‘Semua jadwal saja batalkan saja. Saya masih harus di sini.’ ‘…..’ ‘Sudah, Yusa. Semua keputusan ada pada saya, ‘kan?’ ‘…..’ ‘Saya bisa tanggung konsekuensinya. Kehilangan Pak Jaya tidak akan membuat perusahaan saya bangkrut. Jadi, batalkan jadwal saya sampai hari Rabu.’ ‘…..’ ‘Saya tahu itu kesepakatan, tapi ini urusan saya.’ ‘…..’ ‘Diam, Yusa. Ini bukan urusan kamu.’ ‘…..’ ‘Dan, tugasmu ke sekolahan anak-anak dan sampaikan izin mereka.’ ‘…..’ ‘Okee. Ingat itu. Dan, jangan ganggu saya.’ Ku dengar Mas Naren tengah berbicara melalui telepon dengan Mbak Yusa, aku tahu itu adalah Mbak Yusa karena Mas Naren sempat menyebut namanya. Mas Naren membatalkan semua jadwalnya demi aku? Aku sampai besar kepala mendengarkan Mas Naren mengatakan hal itu. Ini benar atau tidak, tapi Mas Nar