"Aggghh!" jeritan Berlian ketika Saga sang kakak menamparnya hebat. Laki laki itu tiba tiba datang ke kosannya dan meminta uang. Saga ini pemabuk berat, dan juga tukang judi. Ia suka menghabiskan uangnya Berlian, setiap kali ia tahu adiknya itu sudah gajihan.
"MANA UANGNYA! KAMU JANGAN BEBOHONG!"
Berlian memegang pipinya sambil tersedu dalam tangis. "Ak--aku enggak punya uang ka ... ak-aku belum gajihan. Ak--"
"BOHONG! KAMU JANGAN BERBOHONG!" Saga mencengkeram rahangnya Berlian dengan kuat, sampai berlian merasa kesakitan. "Teruslah berbohong ... kamu ingin tangan mu ini patah hah!" Saga mengcekeram pergelangan tangan Berlian dengan sangat kuat. membuat gadis itu menjerit dan menangis lagi. "A-ambil ka ... ada di lemari. ambil ..." itu adalah uang terakhir Berlian untuk dua minggu makan. Ia bahkan tidak tahu apakah uang itu cukup atau enggak untuknya makan.
"KENAPA CUMA SEGINI? KENAPA KAMU ENGGAK NYARI UANG YANG BANYAK!"
"Kan aku bilang sama kakak, aku belum gajihan ..." ujar Berlian pelan dan ketakutan.
"DASAR TIDAK BERGUNA!" Saga mendorong kepalanya Berlian sampai kening gadis itu terbentur lantai kosan. Sehingga perempuan itu meringis, kepalanya terasa amat sakit dan pusing. Ia memejamkan kedua matanya seolah akan kehilangan nyawa.
"AYO!"
"Ke-kemana ka ..."
"Aku akan jual kamu! kamu bisa menghasilkan uang lebih banyak. Percuma punya wajah cantik, kalau kamu enggak menghasilkan uang. Bagaimana?"
"Ja-jangan. Jangan jual aku kak. Aku-aku akan bekerja dengan sangat keras. Aku janji ka ..."
"AHH BULSHIT! Kamu enggak becus kerja. Mending aku jual saja kamu. Mereka pasti mau beli kamu dengan harga fantastik. Kamu masih perawan bukan?" seringaian Saga, sungguh membuat Berlian sangat ketakutan. Ia membayangkan akan bertemu om om botak yang kejam, lalu menjadi mangsa mereka.
"Jangan kaaa ... aku mohon. Jangan ..."
"Jangan banyak bacot! kamu harusnya bia membahagiakan aku kakakmu! kerja yang bener. Dan cari uang yang banyak. "
"Enggak kak ... jangan ..." Berlian terus memohon agar Saga tidak sampai membawanya bertemu dengan para lelaki hidung belang itu.
"Berisik!" Saga menarik gadis itu tidak ubahnya seekor hewan tanpa belas kasih. Berlian yang belum siap pun ditarik di atas lantai seperti seekor kucing. Lalu di naikan ke atas motornya dan Saga pun segera membawanya ke salon.
"Ka .." cicit Berlian.
"masuk b******k!" Saga mendorong Berlian agar masuk ke dalam salon itu. "Dandani dia sampai cantik, dan kasih baju yang super minim." perintah Saga.
"Iya, tuan." ujar pemilik salon itu. Mereka tidak mengenal Saga, namun melihat wajah Saga yang tampan, mereka pun melakukan itu dengan senang hati. Berlian di tarik masuk ke dalam, dan di dandani dengan make naturan yang membuat gadis itu terlihat begitu cantik, rambutnya di catok menjadi indah dan berkilau. Lalu setelah itu mereka memberikan baju seksi ketat berwarna merah maroon dua jengkal di atas lutut. Membuat Berlian sungguh tidak nyaman, dan sangat malu."Mbak ... kenapa bajunya begini?" Berian menutupi pahanya oleh telapak tangan, juga bagian atas yang menyembul, akibat baju yang ketat itu.
"Kamu sangat cantik, dan ini akan membuatmu cepat laku sayang." ujar pemilik salon itu.
Berlian menunduk dengan air matanya yang luruh begitu saja. Kenapa kakaknya setega ini padanya. Berian sungguh merasa nelangsa sekali.
"Udah beres?" dari pintu Saga menyebul dan melihat penampilan Berlian. "Nah, kerja bagus! sekarang ayo kita pergi, aku sudah punya janji dengan Om om yang sedang kesepian dan mau membayar kamu dengan harga selangit." ujarnya.
Berlian mendunduk pilu dengan hatinya yang begitu hancur. Ia pun naik ke atas motor lalu tidak lama kemudian mereka pun telah sampai di club itu. Saga mendorong gadis itu masuk,.
"Om ini anaknya!" ujar Saga, pada lelaki yang sudah menunggu di sana.
lelaki yang dipanggil om itu menatap Berlian dengan begitu terpukau. "Waw ini barang yang sangat bagus. Apakah dia masih perawan?" tanya om om itu.
"Tentu saja om. Dan Om bisa membuktikannya nanti." ujar Saga.
"tentu saja, berapa yang kamu inginkan. Akan aku bayar setengahnya, sebelum di unboxing. Lalu setelah benar terbukti kalau dia perawan. Maka aku akan membayar setengahnya lagi. " ujar om om itu.
"Baiklah, bagaimana kalau satu milyar? dia ini masih perawan. Om akan puas dengannya, dia juga sangat cantik kan?"
"Oh, tentu saja. Satu miilyar untuk tiga bulan pasti akan sangat memuaskan. Aku akan memakainya setiap hari." dia tergelak nikmat seperti iblis. Sedangkan Berlian begitu gemetar dan menangis pelan. Laki laki tua itu sungguh amat menakutkan.
"Siapa namamu sayang?" om om itu mendekat dan menyentuh wajahnya Berlian.
"Jangan sentuh!" Berlian menepiskan tangannya laki laki tua itu.
"Ah, aku sangat suka dengan penolakan manis ini!" kekehnya.
"Uangnnya dulu, setengah. Setelah selesai, kirim lagi yang setengahnya!" ujar Saga.
"baiklah. Mana nomor rekening mu." Lalu saga pun memberikan nomor rekeningnya. "Silakan nikmati dia, aku sudah tidak butuh dia." kemudian Saga pergi dengan sebuah senyuman bahagia, karena ia sudah mendapatkan uang lima ratus juta. Sedangkan Berlian berteriak pilu melihat kakaknya pergi begitu saja, sedangkan ia kini mulai menjadi santapan laki laki itu. Tangannya dicekal om itu dengan erat. "Tenang sayang ... Om tidak akan melukaimu. Om justru akan mengajamu bersenang senang." Laki laki itu.
Dari kejauhan Asegap dan Tristan melihatnya.
"kasihan sekali tuan, sepertinya ia dijual oleh laki laki tadi." ujar Tristan.
"Bukan urusanku!" ujar Asegap cuek.
"Aku tidak tega." sahut Tristan.
"Biarkan saja!"
"Ayolah Tuan."
"Kamu ingin aku memotong gajihmu?"
"Tidak apa apa potong saja. Tapi tolong dia. Uang tuan juga banyak. Beli lagi dari om om itu, dan lepaskan dia." ujar Tristan begitu tulus.
"Dasar!" akhirnya meski kesal. Asegap berjalan ke arah perempuan dan om om itu.
"Selamat malam pak Adrew?" sapa Asegap dengan senyuman manisnya. Ia melirik pada gadis yang menunduk terlihat sesenggukan itu.
Lelaki yang dipanggil adrew itu menatap Asegap dengan senyuman juga. "Malam pak Asegap. Wah, ini sebuah kejutan hebat. Ada yang bisa saya bantu?"
"Apakah malam ini pak Adrew akan berpesta dengannya?" yang dimaksud Asegap tentu saja dengan gadis yang berada di samping adrew.
"Iya, tentu saja. Dia masih perawan. Kakaknya baru saja menjualnya padaku." ujar Adrew pada Asegap, membuat Asegap menatap gadis itu dengan memicing. Sepertinya ia mengenali gadis itu. Tapi ...
"Dia sangat cantik sekali." Andrew mengangkat dagunya Berlian sehingga Asegap bisa melihat wajah jelita itu dengan terperanjat kaget. Bukankah dia ini gadis yang sedang ia cari. Mendadak ia tersenyum kecil.
"Bagaimana kalau saya beli lagi dengan harga yang lebih tinggi?" ujar Asegap.
"Oh, saya sangat menginginkannya tidak sabar lagi."
"gadis ini adalah seorang pencuri hebat, dia telah menjadi sebuah buronan. Kalau Tuan memeliharanya, maka tuan akan masuk menjadi tersangka." ujar Asegap berbohong.
"Apa! dia seorang pencuri?" Adrew setengah berteriak.
"Iya, dia mencuri aset perusahaan saya. Dan saya memang sedang mencarinya!" ujar Asegap lagi.
Belian menelan ludah ketika melihat siapa yang berbicara itu. Ia jelas ingat kalau di depannya ini adalah seorang pewaris Adytia Group. Dia telah melakukan kekerasan padanya. Apakah itu artinya selain dijual oleh kakaknya dia juga akan dipenjara? Berlian sungguh sangat tidak beruntung.
"Jadi bagaimana tuan?" tanya Asegap.
"Baiklah, bawa saja dia!" andrew mendorong Berlian sampai gadis itu jatuh di pelukannya Asegap.
"Baiklah, akan saya kirimkan uangnya sekarang. Berapa kalau boleh saya tahu?"
"Satu milyar!" ujar adrew.
"Baiklah, saya transfer sekarang!" ujar Asegap. Mengirimkan uang sesuai permintaan, lalu menatap gadis itu, dengan mensejajarkan pandangannya. "Kamu miliku!" bisiknya, membuat Berlian menegang dengan wajah pias.