PART. 5 SYARAT

900 Words
"Kamu boleh membenciku, atau memakiku. Tapi tolong, jangan gugurkan janin di dalam rahimmu. Dia tidak bersalah, Mala. Akulah yang salah, aku mohon biarkan janin itu tetap hidup. Setelah kamu melahirkan, terserah padamu, apakah kamu ingin mengakui sebagai anakmu atau tidak. Apapun yang kamu inginkan akan aku penuhi, asal kamu mau mempertahankan janin di dalam rahimmu" "Sebegitu mudahnya anda bicara tentang mempertahankan. Aku yang akan merasakan sakitnya, pendidikanku akan terbengkalai karenanya!" "Tapi menggugurkan kandungan bukan jalan terbaik, Mala. Itu bisa membahayakan jiwamu juga, selain menjadi dosa tentunya. Aku memohon kepadamu dengan segala kerendahan hatiku, tolong pertahankan kandunganmu. Dan menikahlah denganku, meski hanya sampai bayi yang kamu kandung lahir ke dunia. Setelah itu, aku akan mencari cara agar kamu bisa menikah dengan Bagas, tanpa Bagas pernah tahu apa yang sudah terjadi diantara kita," mohon Bisma. "Menikah dengan Bagas! Apa anda tidak tahu, seorang wanita yang dinikahi dan digauli seorang pria, tidak boleh menikah dengan anak pria tersebut!" "Aku tahu itu, tapi aku yakinkan, kalau kamu bisa menikah dengan Bagas. Aku belum bisa menjelaskannya sekarang, tapi itu janjiku padamu" "Beri aku waktu untuk berpikir, sebaiknya anda ke luar dari sini!" Ucap Mala dengan nada dingin. Bisma menarik napasnya, lalu bangkit dari duduknya. "Jangan melakukan hal yang nantinya membuatmu menyesal, Mala. Dia memang hasil dari perbuatan dosa, tapi dia tidak berdosa. Jangan karena kamu membenciku, kamu juga jadi membencinya. Suka atau tidak suka, dia adalah darah dagingmu! Jangan biarkan kebencianmu, membekukan perasaanmu!" Ujar Bisma sebelum beranjak meninggalkan kamar Mala. Mala termangu di tempatnya, kebimbangan menerjang perasaannya. Ia ingin menggugurkan kandungannya, karena ingin aib terhapus dari hidupnya. Tapi hati kecilnya menolak untuk melakukannya, karena ia tahu, itu adalah perbuatan dosa. Menggugurkan kandungannya tidak akan mengembalikan kesuciannya. Juga tidak akan menghapus noda dalam hidupnya. Air mata Mala kembali mengalir, teringat kalau pernikahan impiannya bersama Bagas hanyalah tinggal impian saja. Karena hal itu tidak akan pernah jadi kenyataan. Mala tidak bisa menerima janji Bisma tentang pernikahannya dengan Bagas, karena ia sangat tahu kalau seorang wanita yang dinikahi dan digauli seorang pria, tidak akan bisa menikah dengan anak dari pria tersebut. Bisma menutup pintu kamar Mala, ditatap test pack yang masih berada di dalam genggamannya. Tangannya bergetar samar, ada rasa yang tidak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata. Matanya berkaca-kaca, digenggamnya erat test pack di tangannya, seakan itu adalah benda paling berharga yang ingin dijaga dengan sepenuh jiwanya. 'Apapun keinginanmu, akan aku luluskan, asal kamu mau menjaga benihku yang tumbuh di dalam rahimmu. Bahkan jika kamu ingin seluruh hartaku, akan aku berikan, Mala. Dia sangat berharga bagiku, lebih barharga dari apapun juga di dunia ini. Aku rela berjuang kembali untuk memulai semuanya dari awal, asal dia bersamaku' *** Mala dan Bisma duduk berhadapan di dalam kamar Mala. Mala sudah mengambil keputusan penting dalam hidupnya. Setelah 2 hari ini ia berjibaku dengan dirinya sendiri. Menimbang baik dan buruknya. Mencoba mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang bisa saja akan terjadi nantinya. Bisma menatap Mala dengan penuh harapan, harapan akan permohonannya yang diluluskan oleh Mala. Agar Mala bersedia mempertahankan janinnya, janin dari darah dagingnya. Bisma sangat berharap, diusianya yang tak lagi muda, bisa merasakan menimang buah hatinya. Tak perduli jika orang berpikir, ia sudah terlalu tua untuk memiliki anak, tak perduli jika orang nantinya akan mengira anak itu adalah cucunya. Bisma cukup percaya diri dengan penampilannya. Meski usianya tidak lagi muda, tapi tampilannya tidak terlihat terlalu tua. Masih pantas rasanya kalau ia punya anak balita. "Katakan keputusanmu, Mala. Aku berharap kamu mau meluluskan permintaanku" Bisma memulai buka suara lebih dulu. "Dengan beberapa syarat, Tuan Bisma. Aku bersedia memenuhi keinginan anda" jawab Mala dengan nada dingin. Bisma menarik napas lega, ia tidak perduli dengan syarat yang akan diajukan Mala. Yang terpenting baginya, Mala bersedia mempertahankan kehamilannya. "Katakan apa syaratnya?" "Pertama, kita hanya menikah siri, aku tidak ingin pernikahan ini sampai tersebar ke luar dari rumah ini" "Aku sanggupi, semua asisten rumah tanggaku adalah orang-orang setia yang sangat loyal terhadap diriku. Kamu jangan khawatir soal itu" sahut Bisma cepat. "Kedua, tidak ada hak dan kewajiban dalam pernikahan ini. Pernikahan ini murni hanya untuk bayi yang aku kandung. Anda pahamkan maksudku?" "Aku mengerti, tidak akan ada yang berubah dalam hubungan kita. Aku tetap Bisma, ayah Bagas. Dan kamu tetap Mala, kekasih Bagas" "Ketiga, setelah anak ini lahir, aku ingin kita segera bercerai. Dan aku, tidak ingin disangkut pautkan sedikitpun dengan anak ini. Dia anakmu Tuan, aku hanya mengandungnya saja. Terserah anda, bagaimana anda menjelaskan tentang ibunya. Karena bagiku, dia aib dalam hidupku" nada suara Mala sangat jelas menyimpan kemarahan dan kekecewaan, ditatapnya Bisma dengan rasa benci yang tak bisa ia tutupi. "Akan aku penuhi" "Yang keempat, anda harus mengijinkan aku tetap tinggal di sini meski kita sudah bercerai. Ini sebagai janjiku kepada Bagas untuk menunggunya di sini. Meski aku tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, tapi aku ingin memenuhi janjiku" "Tidak masalah, tidak akan ada yang berubah. Semua akan tetap seperti biasanya. Aku tidak akan menuntut apapun darimu, setelah anak itu lahir, kamu bebas meneruskan hidup sesuai keinginanmu" sahut Bisma tegas. "Aku kira tidak ada yang harus dibicarakan lagi" "Baiklah, aku akan segera mengatur semuanya, aku ucapkan terimakasih karena kamu mau mempertimbangkan permohonanku, Mala. Selamat malam" Bisma bangkit dari duduknya, ia melangkah dengan hati lega. Bisma berharap semua akan berjalan dengan baik. Mala menutup pintu kamarnya, lalu ia duduk termangu di atas ranjang. 'Apa aku terlihat murahan, menukar harga diriku dengan hidup yang nyaman? Tapi ini pilihan terbaik diantara yang terburuk.' BERSAMBUNG 200 komen
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD