Asegap POV. "Saya tidak akan pernah menceraikan kamu, lili!" Mana bisa aku menceraikannya. Aku tidak akan melakukan itu. Aku mulai merasa membutuhkannya, jadi bagaimana bisa aku mencerikan dirinya. "kenapa? apa karena anda mulai menyukai saya?" dia sinis sekali. Tebakannya tepat sekali. Namun mana bisa aku jujur padanya. Di mana harga diriku sebagai Asegap penakluk seorang perempuan. Aku sudah takluk padanya, sementara aku melihat kalau dia masih saja belum takluk olehku. NO! aku tidak akan pernah mengakui perasaan ini, sebelum dia benar benar terlihat jatuh cinta padaku. AKu mendekat dan mengusap pipinya. Ku cium dia dalam sekali, dan dia tidak menolaknya. Karena kalau sampai dia menolaknya, maka aku akan mengakhiri pengobatan ibunya. "Tidak, sayang. Mana mungkin aku mulai menyuk