Manager Atlit atau Agent Atlit

1375 Words
Sandra dan Timothy tampak terdiam, mereka berdua berkelut dalam pikirannya masing-masing. Sandra tidak bisa menjawab Timothy dengan pertanyaannya, karena dia sendiri juga binggung, selama ini dia mendukung Timothy karena hanya menganggap Timothy sebagi atlitnya atau karena Timothy adalah sahabatnya atau apakah dia berharap lebih dari itu? Dari dulu sekali, Sandra memang selalu nyaman berada di samping Timothy. Tapi dia tidak tahu apakah Timothy hanya sekedar menganggapnya sahabat atau kakak yang baik. Dulu saat Sandra masih di rumah sakit karena cederanya. Timothy setiap habis latihan pasti datang menjenguknya, tidak pernah missed seharipun. Mereka banyak saling bercerita. Timoty dulu bercerita seperti ini kepada Sandra. “ San, kamu kenal Reinhard kan yang kapten tim pelatnas putra.?” Tanyanya sambil mengupas apel untuk Sandra. Sandra menganggukkan kepalanya. “ Kemarin dia pulang ke asrama, marah-marah, terus bilang kepada kami kalau dia nyesal berpacaran dengan Jenni.” “ Kenapa nyesal? Bukannya mereka sangat serasi. Yang satu kapten tim cowok, yang satu kapten tim cewek. Dan mereka sudah kenal sejak lama karena satu sekolah.” Tanya Sandra memotong cerita Timothy “ Justru itu yang buat dia nyesal, Katanya sejak mereka meresmikan persahabatan jadi percintaan. Dia merasa Jenninya berubah. Terlalu overprotektif dan selalu cemburuan kepada Reinhard. Reinhard jadi merasa tercekik dan tidak nyaman berada di sisinya. Mereka kalau ketemuan malah jadi berantem bukan lagi mesra-mesraan. Jadi kemarin itu mereka bertengkar hebat lagi dan berakhir Jenni minta putus dan Reinhard tanpa ragu langsung bilang iya. Katanya mereka pasti tidak bisa berteman lagi , makanya Reinhard menyesal menjadikan sahabat sebagai pacarnya.” Kata Timothy pada Sandra. “ Kasihan ya Jenni. Dia pasti sedih. Dia sangat menyayangi Reinhard.” Kata Sandra. “ Tapi dia juga salah sih, masak terlalu cemburuan dan overprotektif. Reinhard kan memang banyak fansnya, masak nggak boleh ngobrol sama fans? ” Kata Timothy. “ Ah.. kamu masih enam belas , belum tahu bagaimana perasaan wanita kalau lagi pacaran.” Kata Sandra mengejek Timoty . “ Iya sih, aku masih enam belas tapi aku rasa benar juga apa kata Reinhard, kalau tidak boleh jadiin teman apalagi sahabat itu sebagai pacar. Kalau putus benaran , kita jadi tidak bisa bersahabat lagi . Uda kehilangan pacar sekaligus kehilangan sahabat . Jadi aku mau, kita ini tetap berteman aja.” Kata Timothy dengan yakin. Nah, kata-kata Timothy ini yang selalu tergiang-giang di telinga Sandra sampai puluhan tahun mereka bersahabat bahkan sampai sekarang ini.Makanya Sandra tidak bisa menjawab pertanyaan Timothy.Apakah sikap Sandra yang selalu mendukung Timothy itu hanya karena dia adalah atlitnya atau karena mereka sahabatan dari dulu atau karena Sandra mengharapkan lebih dari persahabatan? Sandra juga takut, dia kehilangan teman sebaik Timothy kalau mereka berpacaran dan berakhir putus. Jadi memang lebih baik mereka tetap saja bersahabat selamanya. Akhirnya keputusan itu yang Sandra ambil dan dia bersiap-siap menjawab Timoty berbarengan dengan suara pintu ruang perawatan terbuka. Tampak dokter Ferry berdiri sambil tersenyum. “Hi! Atlit basket kebanggaan kita, Gimana sakit sekali, Tim?” Tanyanya sambil melangkah masuk. “ Sakit banget, Dok.” Jawab Timoty sambil meringis. “ Dok, apakah aku bisa bermain lagi?’ Tanya Timothy sambil memandang penuh harap ke dokter Ferry yang sedang memeriksa lututnya. “ Sekarang aku belum bisa menjawabnya. Lututmu bengkak dan memerah sekali. Aku harus rontgen dan MRI dulu biar pasti diagnosanya. Tapi ini udah malam, petugas rontgen dan MRI nya uda pulang, jadi semua itu besok baru bisa kita laksanakan. Kamu istirahat dulu semalam di sini. Lututmu akan kuperban dulu, supaya kamu tidak banyak bergerak. Dan kalau mau bergerak, kamu harus pake kursi roda. Aku juga akan infus pereda nyeri, supaya kamu bisa tidur dan beristirahat agar otot-ototmu kembali lemas.” Kata dokter Lucas. “ Dok, Apa diagnosa terburuk yang mungkin terjadi , setelah dokter melihat kondisi Timmy sekarang ini?” Tanya Sandra. “Kamu tahu kan San, aku nggak bisa mendiagnosa tanpa hasil rontgen dan MRI. Karena aku harus bisa melihat ligament mana yang robek. Kalau robeknya tidak banyak.ya tidak perlu operasi hanya perlu fisioterapi , paling lama 3 bulan, Timmy sudah bisa kembali bermain basket. Tapi kalau kerobekan yang terjadi seperti kamu dulu, dari paha sampai ke lutut dan harus operasi berulang, itu berarti harus pensiun jadi atlit, kalau mau tetap bisa berjalan. Kita jangan mikir yang terburuk dulu. Besok saja setelah kita lihat hasil rontgen dan MRI nya.” Kata dokter Ferry dengan suara kebapakannya. “ Kalau Timmy seandainya butuh operasi, apakah dokter Ferry yang akan menanganinya?’ Kataku melihat wajah dokterku yang sudah menua ini. “ Kamu kan tahu, aku sudah pensiun dua tahun lalu, San. Aku nggak bisa operasi berjam-jam lagi seperti dulu. Operasi ACL ini butuh waktu lama dan aku tidak mau memaksa , aku yang harus operasi , padahal staminaku sudah tidak seperti dulu , saat aku mengoperasi kamu. Jadi lebih baik dokter muda yang akan mengoperasi Timmy. Aku tetap akan jadi konsultannya. Nanti aku rekomendasi dokter terbaik pada kalian. ” Kata dokter Ferry bijak. Aku menganggukkan kepalaku tanda aku memahami kondisinya. Dokter Ferry memang dokter yang baik. “ Sekarang kamu tidur ya Tim, Aku suntikan dulu obat pereda nyeri via infus. Jadi kamu bisa nyenyak sepanjang malam.” Kata dokter Ferry. sambil memberikan perintah ke suster yang dari tadi berdiri patuh di belakangnya. Mereka berdua pun berlalu dari ruangan perawatan ini, setelah memasang infus yang berisi obat anti nyeri melalui infus ke lengan berotot Timoty. Tiba-tiba pintu kamar perawatan Timmy, terbuka lagi. Kali ini yang tampak berdiri di depan pintu adalah Mr. Rudson, pemilik klub basket Manila Warrior beserta anak semata wayangnya, Clarrissa. Boss Timothy, pemilik klub basket Manila Warrior itu tampak gagah dan tidak sedikitpun kelihatan dia sudah hampir berusia 60 tahun. Hanya uban-uban tipis yang terlihat di samping kepalanya. Tapi kalau menurut Sandra, uban-uban itu malah menambah kharismanya. Mereka berdua, ayah dan anak masuk ke ruangan dan langsung menghampiri tempat tidur Timothy. “ Gimana pahlawan kita? Apa kata dokter ? ” Tanyanya ramah pada Timothy. Clarisa berjalan semakin mendekat. Matanya mendelik ketika dia melihat tangan Timothy yang mengenggam erat tangan Sandra. “ Tim, sakit banget ya? Sampe kamu gengam tangan managermu ini dengan kencang.” Katanya dengan suara lembut sambil memandang Timmy.. Timmy hanya menggelengkan kepalanya. Hello Nona! Aku ini agentnya, bukan managernya. Agent itu tugasnya adalah marketing atlit, istilah kasarnya menjual atlitnya untuk mendapatkan klub yang bisa memberikan harga terbaik bagi sang atlit. Kalau manager atlit itu, dia yang melayani semua kebutuhan atlit setelah bergabung di suatu klub. Jadi ada perbedaan signifikan antara manager atlit dan agent atlit. Tapi mau gimana lagi, sekarang Sandra terjebak dalam situasi menjadi agent , manager dan sahabat bagi Timoty. Jadi Sandra memutuskan untuk diam saja,membiarkan nona Clarrisa menganggapnya sebagai manager Timmy. “ Nona Sandra memang agent yang paling TOP. Sampai segitunya melindungi atlitnya.” Kata Mr. Rudson memberiku pujian. Terimakasih Mr. Rudson, sudah membantuku klarifikasi. “ Timothy adalah atlit yang pertama kali bergabung di agency saya. Timothy juga sahabat saya sejak kami sama-sama pelatnas puluhan tahun lalu. Jadi uda tugas saya selalu melindungi dan mendukungnya. Saya tidak mau terjadi hal buruk padanya yang menyebabkan karirnya berhenti.” Kata Sandra sambil menatap Timothy, berharap Timothy tahu kalau jawaban ini adalah untuk menjawab pertanyaannya tadi. “ Oh ya, Apakah dokter sudah memberikan diagonosanya?” Ulang Mr. Rudson. “ Harus tunggu besok baru bisa di rontgen dan MRI. Laboratoriumnya uda tutup dan petugasnya sudah pulang. ” Kataku singkat. “ Semoga setelah istirahat beberapa saat, kamu bisa secepatnya kembali bermain. Beberapa bulan lagi, kalau nggak salah lima atau enam bulan lagi, aku lupa waktu pastinya. kami ada undangan sebuah Championship di Kota Medan Indonesia. Aku harap kamu kembali bisa memperkuat Manila Warrior. Kamu tadi bermain sangat bagus, Tim." Kata Mr. Rudson. “ Dua bulan lagi kontrak Timmy berakhir. Mr. Rudson. Kita harus membicarakannya terlebih dahulu untuk memperpanjang kontrak.” Kata Sandra mengingatkannya. “ Timmy pasti tetap akan menjadi keluarga besar Manila Worrior. Saya pasti akan tetap mengontraknya, karena kehebatan Timmy hari ini, membuat Manila Warrior berhasil menjadi juara bertahan dalam Liga Champions . Tapi kontraknya kita tanda tangan nanti saja, setelah Timmy keluar dari rumah sakit.” Kata Mr. Rudson sambil tersenyum ramah. “ Sudah kubilang Timmyku sangat hebat.” Kata Clarrisa dengan suara manja dan bergelanyut mesra di lengan papanya. Kok jadi Timmyku? Emang sudah sejauh apa hubungan Timmy dan Clarrisa? Adakah yang aku tidak ketahui? Bukannya mereka baru pernah makan malam bersama sekali? Apa yang Timmy sembunyikan dariku? “
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD