Erwin berulang-ulang memperhatikan Mayang yang menikmati sarapannya dalam diam. Tidak terpikir olehnya bahwa Mayang baru pertama kali merasakan masakan orang lain yang dimasak untuk mereka berdua. Selama ini dia lah yang selalu memasak setiap hari sementara Meli hanya menikmati, mengeluh dan mencela setiap masakan yang dia buat. Terakhir kali malah Meli justru membuang masakannya. “Terima kasih,” katanya Lirih begitu ia memergoki pandangan Erwin. “Untuk apa?” “Untuk sarapan ini. Aku tidak mengira kalau pada hari pertama kepergianku dari rumah justru menjadi hari pertama aku dimanja oleh orang yang bukan keluargaku,” senyum Mayang membuatnya terlihat wajahnya begitu tulus. “Ini hanya sarapan sederhana di tengah keterbatasan stok makanan yang ada di rumahku,” jawab Erwin tertawa. “