Zack tersenyum. "Kau istimewa Al-ku Sayang. Kau hebat, karena bisa bertahan dengan kepolosanmu, saat berada pada tempat, di mana orang-orang menjual kepalsuan," puji Zack menyanjung istrinya. "Darimana kau tahu kalau aku masih gadis polos?" Tanya Alena bernada manja. "Dari raut wajahmu, dari senyummu, dari tatapan matamu." Zack mengusap kepala Alena. "Apakah sedalam itu kau memperhatikan aku?" Alena sungguh penasaran. "Ya Al ... ya." Zack kembali mengecup kepala Alena. Alena menuntun telapak tangan Zack untuk menyentuh dadanya. "Al-ku, kau sedang sakit, Sayang." "Hariku rasanya belum sempurna, kalau kau belum menyentuhku, Zack." Alena menekan telapak tangan Zack ke dadanya. Telapak tangan Zack bergerak menyentuh mesra salah satu gundukan indah milik Alena. "Zack ...." Alena berguma