Tano

2510 Words
Kini, Princess kecil telah menginjak usia sepuluh tahun. Ya, Princess kini sudah menjadi siswi kelas empat sekolah dasar. Meskipun usia Princess telah menginjak sepuluh tahun, tubuh Princess terlihat tak banyak berubah, tinggi badannya tidak bertambah terlalu banyak. Mungkin, hanya berat badannya saja yang terus naik karena acara makan besar Princess yang terus berlanjut hingga sekarang. Dan saat ini, Princess tengah meringis. Sejak tadi pagi, ia belum kentut. Dan rasanya, ada yang begitu mengganjal bagi Princess. Perutnya terasa tak nyaman. Bibir Princess mengerucut tajam. Ia tak bisa menikmati makan siangnya dengan santai karena hal tersebut. Hal itu tak lepas dari pengamatan temannya yang bernama Tano. Jika kalian masih mengingat seorang anak berambut klimis dan bertanya mengapa tubuh Princess bisa gendut, saat pertama kali masuk sekolah, Tano inilah orangnya. Hingga sekarang pun, Tano masih mempertahankan tampilan rapid an ekspresi datang yang terkadang terlihat menyebalkan. "Kamu kenapa?" tanya Tano tentu saja masih dengan wajah lempengnya. "Princess sakit perut. Princess dari tadi pagi belom kentut," bisik Princess di akhir kalimatnya. Tentu saja Princess tidak ingin ada orang lain yang mendengar perkataannya ini. "Oh." Thano kembali sibuk dengan kotak makan siangnya. Dan itu, sukses membuat Princess kesal. Kenapa Tano seakan-akan tak peduli dengannya? Sungguh menyebalkan, dan Princess tidak senang jika Tano bersikap seperti itu padanya. "Ihn Tano ngeselin banget sih! Princess jambak, ya?!" Princess memukul meja kantin yang ia dan Tano tempati. Menunjukkan betapa dirinya benar-benar tengah kesal saat ini pada sikap Tano tadi. Namun Tano sama sekali tidak bereaksi dengan ancaman yang diberikan oleh Princess tersebut. Karena Tano masih saja terlihat tidak peduli, maka Princess pun melakukan apa yang telah ia katakan tadi. Princess mengulurkan tangannya dan menjambak rambut klimis Tano. Tentu saja, Tano tak bergeming saat Princess menjambak rambutnya yang tersisir rapi. Anak laki-laki itu malah kembali menyuap satu potong brokoli rebus dengan santai. Tingkah Tano itu membuat Princess semakin kesal saja. "Princess gak usah teriak-teriak, Tano bisa denger kok. Kamu pengen kentut? Ya tinggal kentut. Hidung Tano udah beradaptasi sama kentut Princess yang baunya kayak blerang di kawah gunung, yang pernah Tano datangin sama Ayah. Jadi, tenang. Tano nggak mungkin keracunan karena kentut Princess itu. Tapi Tano enggak yakin sama yang lainnya. Mungkin akan ada satu atau dua orang yang masuk IGD nanti." Perkataan Tano membuat Princess semakin mengencangkan cengkraman rambut Tano. Namun tak lama, Princess segera melepaskannya. "Tano, jangan menyebar hoax! Kentut Princess enggak bau, tapi wangi kok. Idung Tano aja yang aneh. Masa enggak bisa bedain mana yang wangi, sama mana yang bau." Tano memutar bola matanya jengah. Sejak pertama kali mengenal Princess, sudah berulang kali Tano hampir muntah karena menghirup bau gas yang Princess keluarkan. Jadi, sangat bohong jika kentut Princess berbau wangi. Sungguh, jika ada orang normal yang bisa bertahan menghirup kentut Princess tanpa menampilkan ekspresi yang luar biasa, Tano berani untuk memberikan uang jajannya selama sebulan. Uang jajan yang tentu saja bernilai besar. Setidaknya, Tano bisa membeli sebuah mobil sedan mewah yang mereknya sudah terkenal di sepenjuru dunia. "Coba aja Abang ABC masih di sini. Pasti mereka mau jadi saksi kalo kentut Princess wangi." Princess terlihat murung. Ya, kembar ABC memang telah lulus sekolah menengah dan dipaksa untuk segera melanjutkan pendidikan lanjutan sesuai dengan bakat serta minat mereka. Tentu saja paksaan yang diberikan oleh Farrell tersebut diiringi oleh sebuah ancaman yang membuat mereka tidak bisa berkutik. Farrell memang sengaja melakukan hal itu, karena dirinya sudah bisa menebak apa yang akan dilakukan oleh ketiga putra kembarnya itu. Kembar ABC pasti akan berpikir untuk tidak meluluskan diri dengan sengaja. Hingga saatnya nanti Princess lulus, barulah ketiganya akan mengikuti ujian dengan benar. Jika hal itu terjadi, pasti Kembar ABC akan menarik perhatian lebih besarm dan kemungkinan identitas Princess terungkap semakin besar pula. Karena itulah, kini Princess hanya bisa bermain dengan Tano. Si wajah lempeng, itulah julukan yang Princess berikan untuknya. "Abang ABC kan lagi belajar, biar cepet kerja. Cari duit, soalnya kamu suka morotin abang ABC," ujar Tano mengatakan apa yang ia ketahui. "Sembarangan! Princess gak morotin, cuma minta jajan ini-itu," elak Princess. Tidak mau mengakui apa yang memang telah ia lakukan. Padahal, Princess memang selalu meminta jajan tambahan dari ketiga kakak kembarnya itu. Jadi, selain jajan dari uang jajan yang diberikan oleh orang tuanya, lalu memakan bekal yang dibawakan oleh Riri, Princess juga mendapatkan camilan tambahan dari kembar ABC. Oh satu lagi, jangan heran mengapa Tano mengetahui status Princess sebagai adik kandung kembar ABC. Itu memang sengaja, karena kembar ABC menitipkan Princess pada Tano. Maka dari itu, kembar ABC harus membocorkan status Princess. Dan diluar dugaan, Tano hanya mengangguk singkat, tak mengatakan apa pun lagi. "Tano, tau gak—" "Enggak tau," potong Tano tidak peduli dengan apa yang akan dikatakan oleh Princess. "Ish, ish, ish, Princess belum selesai ngomong tau! Tano, tau gak? Princess kemaren baca berita," ucap Princess dengan nada yang sama sekali tidak menyembunyikan kebanggaan dalam suaranya. "Tumben kamu mau baca? Biasanya tiap hari cuma sibuk nonton acara mukbang, nonton konser Oppa-Oppa Cina, sibuk makan sama kentut doang." Princess mengerucutkan bibirnya. Tentu saja tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh sahabat baiknya itu. "Ish Tano ini soto, bala-bala bakso! Alias, sok tau! Princess juga suka baca tauk. Jadi gini, katanya kentut itu bisa ngurangin berat badan hingga 0.0039 gram setiap kentutnya. Yang bikin Princess heran itu, tiap hari Princess kentut, tapi kenapa Princess masih seger aja, ya? Jari Princess aja masih jempol semua." Princess lalu menatap jemarinya yang memang masih terlihat segar dan berisi. Tano menutup kotak bekalnya dan menatap pada Princess. "Princess, kamu emang kehilangan berat badan 0.039 gram, tapi makannya lebih dari satu kilo. Jadi, Tano gak usah ngejelasin lagi." Mata Princess berbinar, "Wah, Tano pinter banget. Princess gak nyangka punya temen sepinter ini." Tano membusungkan dadanya. Tampak bangga dengan pujian Princess. Tingkah keduanya sejak tadi memang menjadi perhatian siswa-siswi lainnya. Para siswi teman sekelas Princess terlihat tak senang karena Tano yang berwajah lempeng itu hanya mau berteman dengan Princess. Padahal menurut mereka Princess itu gendut, dan tak terlalu cantik. Kenapa Tano hanya ingin berteman dengan Princess itu? Sedangkan para siswa tampak memperhatikan Princess yang terlihat sangat menarik di mata mereka. Tawa Princess sangat manis. Dan tentunya, Princess sangat baik walaupun telah terkenal sebagai seorang artis mukbang di kamuTUB. Karena itu pula Princess tergolong sebagai siswi yang populer. Dan itu juga yang menjadi boomerang. Banyak orang mencintaimu, maka sebanyak itu pula orang yang membencimu. Hukum alam, yang sebentar lagi akan terjadi pada hidup Princess. "Princess, ini cokelat dari aku." "Princess katanya kamu suka liat konser musik, ya? Mau nonton bareng sama aku?” "Princess mau boneka ini nggak? Warnanya kuning. Kamu suka waran kuning, ‘kan?"  "Princess ...."  "Princess ...." "Princess ...." Kepala Princess pening, karena kini meja yang ia tempati dikerubungi oleh teman-teman laki-lakinya yang berlomba menarik perhatian Princess. Entah itu memberikan hadiah atau mengajak ke luar dan jalan-jalan di akhir pekan nanti. Dan tiba-tiba, perut Princess terasa kurang enak, disusul sebuah suara. Brutttt Lalu aroma menyengat yang menusuk setiap hidung mengudara. Princess hanya mengedipkan matanya dengan polos, sedangkan Tano tampak menggelengkan kepalanya tak percaya. Semua orang menatap Princess dengan tatapan menuduh. Karena bau menyengat tersebut, tampaknya bersumber dari Princess.  "Apa? Princess gak kentut kok," elak Princess. Meskipun semua orang tidak mengatakan tuduhan mereka, Princess tentu saja bisa mengerti apa yang mereka tuduhkan melalui tatapan yang mereka berikan tersebut. Ei, Princess memang berpengalaman dalam hal seperti ini. Karena kejadian seperti ini memang bukan satu dua kali terjadi. Melainkan sering terjadi, dan Princess sama sekali tidak merasa malu. Maka semua orang segera mengarahkan pandangannya pada Tano. "Apa? Gue yang kentut, masalah buat lo?" tanya Tano dengan datar serta mengganti sebutan dirinya sendiri menjadi 'gue'. Semua orang segera menggelengkan kepalanya takut. Para siswi hanya berdesis kesal. Kenapa Tano selalu bersikap berbeda hanya pada Princess?! *** Riri mengerutkan keningnya saat Princess selesai makan lebih cepat dari biasanya. Ia menyisir rambut Princess dengan jemari tangannya. Bukan hanya Riri saja yang menyadari keanehan Princess, Farrell serta kembar ABC mengamati Princess yang telah meletakkan sendoknya. "Princess mau makan sama apa? Biar Mama masakin." Riri mengelus sayang puncak kepala Princess. Princess menoleh. "Princess udah kenyang kok, Ma. Princess mau ngerjain PR dulu, ya. Sayang Mama." Princess mencium pipi Riri, lalu mendekat pada Farrell dan mencium papanya itu. Riri tampak khawatir, namun Farrell menahan Riri dan memberikan kode pada kembar ABC agar mengikuti Princess. Sedangkan dirinya menenangkan Riri, sembari meminta jatah malamnya. Kembar ABC masuk ke dalam kamar Princess yang serba kuning. Princess tampak duduk dan mengerjakan pekerjaan rumahnya dengan serius. Lampu belajar hidup, dan menyinari wajah mungil Princess. Kembar ABC dengan serempak berjalan dan menarik tiga buah bantal untuk mereka duduki di sekitar Princess. Tanpa kata, ketiganya mengamati pekerjaan rumah Princess. Dan seketika ketiganya hampir menyemburkan tawanya, saat melihat jawaban Princess pada sebuah soal. Berapa hasil dari 69-77x23:11+45x(-144)=? Dan uraikan! Dan jawaban Princess adalah, "Bu Guru Matematika, Princess kasih tau, ya. Kata Pak Ustad, sebaik-baiknya manusia, adalah manusia yang tidak memberikan kesulitan pada orang lain. Nah Ibu, jangan nyusahin Princess. Nanti Ibu nggak jadi orang baik." "Princess kok jawabnya begitu, ayo hitung yang benar," Aio menegur Princess sembari menahan rasa geli dengan mati-matian. Ayolah, sikap Princess ini sungguh menggemaskan tetapi menyebalkan di sisi lain. "Wah adeknya Abang emang keren." Benny tampak semangat. Sedangkan Cendric bahkan bereaksi sangat heboh. Kini, ia berdiri dan sibuk mengambil potret pekerjaan rumah Princess. "Biar Abang viralin!!" ucap Cendric dan segera sibuk dengan ponselnya. Aio mengurut pangkal hidungnya. Siang hari, mereka harus berkutat dengan tugas kuliah yang memang sangat menumpuk. Karena kembar ABC sengaja memadatkan materi perkuliahan untuk empat tahun, menjadi satu tahun setengah. Dan malamnya ia harus menghadapi tingkah Princess yang sangat unik. Sungguh menghibur, walaupun cukup melelahkan. "Tuh kan, Bang Beben sama Bang Cencen aja nggak protes. Bang Aio mah gitu, jadi gak likeu deh," komentar Princess sembari menutup bukunya. Ia meloncat dari kursi belajar dan ditangkap oleh Benny dengan sukses. Benny dengan gemas memeluk Princess dan menciuminya bertubi-tubi. "Ih, Princess kurusan ya, apa karena tadi makannya nggak banyak ya?" Benny mulai memancing dan memberikan kode pada kedua saudaranya. "Iya, jadi gak likeu abang." Cencen mengerucutkan bibirnya. Aio membenarkan letak kacamatanya, sebelum berujar, "Princess beneran udah kenyang?" Princess duduk di atas d**a Benny yang tengah berbaring di atas karpet bulu. Gadis berpipi bulat itu mengangguk. "Iya, Princess udah kenyang kok." Namun, suara perut Princess mengkhianati dirinya. Perut Princess berbunyi dengan sangat keras. Membuat kembar ABC menyemburkan tawanya dengan keras. "Princess laper ya? Mau makan apa? Ayo bilang sama Abang." Aio mencubit lembut pipi Princess. "Tapi, Abang punya duit?" tanya Princess dengan polos. Lagi-lagi pertanyaan Princess mengundang gelak tawa mereka. Princess memang selalu bisa saja. Meskipun kembar ABC masih kuliah, mereka telah memiliki penghasilan sendiri dengan memanfaatkan minat serta bakat mereka masing-masing. "Punya dong, Bang Cencen kan kaya. Princess mau apa bilang aja. Sekarang mau makan apa? Ayo pesen!" seru Cendric dengan penuh semangat. Mendengar hal itu, Princess meloncat pada Cencen dan memeluk leher kakaknya itu. "Bener, ya? Princess boleh pesen apa aja ya?!" tanya Princess dengan nada tinggi yang tentu saja menunjukkan jika dirinya merasa begitu senang dengan apa yang ia dengar. Kembar ABC mengangguk kompak. Namun, anggukan mereka berujung pada Princess yang memesan makanan pesan antar yang sangat banyak untuk ukuran anak umur sepuluh tahun. Kembar ABC menganga dengan makanan yang Princess pesan. Kini, makanan tersebut telah tiba dan diletakkan di atas meja rendah dan panjang yang berada di dalam kamar Princess. Untung saja, Farrell serta Riri telah masuk ke dalam kamar mereka setelah memastikan Princess mau makan lagi, dan tak mengecek kamar Princess. Jika iya, kembar ABC pasti akan terkena semprotan kemarahan dari Farrell. Karena memberikan makanan yang berkalori tinggi diluar batas pada Princess. Kembar ABC kembali menganga saat Princess dengan santainya memberikan satu potong steak berkualitas terbaik yang dipesan dari hotel berbintang lima pada El-el yang sudah dewasa. Oh iya, mereka jadi ingat pembicaraan mereka dengan Farrell kemarin malam, bahwa sudah saatnya El-el dikembalikan ke habitatnya untuk berkembang biak. Namun, Farrell masih memikirkan alasan yang tepat, agar Princess tak sedih dan menahan kepergian El-el. "Abang, emang kalo Princess makan harus dipidioin mulu, ya?" tanya Princess pada Cendric yang tengah menyiapkan kamera, serta mikrofon untuk merekam acara makan Princess. Ya, Cendric lah yang membuat Princess terkenal di kamuTUBE karena acara makannya yang super menggemaskan dan juga membuat orang menelan ludah karena Princess yang makan dengan sangat nikmat disetiap kesempatan. "Iya dong. Biar orang-orang bisa liat kalo Princess cantik," jawab Cendric, ia segera menjauh dari kamera dan bergabung dengan saudaranya yang lain. Mereka duduk dengan tenang dan menikmati minuman kaleng sembari mengamati Princess yang sungguh menggemaskan. Pipi bulat Princess senantiasa terisi penuh. Karena Princess yang cekatan meraih makanan dan mengunyahnya dengan semangat. Princess yang seperti itu, menjadi tontonan bagi kembar ABC tiap malamnya. Ketiganya merasa senang, ketika melihat binar bahagia yang menghiasi wajah manis Princess yang masih sibuk menikmati setiap makanan. Dan setelah makanan habis, kini tugasnya kembar ABC yang membereskan sisa-sisa makanan Princess. Sedangkan Princess memerintahkan El-el untuk kembali ke kamarnya sendiri.  "El-el kalo mau tidur balik ke kamar, ya. Jangan lupa sikat gigi, cuci tangan sama cuci kaki. Jangan lupa juga berdoa. Maaf kita gak bisa bobo bareng lagi, soalnya Princess udah jadi gadis. Gadis gak boleh tidur satu kamar sama cowok. Bukan muhrim Princess harap El-el paham," ujar Princess serius. Dan El-el juga tampak mengerti, anak singa itu mengangguk dan melangkah ke luar kamar Princess. Kembar ABC hanya bisa menggelengkan kepala mereka melihat interaksi Princess dan hewan peliharaannya itu. Sungguh konyol, namun sangat menggemaskan.  "Nah sekarang giliran Abang Beben yang ngelonin Princess ya?" Benny segera menggendong Princess dan membawanya ke kamar mandi untuk gosok gigi serta cuci tangan dan kaki sebelum tidur.  Setelah itu, Benny kembali membawa Princess ke dalam kamar dan membaringkannya di atas ranjang. Aio dan Cendric memberikan kecupan dan ucapan selamat tidur sebelum pergi ke luar kamar. Meninggalkan Benny yang bertugas mengeloni Princess hingga tidur. Ya, beberapa tahun kebelakang, kembar ABC mengambil alih tugas Riri yang biasanya tiap malam mengeloni Princess. Ketiganya membuat giliran tiap malam untuk mengeloni adik tercinta mereka. Benny menyanyikan sebuah lagu pengantar tidur dan menepuk-nepuk lembut perut Princess, hingga Princess yang memang telah mengantuk jatuh tidur dengan pulas. Benny tersenyum. Sebenarnya ia ingin terus menemani Princess. Tapi itu tidak boleh, menyalahi kesepakatan dengan kedua saudara kembarnya. Maka, Benny bangkit secara perlahan. Setelah itu membenarkan letak selimut Princess dan mencium kening Princess dengan sayang. "Good night my Princess, have a nice dream." Benny menghilang di balik pintu kuning kamar Princess. Lampu kamar otomatis mati, dan menyisakan lampu tidur di kiri, kanan ranjang Princess. Wajah Princess yang semula damai, berubah gelisah ketika ingatan buruk tadi siang kembali datang. Di mana dirinya mendapatkan bullying pertama kali di hidupnya, berubah menjadi mimpi buruk yang menguras emosi. Namun telapak tangan dingin yang menyentuh kening Princess, membuat gadis mungil tersebut kembali tidur dengan tenang.  "Kau masih kecil, tapi orang-orang berhati kotor sudah mulai mengganggumu." Sosok misterius itu mengusap pipi Princess yang kemerahan.  "Apa aku harus muncul sekarang?" tanya sosok itu lagi. Netranya yang berkilat di tengah kegelapan menyorot penuh kelembutan pada wajah Princess yang cantik. "Tapi ini belum saatnya. Jika aku muncul sekarang, banyak hal yang akan kacau. Jadi, kuharap kau bisa bersabar sebentar lagi. Aku akan menjagamu dari kejauhan."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD