Lelaki Juga Butuh Menangis.

1530 Words

Macau ... "Aku ingin bicara dengan kamu, boleh?" Ervan ingin memperjelas hubungan diantara mereka. Meski ia tahu ini sangat pedih, tapi ia harus mendapatkan sebuah kejelasan. "Baiklah. " sahut Elana, ia menatap Virdaus. "Aku ingin berbicara dengan teman ku di coffe shop. Apa boleh?" "tentu saja, sayang. Habiskan waktumu bersamanya, karena setelah menikah, aku mungkin tidak akan mengijinkan itu." ujar Virdaus. "Baiklah. Ayo kita ke koffe shop." Elana berjalan lebih dulu, meningalkan ruangan itu. Lalu Ervan pun menyusul ke luar. Sampai lah mereka di koffe shop. Ervan dan Elana duduk saling berhadapan. Mereka juga sudah memesan kopi kesukaan masing masing. "Jadi kenapa elana?" Ervan memulai pembicaraan. "Aku minta maaf, ervan. AKu tidak bisa memberitahu mu tentang ini. Tapi aku sungguh

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD