WAB

978 Words
Alexa berjalan menyusuri koridor Western menuju studio. Ia masih penasaran dengan ken. Keane Mohler?! Laki-laki itu, kenapa dia justru menjauhi Alexa? Alexa mengambil udara sebanyak-banyaknya sebelum membuka pintu studio. Begitu ia membukanya, mata alexa segera bertatapan dengan wajah ken. Laki-laki itu sedang duduk di lantai studio. Ia tertawa mendengar lelucon ryan. "Alexa!"Eve segera berlari memeluk alexa. "Aku kira kamu enggak bakal datang!" Ujar Eve manja. Alexa tertawa kemudian memeluk Eve. Ryan yang melihat Alexa segera saja mendekati gadis itu meninggalkan Ken yang masih duduk sambil memandangi. Ken tidak tau Alexa bisa tertawa sebebas itu. "Kau siap, sayang?" Tanya Ryan sambil memeluk Alexa singkat. "Aku gugup!" Ujar Alexa sambil tertawa. Alexa meletakkan tasnya kemudian memastikan tali sepatunya terikat sempurna. Ia kemudian melepaskan jaket abu-abunya menampakkan baju sejari yang berwarna ungu. Baru saja, alexa berjalan ke tengah studio, pintu studio terbuka. Karla, Darren dan Henry melongo masuk ke dalam studio diikuti dengan siswa-siswi lainnya. "Astaga! Gosip itu benar!" Karla berteriak. Alexa mengangkat alisnya. Senyumnya menghilang melihat kerumunan di pintu masuk studio. Ryan dan Eve tampaknya mengerti perasaan Alexa. Eve meminta Ryan untuk menutup pintu studio namun Alexa melarangnya. "It's okay! Ini resiko jika mau masuk WAB" ujar Alexa sambil tersenyum. Ken memperhatikan gadis di hadapannya. Sedikit bingung dengan kepribadian gadis tersebut. Ryan menepuk bahu Alexa meninggalkan gadis tersebut di tengah studio. Alexa memperhatikan pantulan bayangannya di kaca di hadapannya. Apa dia benar-benar bisa melakukannya? "Go, Al!" Karla berteriak sambil melompat. Alexa menoleh dan tersenyum ke arah Karla. Benar! Alexa berulangkali mengingatkan dirinya bahwa dia pasti bisa melakukannya. Alexa menutup matanya lalu menghela napas panjang. Begitu ia membuka matanya, Alexa mengangguk ke arah Eve. Segera saja lagu yang berjudul Crazy in Love dari Beyonce terdengar memenuhi studio. Setiap orang yang melihat Alexa bisa melihat sorotan tajam gadis itu. Begitu lagu mulai terdengar, Alexa mulai berjalan penuh percaya diri beberapa langkah ke depan kemudian berhenti di tempat sambil melenggokkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan sambil bertepuk tangan. Begitu suara beyonce mulai menyanyikan 'uh oh oh.... ' berulang kali, alexa memutar dirinya 45 derajat kemudian melakukan popping. Mata Ken membulat melihat gerakan Alexa yang benar-benar pas dan bertenaga. Gadis seanggun Alexa bisa menari seperti itu? Ken tersenyum miring. Apa lagi yang kau punya, Grignard? "Astaga! Itu alexa?" Karla berteriak kencang diikuti desas desus dari siswa-siswi yang menonton. Satu hal yang menarik perhatian selain gerakan alexa. Ekspresi gadis itu begitu seksi. Matanya menajam dengan kepercayaan diri yang tinggi seolah-olah ia sedang menggoda seseorang. Alexa berhenti menggerakkan bokongnya. Backsound kembali terdengar selagi alexa melangkah pelan menyesuaikan gerakan kakinya dengan lagu. Secara tidak langsung, alexa melihat ken yang terus memperhatikan dirinya. Ia menggigit bibirnya kesal lalu matanya kembali menajam. Watch me! Batin alexa. Beberapa detik kemudian, alexa mengangkat alisnya dan tersenyum miring . Detik kemudian ia melepaskan ikatan rambutnya. "Oh my god! She kills me!" Teriak henry saat alexa mengibaskan rambutnya. Ketika suara beyonce mulai bernyanyi, alexa mengangkat tangannya ke atas dengan kaki kanan yang mulai melebar, tangan kanannya mulai turun diiringi dengan kakinya yang mulai merapat, alexa melakukan putaran sambil melakukan gerakan memukul udara. Diikuti dengan kaki yang melangkah mundur kemudian mengulangi gerakan yang sama seperti sebelumnya. Alexa melakukan beberapa gerakan break dance yang dicampur sedikit dengan gerakan popping. Sesekali alexa menunduk memegangi lututnya dengan tubuh yang meliuk-liuk sempurna. Hingga pada part jay z terdengar, alexa berjalan mendekati ken. Laki-laki itu membulatkan matanya. Lagi-lagi kehadiran Alexa menyebabkan perasaan aneh pada Ken. Ken mengalihkan wajahnya berusaha meredam perasaannya. At least, Alexa tidak boleh tau seberapa besar efek yang disebabkan oleh gadis itu. Tapi alexa berjalan melalui ken. Dengan mudahnya ia berdiri tegak di atas kursi. Tubuhnya meliuk seiring dengan musik yang seakan memberi energi. Gadis itu tersenyum memandang ekspresi terkejut karla dan dengan sengaja mengedipkan mata ke arahnya. Karla tertegun melihat Alexa. Gadis itu memang cobaan. "Astaga! Daren? Kamu yakin itu alexa?" Karla berteriak. "Dia dewiku!" Ujar Henry penuh makna. Karena tidak nyaman dengan keberadaan alexa di belakangnya, Ken beranjak dari tempat duduknya dan menyandarkan tubuhnya di dinding. Dari sudut matanya, ia bisa melihat dengan jelas gerakan Alexa. Shit! Ken mengumpat ketika ia merasakan sesuatu berdenyut di bawah sana. Alexa merapatkan kedua kakinya kemudian menendang kursi tersebut ke belakang ketika jay z mengakhiri bagiannya. Ia kembali ke tengah studio. Alexa memandangi bayangannya. Berjuanglah al! Ini puncaknya! Alexa menari di tempatnya. Ia melangkah di tempatnya dengan gerakan yang ringan. Alexa melakukan twerk dengan tangan yang berulang kali mengacak rambutnya. Semua orang di studio menahan napasnya. Alexa memiringkan tubuhnya sambil meliukkan badannya. Ia mengangkat tangannya menaikkan secara bergantian yang diiringi dengan kibasan rambutnya hingga diakhiri dengan gerakan freeze dimana alexa berdiri tegak dengan tangan kanan di pingging sementara tatapannya menatap Ryan, Eve dan Ken bergantian. Segera saja tepuk tangan terdengar di studio. Ken memperhatikan Alexa. Gadis itu berlari memeluk Eve dan Karla. Kemudian berjalan mundur mendengar pujian yang meluncur dari mulut keduanya. "Babe! Kau harus menari untukku" ujar Henry dengan senyumam yang mengembang. "Tidak semudah itu melihatku menari, Henry! " ujar Alexa sambil tersenyum. Henry mengangkat bahunya acuh. Ia kemudian berjalan mendekati Alexa lalu melingkarkan tangannya di bahu gadis itu. "Kalau begitu, aku beruntung melihatmu menari tadi. But, akan lebih baik jika kau menari untukku" ujar Henry sambil memainkan alisnya ke atas dan ke bawah. Ken mengerjapkan matanya. Apa ia baru saja memikirkan Alexa? Ken mengepalkan tangannya lalu berjalan keluar studio. Gadis itu seakan dewi aphrodite yang siap menaklukkan dirinya kapanpun. Apapun itu, ken yakin hanya masalah waktu hingga Alexa benar-benar memegang kendali atas hati Ken. Alexa memandangi studio yang sepi. Kini, di ruangan itu hanya ada Karla, Daren, Ryan, Eve dan dirinya. Ia mendengus kesal. Sepertinya laki-laki itu benar-benar membencinya. Ia bahkan tidak mengucapkan sepatah katapun dan hilang tak berbekas. "Jadi?" Eve menatap Ryan sambil memeluknya. "Selamat datang, anggota WAB!" Ryan bertepuk tangan. Alexa tersenyum malu. Segera saja Karla memeluk Alexa sembari mengucapkan selamat. Alexa tidak mengerti dirinya. Ia jelas penasaran dengan Ken yang menjauhinya bahkan terkesan membencinya. Sebenarnya apa yang ingin ia lakukan? Alexa memejamkan matanya. Sejauh ini ia hanya berniat menaklukan laki-laki itu. Jelas Alexa tipe orang yang sulit jatuh cinta dan ia yakin, Alexa, jelas tidak merasakan perasaan yang disebut cinta kepada Ken. Atau, ia belum mengakuinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD