bc

Cinta Alena

book_age18+
9.2K
FOLLOW
70.1K
READ
love after marriage
age gap
goodgirl
kickass heroine
heavy
female lead
realistic earth
first love
asexual
passionate
like
intro-logo
Blurb

Alena Andersen (19 tahun)

Gadis pincang dari tempat p*****ran, begitulah orang menyebutnya. Ia memang tinggal di tempat p*****ran, karena ibunya mantan p*****r yang kemudian menjadi mucikari.

Alena dihadapkan pada dua pilihan. Pilihan yang disodorkan oleh Baron, ayah tirinya, saat Ibunya terbaring sakit, dan butuh biaya untuk pengobatannya.

Pilihan yang diberikan Baron, menjadi p*****r, atau menikah dengan Zackhary Zeet, seorang pria kaya, yang mana Baron memiliki hutang padanya.

Pilihan mana yang diambil Alena?

chap-preview
Free preview
PART. 1 TERPAKSA MENIKAH DEMI IBUKU
Alena POV Perkenalkan, namaku Alena, usiaku sembilan belas tahun. Aku masih duduk di bangku sekolah menengah atas kelas terakhir. Aku tinggal di tempat para pria menuntaskan hasratnya. Ibuku dulu salah satu wanita penghibur, kemudian ibuku menjadi pemimpin yang memiliki anak buah para wanita dengan profesi yang disebut orang sangat hina. Saat ini ibuku sedang sakit. Baron, ayah tiriku kini yang berkuasa. Anak buah ibuku sudah tak ada lagi, mereka pergi mencari rumah baru. Kami hidup dari gaji Baron sebagai anak buah Nyonya Amber. Bos besar, pemilik rumah besar, dengan para wanita cantik nan seksi di dalamnya. Hari ini aku bertengkar dengan Baron. Aku terlempar, dan membentur dinding dengan kuat. Kepalaku berdenyut, pandanganku terasa berputar. Badanku rasanya sakit. Baron, ayah tiriku sangat murka, karena aku menolak keinginannya. “Sudah aku katakana padamu Alena, jangan coba-coba kabur dariku!” Baron menudingku dengan telunjuknya. Tatapannya mengandung ancaman, yang aku sangat tahu, itu bukan sekedar ancaman “Aku ingin sekolah!” jeritku dengan suara nyaring. Meski dia mengancam aku, sedikitpun aku tidak takut. Aku masih ingin berjuang untuk masa depanku. “Kamu tidak bisa sekolah lagi, Alena! Kamu harus menikah dengan Tuan Zack, sebagai p********n hutangku padanya!” Baron masih berteriak nyaring, dengan tatapan tajam mengintimidasi ke arahku. “Itu hutangmu, kenapa aku yang harus membayarnya!?” Aku tak ingin menyerah. Aku masih terus berusaha untuk menggapai impianku. “Kamu harus tahu, aku berhutang untuk menghidupi dirimu! Untuk biaya pengobatan ibumu! Jadi aku pantas meminta kamu untuk membantu aku membayar semua hutang itu!” Debat Baron lagi. “Bohong! Kau berhutang untuk berjudi!” sahutku dengan mata melotot gusar. Aku tahu benar, itulah yang sesungguhnya terjadi. Baron mabuk berjudi, dan asik dengan minuman beralkohol. Plak! Plak! Dua tamparan Baron mendarat di pipiku. Aku mengusap kedua pipiku yang memanas, karena bekas tamparan Baron, Ayah tiriku yang sejak ibuku sakit, berubah jadi sangat kejam. “Kamu pilih diantara dua, Alena, menikah dengan Tuan Zack, atau aku jual kepada Nyonya Amber!?” Baron memberikan pilihan yang sama buruknya. Aku ingin sekolah, tidak ingin memilih dari pilihan yang dia berikan. Pilihan yang akan membuat masa depanku suram. “Aku tidak ingin keduanya, aku akan bekerja untuk menghidupi diriku sendiri, juga untuk pengobatan ibuku!” tolakku nyaring. Aku belum ingin menyerah. Aku yakin, aku bisa menggapai mimpiku. Baron tertawa dengan suara nyaring, dan nada mengejek. "Siapa yang mau menerima gadis pincang sepertimu, Alena, harusnya kamu bersyukur, karena Tuan Zack bersedia menikahimu meskipun fisikmu tidak sempurna! Dan, aku tidak menerima penolakan, jika kamu menolak maka ibumu yang akan jadi korban penolakanmu!” ancam Baron. Baron tahu benar, ibuku adalah senjata paling sempurna untuk melumpuhkan keras kepalaku. Aku selalu mengalah jika senjatanya adalah ibuku. “Kamu mengancamku!?” pekikku nyaring. Aku tantang tatapan Baron tanpa rasa takut. “Itu bukan ancaman kosong, Alena, kamu cukup tahu siapa aku, kamu sudah hidup 10 tahun bersamaku, kamu pasti tahu kalau aku tidak segan untuk melaksanakan ancamanku!” nada suara Baron tak nyaring, tapi sangat penuh tekanan, dan tatapannya jelas mengancam. Baron terdengar menggerutukkan giginya, matanya tajam mengancam menatap tepat ke manik mataku, aku masih menantang tatapannya, tanpa ada rasa takut secuil pun di dalam hatiku. Aku ingin terus melawannya, meski Baron tahu kelemahanku. “Aku tidak takut!” geramku. “Oh ya, jadi kamu tidak takut ibumu mati secara perlahan, karena tidak menerima pengobatan, akibat tidak adanya biaya!?” Baron memang ahlinya perkara ancam mengancam. “Kamu itu pria pengecut, berlindung dibalik ibuku yang sedang sakit, memakai keadaaan ibuku sebagai senjata untuk melumpuhkan aku!” cibirku berusaha melemahkanya. Baron kembali tertawa dengan suara nyaring bernada mengejek. "Kau mengenalku cukup baik, Alena. Dan, kamu pasti tahu, kalau aku mampu melakukan apapun demi untuk tujuanku!” Baron ganti mencibirku. Aku sangat jijik melihat seringai dari wajah Baron. Wajah yang dulu aku anggap tampan, sekarang sungguh terlihat sangat menjijikkan. Menjijikkan, bukan menakutkan. Baron yang sekarang, bukan lagi Baron yang aku kenal diawal pernikahannya dengan ibuku. Entah apa yang merubahnya sehingga menjadi b******n seperti ini. Dia benar-benar menjadi orang yang berbeda. “Pengacara Tuan Zack sudah mengurus pernikahan kalian, besok kau tanda tangani semua surat-surat itu, dan Tuan Zack akan langsung membawamu ke rumahnya, jangan coba membantahku, apalagi mencoba untuk kabur, Alena. Ingat apa yang akan terjadi pada ibumu, jika kamu melakukannya!” Baron kembali menatapku dengan tatapan, dan sikapnya yang mengintimidasi. Aku membuang pandanganku, rasanya ingin sekali kuludahi wajahnya, tapi aku takut ia akan mencurahkan kemarahannya pada ibuku. Aku tak bisa mengabaikan ancamannya. Ibuku adalah segalanya bagiku. Apapun akan aku lakukan demi ibuku. *** Hari pernikahan itu sudah terjadi, sampai saat ini, Baron hanya mengijinkan aku melihat ibuku yang sedang dirawat dari kejauhan saja. Dia tidak mengijikan aku mendekati Ibuku. Aku tidak ingin mengemis di depan Baron, aku tidak ingin menunjukan kelemahanku di depannya. Aku tahu, dia tidak akan menyakiti ibuku, karena ibuku adalah senjatanya untuk melemahkan aku. Aku sudah menikah dengan Tuan Zack, tapi kami tidak dipertemukan sebagaimana layaknya pasangan pengantin. Aku tidak tahu apa alasan Tuan Zack tidak ingin aku melihat seperti apa dia. Apa dia sangat tua? Apa dia buruk rupa? Ataukah dia memiliki kekurangan seperti aku juga. Sejak lahir kakiku berbeda panjangnya, tapi saat berjalan aku berlatih untuk menyamarkan kepincanganku. Selebihnya, semua orang memujiku cantik, sangat cantik bahkan menurut penilaian orang-orang, tubuhku tumbuh dengan sempurna, meski tubuhku tidak terlalu tinggi, tapi orang mengatakan aku seksi. Buah dadaku besar, bulat, dan sempurna, meski aku berusaha menyamarkannya dengan pakaian longgar yang aku kenakan, tetap saja orang bias menilainya. Saat ini aku sudah berada di rumah Tuan Zack yang sangat besar, dan megah. Dua orang pelayan wanita yang masih cukup muda, dengan beseragam hitam putih mendekatiku. “Silakan, Nyonya, kami akan membantu anda membersihkan diri,” salah satu dari mereka berbicara, tapi keduanya membungkuk dengan penuh hormat ke arahku. Aku dibawa menaiki anak tangga menuju lantai atas. Salah satu dari mereka membuka pintu salah satu kamar. Terpampanglah di hadapanku, sebuah kamar yang dalam mimpipun aku tidak pernah melihat kamar luar biasa seperti ini. Kamar yang sangat luas. Seluruh furniture, gorden, seprai, bahkan keset kakipun berwarna hijau, warna kesukaanku. Entah, apakah kamar ini memang didesain khusus sesuai warna kesukaanku, ataukah ini hanya kebetulan saja. Jika memang dipersiapkan khusus, berarti baik juga Tuan Zack itu, menurutku. “Silakan, Nyonya.” Kedua pelayan itu membungkuk, mempersilakan aku melangkah lebih jauh ke dalam kamar luas nan indah itu. BERSAMBUNG

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
19.3K
bc

My Secret Little Wife

read
115.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
219.3K
bc

Tentang Cinta Kita

read
202.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook