Hancur

2546 Words
Menginjak usia remaja, berarti menginjak masa di mana seorang anak tengah mencari jati diri. Mencari pengalaman serta perhatian. Dan kadang, akan berlari mengikuti arus. Sayangnya, kebanyakan remaja tidak memahami arus yang tengah mereka ikuti. Karena berlari tanpa tahu apa yang mereka ikuti adalah hal yang salah, tanpa sadar menjerumuskan diri mereka sendiri, pada lingkungan yang sebenarnya jauh dari kata baik. Ya, sangat jauh. Kesenjangan sosial. Kecemburuan sosial. Serta popularitas, menjadi pemanas dalam lingkungan tersebut. Tanpa sadar, inilah yang membentuk sebuah kebiasaan yang kini menjadi marak di tengah-tengah para anak sekolahan, yang semestinya berpendidikan dan berpandangan luas. Kebiasaan inilah yang disebut dengan istilah, perundungan. Atau yang lebih terkenal dengan sebutan, bullying. Bullying ada banyak jenisnya. Dari yang sebatas verbal hingga yang paling parah, adalah bullying yang mengarah pada gesekan fisik. Bahkan, kini ada pula bullying yang berkedok sebuah kelakar atau sebuah basa-basi, yang bagi sebagian orang, sama saja seperti menorehkan luka pada hati mereka. Ya, luka yang sebenarnya akan sangat sulit untuk disembuhkan. Jika pun luka itu membaik, hal itu tetap tidak bisa disembuhkan sepenuhnya dan akan tetap menyisakan luka menganga yang akan menimbulkan banyak trauma di masa depan. Seperti yang dirasakan oleh Princess, yang kini telah menginjak usia dua belas tahun, atau menjadi siswi sekolah menengah pertama. Popularitas Princess, makin hari terus saja menanjak setelah akun kamuTube nya mendapatkan subcribers hingga jutaan orang. Princess menjadi seleb kamuTube yang dicintai oleh banyak orang yang tersebar di berbagai tempat. Namun, kepopulerannya sebanding dengan banyaknya orang yang membenci dirinya. Banyak orang yang iri dengan apa yang Princess miliki. Wajah cantik, lalu barang branded yang dikenakannya. Juga karena Princess, selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sama populernya dengan dia. Semua hal tersebut, menjadi penyebab besar Princess menjadi sasaran empuk bullying. Apalagi, Tano yang biasanya menjadi tameng pelindung Princess, telah tak berada di sisi Princess lagi. Tano melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertamanya di luar negeri, karena orang tuanya yang bertugas di sana.  Karena orang-orang tak mengetahui latar belakang asli dari Princess, semua orang hanya mengetahui jika Princess hanya seorang siswi yang kebetulan menjadi seorang seleb kamuTube, tak ada yang spesial lagi. Jadi, mereka semua menjaga jarak dan menutup mulut mereka ketika Princess menjari sasaran bullying. Bukan hanya rekan-rekan Princess, bahkan staf guru juga ikut bekerja sama dengan mereka. Guru-guru seakan-akan menutup mata mereka, jika melihat Princess yang tengah dipojokkan. Karena, siswi yang menjadi pemimpin para pembully Princess, adalah putri dari polikus terkenal. Brak! Princess mengkerut takut, senior yang selama ini menjadi pemimpin para pembully membanting kursi yang berada di depan Princess. Tangan Princess yang berada di bawah meja mulai bergetar. Ia merasa takut, tetapi ia tak bisa meminta bantuan pada siapa pun. Tentu saja semua orang juga tidak memiliki keberanian untuk melawan senior tersebut. Kini, melalui sudut matanya Princess bahkan sudah bisa melihat teman-temannya yang melipir dan menjauhi dirinya. Seakan-akan, kini Princess adalah virus penyakit menular yang begitu berbahaya. "Lo pikir, lo cantik?" tanya Indah—putri sang politikus—ia tampak duduk di atas meja dengan gaya arogannya. Rambutnya yang cokelat tergerai lurus, kuku-kukunya diwarnai dengan kuteks merah terang, tengah memainkan helaian rambutnya. Tentu saja, terlihat dari apa yang terlihat dari penampilannya, Indah sudah terlihat sebagai tipe siswi yang sama sekali tidak mau menuruti peraturan yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Teman-teman satu grup Indah juga terlihat di sana. Mereka tampak berdiri dan mengelilingi Princess yang duduk di bangkunya. "Ke-kenapa Kak?" tanya Princess gugup. "Gue nanya, lo harusnya jawab. Bukannya malah balik nanya. Otak lo gak ada?" sinis Indah. Terlihat jelas jika Indah sangat tidak suka dengan sosok Princess. Entah apa kesalahan yang telah diperbuat oleh Princess hingga Indah bisa setidak sukanya pada adik kelasnya itu. "Otaknya nguap kali, kebanyakan kena kuah mie rebus! Makan doang tuh isi otaknya! Nyemilin micin teros," sahut salah satu teman Indah yang bernama Karin. Gadis satu itu juga tampak tidak senang pada Princess. Entah karena dirinya memang memiliki ketidak senangan yang pribadi pada Princess, atau dirinya hanya ikut-ikutan dengan apa yang dilakukan oleh Indah—pemimpin gengnya. "Haha, iya betul. Isinya cuma, hari ini makan apa, ya? Masak apa, ya?" sahut siswi lain, ber-name tag Sarah. Gadis itu menempelkan ekspresi yang sama sekali tidak bersahabat. "Oh iya, mana makanan gue?" bentak Nida pada Princess sembari mengulurkan tangannya pada Princess. Mendengar bentakkan dan melihat uluran tangan dengan cepat, Princess mengeluarkan kotak bekal yang isinya adalah menu makanan yang diinginkan oleh Nida. Dan tentu saja, Princess yang membuatnya. Untuk membuat itu, Princess harus mengorbankan jam tidurnya dan membuat banyak alasan agar semua anggota keluarganya tak curiga.  "Jawab pertanyaan gue, emang lo ngerasa cantik? Gue pribadi sih nggak ngerasa lo itu cantik. Badan kek babon begitu, tinggal gelindingin aja di turunan." Gelak tawa memenuhi kelas Princess. Tawa yang tak lain berasal dari Indah cs. Grup senior yang terkenal selalu membuat onar, tetapi tak ada yang berani menegurnya. Lagi-lagi, karena kekuasaan yang mampu membungkam semua orang. "Gue gak suka lo so cantik, tebar senyum so manis di sana, sini. Dan gue gak suka Kak Cendric mosting video gak mutu lo itu! Apa bagusnya video lo, yang makan kayak orang gila begitu? Cuma ngerusak selera makan gue aja. Mending lo tutup akun sana! Makin lama makin gedeg gue," ucap Indah dengan suara sarat kebencian. Princess semakin menunduk. Ia tak mau menutup akun kamuTube miliknya. Karena kini, Princess bisa memiliki uang sendiri dan membeli semua yang ia inginkan dari penghasilannya sebagai seleb di kamuTube. Dan Princess tak mau menutup rezekinya itu. Namun Princess bungkam, ia tak mau menyulut kemarahan dari seniornya itu. Ia hanya menunduk menatap jari-jarinya yang memainkan ujung rok sekolahnya. Princess memekik kuat saat rambut hitamnya yang panjang tergerai, ditarik membuat Princess mendongak seketika. "Kurang ajar banget, Indah lagi ngomong, dan lo malah nunduk dan mainin jari buntet punya lo itu. Mau gue kasih hukuman?" tanya Sarah. Tentu saja Sarah tengah memikirkan hukuman tepat yang mungkin bisa membuat gadis di hadapannya ini jera. Princess menggeleng. "E-enggak, Kak," jawab Princess terbata. Princess tentunya tidak mau mendapatkan hukuman. Hingga saat ini, Princess belum pernah mendapatkan hukuman dari siapa pun, bahkan orang tua dan kakaknya saja tidak pernah memberikan hukuman pada Princess. Membayangkan jika kini dirinya akan mendapatkan hukuman, mata Princess yang bulat mulai berkaca-kaca. Sarah dan yang lainnya mendengkus dan tertawa sinis melihatnya. Tentu saja merasa jengah dengan sikap manja Princess ini. Bagi mereka, Princess hanyalah anak manja yang beruntung bisa bersekolah di sekolah mereka ini. Menyebalkan, pikir mereka. "Inget ya, tutup akun lo! Atau liat apa yang bakal gue lakuin!" ancam Indah sebelum pergi diikuti oleh rombongannya, meninggalkan Princess yang mulai terisak. Princess tentu tahu, apa yang dikatakan oleh Indah sama sekali tidak bermain-main dengan ancaman yang barusan ia berikan. Setelah kepergian Indah dan grupnya itu, barulah teman-teman sekelas Princess mulai mengerubungi Princess dan menghiburnya sekilas, sebelum kembali ke tempat mereka masing-masing. Princess menoleh saat pundaknya disentuh. "Em, Princess, gue hari ini ulang taun loh. Lo gak mau ngasih kado sama gue?" tanya temannya itu. "Ah maaf, Princess gak tau. Nanti Princess beli kado sepulang sekolah, dan Princess janji bakal datang ke pesta ulang tahun kamu. Oh iya, pestanya dimulai jam berapa?" tanya Princess dengan semangat. Tentu saja Princess merasa antusias membayangkan jika dirinya akan mengunjungi dan menikmati kemeriahan pesta ulang tahun teman sekelasnya. Rona di wajah Princess kembali, ia mengira jika temannya itu tengah mengundangnya ke acara ulang tahunnya. "Gue gak ngundang lo. Gue udah ngundang Kak Indah sama temen-temennya, gue gak mau pesta gue berubah jadi kacau karena kehadiran lo. Gue tau, lo pasti ngerti sama yang gue maksud dan nggak bakal tersinggung dengan apa yang gue lakuin ini. Jadi, sekarang gue cuma minta kado aja," ucapnya tanpa merasa bersalah dan malu sedikit pun. "Oh, gitu." Wajah Princess berubah murung. "Oke deh, besok Princess kasih kado buah Izma, ya. Soalnya hari ini, Princess belom siapin kado buat kamu. Princess bakal siapin kado yang pasti akan kamu sukai." "Gak usah beli. Gue minta sepatu yang lo pake aja. Itu edisi terbatas, kan? Gue udah ngincer sepatu itu sejak lama, dan kebetulan lo punya. Jadi, gue minta itu sebagai hadiah. Tukeran deh sama punya gue. Itu sepatu masih baru, kan? Gue yakin, hari ini lo baru pakek. Jadi gue gak papa deh dapet kado itu. Ya, walaupun sepatu itu udah jadi sepatu bekas, karena udah lo pake." Izma menunjuk pada sepatu putih Princess. Princess menunduk. Hatinya berat untuk mengatakan iya. Princess juga perlu waktu untuk membeli sepatu ini. Ia berbulan-bulan menabung, dan baru bisa membelinya kemarin. Hari ini, hari pertama Princess mengenakan sepatu ini. Tentu saja, untuk mendapatkannya, Princess harus menggelontorkan uang yang tidak sedikit. Ya, Princess memang menghabiskan cukup banyak uang hanya untuk membeli sepasang sepatu ini. "Ck, lama banget sih mikirnya!" seru Izma tidak sabar dengan apa yang dilakukan oleh Princess. Karena itu Izma berjongkok, melepas kedua sepatu Princess dan menendang sepatunya yang telah hampir kehilangan warnanya pada Princess. "Makasih buat kadonya, ya! Karen ague lagi seneng dan lagi baik, nanti makan siang bareng ya!" Izma berseru bahagia dan mengenakan sepatu milik Princess yang terasa pas di kakinya. Untungnya, ukuran kakinya dan Princess memang sama. Princess memang merasa sedih, karena sepatunya harus ia berikan kepada Izma. Tapi, Princess segera mengangguk semangat dan tersenyum senang karena Izma mengajaknya makan bersama. Karena biasanya, Princess selalu menghabiskan waktu makan siang sendiri. Alasannya masih sama, orang-orang menjauhinya karena takut dengan grup Indah. Sayangnya, begitu waktu istirahat tiba Princess merasa dikhianati. Ketika ia mendekat pada rombongan teman-temannya yang akan menuju kantin, Princess segera didorong oleh temannya. "Kenapa deket-deket sih? Nanti kalo Kak Indah liat gimana?" tanya teman Princess dengan nada sinis dan pastinya membuat Princess terluka. "Princess mau makan bareng kalian. Tadi Izma ngajakin kok!" seru Princess tak terima dengan penolakan yang ia terima tersebut. "Gue ngajakin? Kapan? Gue gak inget. Maaf ya. Udeh ah, kuy laper nih!" Izma berseru dan mengajak semua teman-temannya menuju kantin sekolah. Izma melenggang pergi tanpa merasa bersalah setelah melakukan hal yang membuat Princess terluka. Kini Princess hanya bisa menunduk dan berpaling menuju taman sekolah, tempat di mana ia selalu menghabiskan waktu istirahatnya. Dengan bibir terkatup, menahan tangis, Princess membuka kertas nasi yang berisi nasi goreng dan telur mata sapi. Makanan yang sama dengan makanan yang ia berikan pada Nida tadi pagi.  Jangan heran, kenapa Princess menggunakan kertas nasi untuk makanannya sendiri, sedangkan kotak bekal untuk orang lain. Ini, untuk menghindari kecurigaan dari kedua orang tua serta ketiga kakaknya yang selalu jeli. Setiap hari Princess hanya bisa menerima semua perlakuan kakak kelasnya itu. Ia tak berani mengatakannya pada Farrell, Riri, dan Kembar ABC. Ia takut, jika semuanya malah akan menjadi masalah besar. Apalagi mengingat orang tua Indah yang merupakan seorang politikus. Princess tak mau, papanya malah tersandung masalah. Dengan berurai air mata, Princess mulai memakan bekalnya. Namun Princess dikagetkan oleh sebuah wajah tampan yang tiba-tiba muncul di hadapannya. "Kamu lucu ya, kok bisa sih makan sambil nangis? Ini keahlian yang unik, dan tentunya jarang." Princess mengedipkan matanya, dan segera memundurkan kepalanya untuk memberi jarak. "Kakak siapa?" tanya Princess dengan mulut penuh. Princess memang tidak mengenali pemuda berwajah tampan di hadapannya ini. Mendapatkan pertanyaan yang polos dari Princess, sosok tampan itu tersenyum. Senyuman yang sangat lembut dan hangat. Saking hangatnya, menyentuh setiap relung hati Princess. "Aku Arlando, panggil aja Arlan." *** Princess berguling-guling bersama Lo-lo, anak dari El-el yang telah lama diusir dari kediaman keluarga Dawson. Ah, lebih tepatnya bukan diusir melainkan dikembalikan secara paksa ke habitatnya kembali. El-el memang dikembalikan ke habitatnya setelah anak singa itu menginjak usia di mana dirinya sudah harus berkembang biak. Tentu saja, saat itu terjadi, Princess menangis dan tidak mau melepaskan El-el pergi. Namun, untungya Princess bisa mengerti dan mendapatkan anak singa yang baru sebagai pengganti El-el, yang tak lain adalah keturunan dari El-el sendiri. Lo-lo juga memiliki kebiasaan dan kepatuhan yang sama persis dengan El-el pada Princess. Kini saja, Lo-lo dan Princess tengah berinteraksi dengan begitu akrabnya. Kembar ABC yang melihat tingkah Princess, hanya bisa menggelengkan kepala. "Princess! Jangan bawa Lo-lo ke atas ranjang!" Riri berteriak dari lantai bawah. Riri seakan-akan memiliki mata di mana-mana hingga dirinya bisa mengetahui apa yang dilakukan oleh putra dan putrinya, walaupun dirinya tidak menyaksikannya secara langsung. "Ih, Mama!" Princess balas berteriak, tetapi tak ayal menuruti perintah Mamanya. "Jadi? Abang ABC boleh pergi?" tanya Aio pada Princess. "Buat apa tanya Princess? Toh Abang juga emang harus pergi sekarang juga kan?" ketus Princess. Benny dan Cendric kompak duduk di samping Princess dan menggelitik perut Princess, hingga adik mereka itu tertawa dan berguling-guling. Kesempatan itu Aio gunakan untuk mencubit leher Lo-lo dan menendang anak singa itu keluar dari kamar Princess. Aio masih sama, ia tak suka dengan hewan. "Abang kan pergi juga buat cari duit. Buat jajanin Princess juga." Cendric menoel-noel pipi Princess dengan jail. "Enggak. Princess gak pernah minta jajanin lagi. Princess kan udah punya tabungan sendiri," elak Princess sembari mengerucutkan bibirnya hingga membuat ketiga kakaknya merasa gemas bukan main. "Iya-iya deh. Tapi kan—"  "Iya, sana pergi! Kan katanya bentar lagi pesawatnya terbang," ucap Princess sembari mendorong Cendric dan Benny yang tengah mencoba menciumi rambut hitamnya yang panjang serta lembut. "Beneran boleh?" tanya Aio. Kembar ABC memang tengah mendapat tugas dari Farrell, yang juga tengah berada di luar negeri, mengurus perusahaan yang tengah mendapat masalah. Farrell memerintahkan kembar ABC untuk datang ke bagian negara lain dan membantunya untuk mengurus perusahaan cabang yang juga tengah mendapatkan masalah. Kembar ABC sempat kesal, karena mereka sama sekali tak memiliki hubungan dengan perusahaan tersebut. Minat dan bakat mereka bukan berada di sana. Namun, tak ada pilihan lain selain membantu Farrell. Ingat, Farrell memiliki sejuta cara agar kembar ABC menuruti perintahnya. Lagipula, Farrell juga mempercayakan tugas itu pada kembar ABC bukan tanpa alasan. Meskipun dirinya tahu jika kembar ABC sama sekali tidak memiliki minat pada hal tersebut, ketiganya memiliki kemampuan untuk mengurus permasalahan yang tengah terjadi tersebut. "Iya boleh, Papa juga lagi kerja, jadi Abang juga harus kerja. Tapi pas pulang bawa Papa pulang juga ya!" seru Princess meminta kembar ABC memenuhi keinginannya itu. Kembar ABC mengangguk, mereka memeluk Princess bergantian, dan menerima kecupan masing-masing di pipi mereka sebagai perpisahan. Setelah itu, ketiganya benar-benar pergi untuk menjalankan tugas. Princess sendiri segera membuka ponselnya dan membaca pesan masuk dari Arlan. Senior tampan yang tadi siang mengajaknya berkenalan. Pipi Princess terus terasa panas saat mengingat wajah seniornya itu, sangat tampan dan sikapnya juga sangat manis. Membuat Princess berulang kali merasa tersanjung. Karena untuk pertama kalinya, ada seorang pria yang memang memperlakukannya semanis itu dengan setulus hati, tanpa mengharapkan apa pun darinya. Setelah membalas pesan-pesan Arlan, Princess memutuskan untuk membuka akun kamuTube miliknya melalui komputer di atas meja belajarnya. Namun begitu membukanya, betapa hati Princess menjadi hancur. Kolom komentar di postingan-postingan video acara mukbang-nya dipenuhi oleh komentar-komentar yang sebelumnya belum pernah Princess dapatkan. "Dasar jalang! Lo ngegoda Cendric, ya?!" "b***h! b***h of the year!"  "Sialan, gendut nggak tau diri!"  "Buntelan kentut! Anjing dasar!”  "Malu tuh sama lemak!" "Babi!" "Lo makan kayak babi aja, kagak punya muka lo ngegoda cowok ganteng!" "Badan kayak babi!" "Babon ini mah!" "Ngaca deh situ. Muka kek monyet oplas aja, berani buat video kayak begini. Berasa cantik Mbak?" "Kurusin tuh badan! Lama-lama gorden lo pake jadi baju, gara-gara kagak ada baju yang muat!" “Haha, bukan gorden. Tapi sprei kasur!” "Isi perut lo pasti cuma kentut doang." "Kagak punya otak! Kepala lo isinya apa sih? Lu nggak bisa mikir?" "Ngaca!” “Kaca di rumahnya enggak muat, badannya kegedean si. Jadi, enggak bisa ngaca deh.” “Oh, apa perlu gue beliin kaca?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD