Ranti dan Angga sudah tiba di kantor. Seperti yang mereka ucapkan tadi di taksi, keduanya tak ingin membahas soal Asih dan pak Daniel lagi. “Mas, Ranti mau langsung ke ruang kerja!” Pamit Ranti pada Angga yang saat itu menghampiri dua sahabatnya. “Iya Ran, silakan!” Angga tak melarang. Saat di kantor, Angga memang berusaha bersikap profesional. Angga tak pernah memaksa Ranti untuk terus bersamanya saat di jam luar kerja. “Eh, Ngga! Kenapa cewek lo, kok tampangnya kaya kesal gitu? Lo lagi marahan sama dia?” Tanya Anton yang sempat melihat wajah Ranti tidak secerah biasanya. Ranti yang biasanya ikut menghampiri Anton dan Dicky, kali ini juga langsung ke ruang kerjanya. Mendengar ucapan Anton, Angga mengarahkan pandangannya pada Ranti. Berusaha melihat wajah Ranti. Yang menurutnya tidak