Katakanlah cinta itu buta. Tak mengapa aku menjadi tunanetra. Asal jangan tunaasmara. -Galaksi Bimasakti. ~~~ Aku masih tidak percaya dengan pendengaranku. Baru saja Bima secara tidak langsung menolak Ninda. Bukan. Bukan menolak. Sesuatu yang lebih jahat. Dia memberikan pilihan yang menyakitkan. Bertahan dengannya tanpa cinta atau melepasnya pergi. "Suaraku membangunkan kamu ya?" Bima berdiri di hadapanku sekarang. "Enggak kok, aku terbangun dari tadi. Tadi, apa yang kamu bilang ke Ninda?" Aku memicingkan mata, menatapnya. "Dia tahu resikonya berhubungan denganku, Al. Dia sudah tahu." Bima ingin menyentuh tanganku, yang langsung kutepis dengan kasar. "Tega banget kamu Bim! Bisa-bisanya bicara begitu ke perempuan yang mencintai kamu." Aku mengatur napas, menata kembali kata-kataku