi gadis yang kuat. "Aku yakin semuanya akan cepat berlalu" lirihnya sambil memasukan garpu berisi spagethi itu ke dalam mulutnya Fay mengunyahnya perlahan, namun satu hal mengganggunya saat ini. "Pria tadi? Apa dia adiknya tuan Tiger? Dia terlihat misterius" "Tapi sepertinya dia tidak sejahat tuan Tiger. Semoga saja" gerutunya lagi Fay membuang nafasnya berat, senyuman manisnya kini terpancar dari wajah cantiknya itu. Setelah kematian ayahnya, inilah senyum pertama yang ia miliki. "Lelaki tadi. Hm. Membuatku sedikit bersemangat. Tatapan matanya benar benar misterius. Indah, namun tak mudah diartikan" senyum Fay Ia kemudian meminum perlahan air putih di samping sepiring spagethi itu. Tiba tiba saja pintu terbuka lebar menampilkan sosok pria berpakaian serba hitam. "Kalian ma-mau apa?" Takut Fay mengingat bagaimana pria pria itu yang membawanya paksa dari rumahnya Kedua bodyguard tak banyak berbicara dan menarik paksa tubuh Fay segera "Ka-kalian? Mau apa?" Ujar nya lagi "Hari ini kau mulai bekerja, tuan Tiger memerintahkan kami untuk menggantikan pakaianmu. Dan ini adalah pakaian yang harus kau pakai malam ini" ujarnya dengan wajah yang datar dan melemparkan bingkisan yang dipegangnya ke kasur. Hingga beberapa rok minim dan setelannya kini terpapar disana. Fay terlihat begitu ketakutan "Tidak aku pakai baju ini saja" ujarnya mencoba mengelak "Kau ingin bekerja sebagai pelayan minuman dan memakai sweter besar itu? Haha yang benar saja" ujarnya tertawa Diikuti oleh temannya "Pegangi dia. Kita harus menggantinya. Itu perintah tuan. Jika dia menolak mengganti. Paksa dia. Sakiti jika perlu" senyumnya "Ba-baik aku akan menggantinya. Sendirian" ujar Fay menatapi mereka dengan penuh permohonan Kedua bodyguard itu saling beradu tatap "Bagaimana?" Dengan melempar senyuman nakal diantara keduanya "Tolong aku ya tuhan" lirih Fay memejamkan matanya takut Tiba tiba saja keduanya tertawa "Jika saja Boss tidak menyukai gadis polos sepertimu mungkin kau sudah habis oleh kami" ujarnya menatapi Fay tajam "Me-menyukai?" Gerutu Fay masih terheran Kedua Bogyguard itu melepaskan Fay dan bergegas keluar dari sana. "Kami akan menunggu kau dibawah. Jangan lebih dari 10 menit" ujarnya seraya pergi "Ba-baik" jawab Fay segera Ia begitu ketakutan, apa yang akan terjadi selanjutnya jika benar dia diharuskan sebagai penyaji minuman kepada orang orang yang mengunjungi klub itu. Fay mati rasa. Ini bukan dirinya. Fay bahkan sangat sulit beradaptasi dan sekarang? Ia diharuskan bekerja di keramaian bersama orang orang berbagai macam karakter yang sangat menakutkan baginya. Fay sekarang berpikir dalam dalam "Apa maksud mereka? Tuan Tiger menyukai ku? Ini berita buruk. Benar benar buruk" gerutunya "Ahhh.. aku harus ganti baju dulu saja" ujarnya seraya membuang nafasnya begitu berat Setelah 6 menit berlalu.. Fay melihat dirinya di cermin dan sungguh dia sangat tidak percaya diri dengan pakaian terbuka. Ia sangat bingung harus bagaimana lagi menghadapi masalahnya sekarang. "Tuhan.. apakah aku bisa melewati ujian sebesar ini?" Lirihnya dengan tatapan yang kian berkaca kaca Bruk!! Pintu itu kembali terbuka lebar. Ternyata kedua bodyguard kembali dan hendak menjemput Fay yang sudah berpakaian minim itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD