Malam itu, pak Daniel langsung memberikan oleh-oleh yang dia bawa dari Surabaya. Mungkin bagi bu Jesica oleh-oleh itu tidak ada nilainya dibanding dengan kekayaannya yang melimpah. Namun, melihat perhatian suaminya, bu Jesica merasa oleh-oleh itu sangat berharga nilainya. “Makasih ya Pi, oleh-olehnya! Tumbenan Papi perhatian sama Mami. Biasanya Papi selalu lupa membawa oleh-oleh buat Mami dengan alasan gak sempat. Tapi hari ini, Papi benar-benar perhatian sama Mami.” Bu Jesica memeluk tubuh suaminya begitu erat. “Iya, sama-sama sayang! Mami ini aneh deh! Kalau Papi gak bawa oleh-oleh, Mami tanya. Giliran bawa oleh-oleh bilang tumben! Papi kan perhatian sama Mami. Meski Mami jauh, Papi tetap ingat sama Mami.” Pak Daniel membalas pelukan istrinya. “Iya Pi, maaf! Mami bercanda. Tapi benar