Hanna masih berusaha membangunkan Alena dari pingsannya. Perlahan, Alena membuka mata. "Dia ... dia ...." Dua bulir bening jatuh di sudut mata Alena. Kejadian bersama Harry terasa menghantuinya dengan tiba-tiba. Ucapan-ucapan Caroline sekarang terasa mulai terbukti bagi Alena. Pikiran kalau Zack hanya menjadikannya pemuas napsu, membuat sesak dadanya. "Dia kenapa, Sayang?" Hanna bertanya dengan lembut. Diusap kepala Alena. Hanna merasa sangat iba melihat keadaan Alena. "Dia ... bukan dia ... mereka ...." Tubuh Alena yang suhunya mendadak tinggi gemetar, bibirnya yang memutih bergetar. Tampak rasa sakit membayang di raut wajahnya yang pucat. "Sayang ...." Hanna memeluk tubuh Alena. Mata Hanna berkaca-kaca. Emma datang, memberitahu kalau semua sudah siap untuk membawa Alena ke rum