Kami menghabiskan waktu hingga jam setengah sembilan malam karena keasyikan ngobrol tentang rencana-rencana kami setelah lulusan nanti.
"Owie wa gue nih, nanyain elo Pris... kehilangan temen duet kayaknya," gelak Ario ketika membaca wa chatnya.
"Kan udah ada temen duet hidup di Vila, temen duet panggung mau hangout dulu," jawabku sekenanya. Walau miris juga mengucapkannya.
"Telpon lo nggak nyala?"
"Nyala kok..." jawabku sambil mengeluarkan hapeku dari tas.
"Tadi nyala maksudnya, sekarang udah mati," jawabku sambil menyengir karena melihat hapeku sudah mati karena kehabisan daya sepertinya.
"Pantesss Owie wa gue," ucap Ario lagi.
"Bilang sama Owie, urusin aja ceweknya yang nyebelin itu dari pada nanyain Priska, duetnya kan besok, jangan sok posesip deh." Seus Nandia beraksi.
"Yaelah, dia cuma nanya doang cong, galak banget sih lo!" Aku agak tidak terima Owie diomongin begitu sama Nandi.
"Gue masih kesel kejadian di bis tadi, udah lah dia yang nggak ada dilist, pake marah-marah lagi sama lo gara-gara Owie duduk disebelah lo ... ya wajar aja kalian duduk sama-sama, apa yang aneh sih? Dia aja nggak tau etika, gue sumpahin putus baru mampus!"
"Astagaaa mulut lo, ngeri banget sih," sahutku kaget.
"Kayaknya Owie juga udah ogah-ogahan sama Luna." Kali ini Ario yang menimpali.
"Nah menarik nih, sumber langsung dari temen sebangku dan sohib yang bersangkutan," Sambut Nandi lagi.
"Owie nggak pernah cerita langsung bagaimana dia sama Luna, tapi beberapa kali gue ajak double date sama cewek gue, Owie nggak pernah mau. Pernah waktu itu gue ngomong langsung depan Luna, Owie nya cuma ngegeleng doang, Lunanya marah-marah karena pengen banget bareng gue dan Maya ke GI malam minggu itu. kekeuh lho si Owie nggak mau. Luna ngomel-ngomel, dia bilang 'kamu berubah banget, nggak pernah ngajak aku pergi lagi malam mingguan, nggak pernah ke rumah lagi, nggak pernah perhatian lagi'..si Owie sambil ngeloyor pergi malah nyaut, 'cari aja yang laen' asli nangis si Luna." Cerita Ario panjang lebar.
Aku menelan ludah karena grogi. Aku tidak tahu mau komentar apapun, untung ada seus Nandi my hero yang emang rumpi.
"Ada hilal putus kayaknya. pantes Luna ngotot mau ngikutin Owie tadi. Dia cemburu sama lo tuh Pris."
"Kok gue sih cooong?" Aku tidak terima.
"Semua cewek yg deket dengan Owie pasti dicemburui Luna, hati-hati aja lo Pris, soalnya Luna kan agak sadis judesnya, walau lo cuma latihan doang tapi hati-hati aja." Ario mengingatkan yang kusambut dengan anggukan.
"Mungkin Owie ada yang baru." Ucapan singkat Keanu sukses mata kami bertiga tertuju kepadanya.
"Tau dari mana lo? Bagus kalo gitu," tahu kan ucapan siapaaa? Yes ! My bestie.
"Dua atau tiga minggu yang lalu gue pernah lihat Owie ngerangkul cewek di PIM, gue yakin itu bukan Luna. Tadinya gue lihat Owie sendirian berdiri depan pintu masuk theater gitu, udah mau gue samperin eh sepupu gue pake acara ngajak ngobrol sebentar, nah gue nggak lihat waktu cewek itu nyamperin Owie, gue cuma lihat belakangnya doang pas dia udah mau masuk pula, tapi gue yakin ceweknya bukan Luna. Owie ngerangkul bahunya gitu. Sayangnya gue nggak se theater sama Owie, kalo sama pasti gue samperin di dalem, soalnya penasaran juga gue."
Aku mulai memucat dan tidak nyaman. Gini ya rasanya jalan sama pacar orang, penuh ketakutan.
"Kayak apa ceweknya..cantik nggak?" Ario penasaran.
"Nggak lihat wajahnya sih tapi gue yakin cantik, tingginya sebahu Owie gitu, hmm.. kayak Priska gini kurang lebih," jelas keanu.
"Jiahh gue lagi," sahutku dibuat sesantai mungkin meski rasanya aku sudah pucat pasi.
"Bukan elo maksud gue Pris, mirip - mirip body lo kalo dari belakang." Keanu mempertegas ucapannya.
"Body lo pasaran Cyin." Sekarang Nandi yang menyahuti.
"Emang! banyak di mal body kayak gue," jawabku lega.
"Owie kan sebentar lagi mau berangkat ke Australia buat sekolah Pilot, setahu gue Luna tuh nggak setuju Owie jadi Pilot, gue rasa begitu Owie berangkat auto putus tuh mereka." ramal Ario.
"Bagus..Owie tuh selain ganteng, tajir juga baek banget, harusnya dapat cewek selain cantik harus baik juga, nggak ajaib kayak Luna gitu, bukannya elo yang nyomblangin mereka Yo?" Tanya nandi.
"Bukan gue yang nyomblangin ... cuma support aja, Luna emang ngebet banget sama Owie waktu itu. Gue bilang..udah pacarin aja, cantik dan famous lagi. Owie mah iya-iya aja."
"Sekarang baru berasa apesnya, cantik nggak selalu asyik ternyata." Komentar Keanu.ih kamu kok sama pikirannya kayak aku sih Nu.
"Panjang umur, Owie nelpon gue nih." Hape Ario menerima panggilan dengan mode speaker.
"Lo dimana?" Terdengar suara Owie seperti orang tidak sabaran.
" Di Orion cafe.."
"Sama siapa?"
"Gue, Keanu, Nandi, Priska."
"Gue susul, shareloc."
"Kita udah mau balik Wi, si Nandi lagi mau pesan taksi tuh." Jawab Ario yang memang melihat Nandi sibuk dengan hapenya.
"Yaudah gue tunggu disini aja."
"Ok Boss," jawab Ario dan langsung mematikan hape.
"Udah dapat taksinya Nan?" Tanya Ario.
"Siapa yang pesan taksi? Orang gue lagi ngebales WA mami gue." Emang pilih kasih nih bencong satu, giliran Aku yang manggil dia 'Nan' marahnya minta ampun, Ario yg manggil tetap manis aja dia. Dasarrr keong racun!
"Ya udah gue pesen taksi sekarang ya, minta bill dong Nu," pinta Ario ke Keanu.
Setelah membereskan bayaran kami pulang memakai taksi yang di pesan Ario tadi.
Ketika memasuki halaman villa tampak Owie sedang berbicara dengan pak Anang yang kami ketahui sebagai penjaga villa.
"Buset deh, repotnya bawa anak perawan sampe ditunggui partnernya didepan pintu," ucap Ario melihat Owie.
"Takut temen duetnya lecet kayaknya." Keanu menimpali.
Aku tersenyum mendengar komentar mereka.
"Kayak almarhum bokap gue aja si Owie. Bokap tuh dulu suka nungguin gue pulang di depan pintu."
Mereka tertawa mendengar ucapanku ketika kami turun dari mobil.
Owie terlihat heran melihat dua lelaki dan yang satu lagi setengah lelaki yang bersamaku turun dari mobil sedang tertawa lucu.
"Nggak nyangka temen duet lo lucu banget Wie...," ucap Ario ketika kami sampai dihadapan Owie.
"Kenapa?" Tanyanya dengan nada datar kayak jalan tol Cipali.
"Ngeliat lo berdiri disini masak kata Priska mirip Almarhum bokapnya Priska dulu waktu nungguin anaknya pulang, kejam banget Priska bilang lo kayak bapak-bapak Wie..kebanyakan ngopi nih dia." Ario mengoceh panjang lebar.
Aku hanya senyum-senyum saja diomongin sama Ario.
" Cyin..masuk yuk." ajak Nandi kepadaku.
"Sebentar gue ada perlu sama Priska,"sahut Owie.
"Oke..oke..gue duluan ya."
Mereka duluan memasuki halaman dalam villa, sedangkan aku mengambil posisi duduk didekat Owie.
"Kenapa?" Tanyaku memulai pembicaraan.
"Kok kamu pergi nggak bilang sama aku?"
"Lho...kamu dari tadi nggak kelihatan, aku pikir kamu pergi sama Luna. Tadi anak-anak ngajakin ngafe aku iyain karena nggak tahu juga mau ngapain, emang kamu nyariin aku mau ngapain, latihan?"
"Aku cuma di kamar setelah giliran kita tadi , setelah GR selesai baru aku keluar. Tadi aku nyariin kamu nggak ada, aku telp, wa nggak terkirim," ucapnya dengan nada kesal.
"Aku baru tau hapeku mati Wie..sorry, nggak ngecek lagi tadi."
Aku lihat Owie menghela nafas.
"Kamu sudah makan?"
"Udah di Cafe tadi."
"Aku belum," ucapnya yang membuatku kaget.
"Serius? Kenapa nggak makan sih, kalo sakit gimana. Panitia kan udah nyiapin makan malam. Makanya jangan ngamar aja mentang-mentang ada ceweknya," omelku geram.
Owie melihat ku tajam.
"Asal nuduh aja."
" Nggak ngasal lah, ngaku aja."
"Ngapain ngaku kalo aku nggak yang seperti kamu tuduhin."
"Trus pacar kamu mana, masak dia nggak nemenin kamu makan...gimana sih!"
"Sekarang kamu temenin aku makan."
"Nggak mau ah...nanti aku diterkam sama Singa..Taman Safari kan dekat dari sini." sindirku.
"Singa apa sih...aku laper banget nih."
"Udah malam, minta tolong penjaga aja nyariin makan, aku baru juga pulang masak pergi lagi."
Tiba-tiba pak Anang menghampiri kami.
"Ini kunci mobilnya a'."
" Makasih pak."
"Mobil siapa?"
"Mobil aku, diantar supir tadi sore...cuma aku tadi masih di kamar jadi kuncinya di titip."
"Supirnya mana?"
"Izin pulang kampungnya di Cianjur, mumpung gak jauh dari sini, Minggu pagi kesini lagi."
"Kamu pulang Minggu?"
"Iya bareng kamu."
"Dih...aku besok pulang sama Wendy"
"Sama aku."
"Nggak , kamu pulang aja sama pacar kamu, biar akrab...kan lumayan dua jam di perjalanan."
"Yuk temenin aku cari makan", ajaknya sambil menarik tanganku menuju mobilnya.Ini mah pemaksaan yang bikin deg-degan namanya Baaang.
Akhirnya kami pergi masih diarea Cisarua di dekat villa, ada tempat makan yang jual Swarma khas makanan Arab. Makanan simple tapi cukup mengenyangkan.
"Kamu makan lagi nggak?"
Aku menggeleng.
"Kenyang banget, tadi aku makan chicken katsu pake nasi."
Aku hanya melihat Owie makan didalam mobil di parkiran resto ini
karena dia tidak berniat turun.
"Kamu cukup cuma makan itu?"
"Cukup, kenyang kok," jawabnya.
"Kamu ngapain aja tadi di Cafe?"
"Ya..makan..ngobrol. Kalo ada Nandi kan bawaannya ketawa terus."
"Kok Kamu nggak ngajak aku?"
"Tadi nya Ario mau ngajak kamu, tapi karena ada Luna jadi nggak jadi soalnya Nandi masih kesel sama Luna gara-gara di bis tadi. Lagian mobil udah ada dari sore kenapa kamu nggak jalan sama Luna?"
"Mana aku tahu dia dimana, nggak peduli juga, kan sudah aku bilang aku di kamar."
"Eh aku pikir di kamarnya sama Luna." Ucapku dan spontan dia menyentil dahiku pelan.
"Otaknya negatif banget sih."
Aku mengusap dahiku yang disentil Owie tadi sambil nyengir.
"Mana aku tahu, lagian kamu nggak muncul kirain ngilang bareng."
"Emang kamar kamu disebelah mana sih?" Tanyaku lagi.
"Di sebelah kamar kamu."
"Owh..aku nggak tau."
"Kamu sekamar sama farah kan?"
" Iya, Aku ngasih tahu dia tadi kalo aku pergi sama Nandi dan Ario," jawabku.
"Iya aku tadi nanyain kamu sama Farah, katanya kamu lagi ke cafe sama Nandi."
"Jangan-jangan aku balik dia udah tidur."
"Mungkin aja, soalnya tadi aku ketuk kamar dia udah siap-siap tidur."
"Udah yuk pulang., aku belum mandi nih."
"Kamu mau mandi malam-malam begini? jangan deh, ntar malah sakit. cuci-cuci aja."
"Kan ada water heater, tadi aku lihat. "
"Ya tetap aja, kan udara nya dingin. mending mandi pagi dari pada malam begini."
"Yaudah deh..yuk balik."
Kami meninggalkan halaman resto menuju villa.
"Wie, nanti aku turun duluan ya..takut masih ada yang ngumpul di ruang tengah. Kamu turunnya nanti aja kasih jarak waktu ya.kalo perlu kamu ngobrol dulu sama pak Anang."
"Hm.."
"Jangan Hm..Hm aja Wie..aku bilangnya abis nelpon diluar. Kan mereka tahunya aku pergi sama Nandi, Ario dan Keanu."
"Iya...takut banget sih."
" Kan sudah aku bilang taman Safari deket sini, kalo ada Singa nyasar terus aku di terkam, kamu mau tanggung jawab?"
" Iya..Singanya aku bikin kornet nanti kalo berani nyerang kamu."
"Iih..amit-amit." Aku mengetuk ngetuk dasboard mobil.
Owie tertawa. Akhiirnya nggak bete lagi dia.
Kami memasuki halaman villa, Aku turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam villa. Daaan benar, masih ada yang main gaple di depan TV. Selain anak panitia ada juga Ario, nandi dan Luna!
"Dari mana Pris?"