“Astagfirullahaladzim, Tuan. Apa yang Tuan lakukan.” Mbok Darmi segera berjalan mendekat ke arah Maura dan Dewa. “Sebenarnya ada apa, Mas? Kenapa kamu bisa semarah ini ke aku.” Maura masih memegangi pipinya yang terasa sakit. Dewa dengan kasar mengambil Albert dari gendongan Mbok Darmi. Dan langsung ia berikan kepada Maura. “Kamu tunggu di sini.” Dewa langsung berjalan ke arah kamarnya. Mbok Darmi langsung mendekat ke arah Maura dan langsung memeluknya dengan erat. “Sabar ya, Non. Mbok yakin ini hanya kesalahpahaman,” ucap Mbok Darmi, ia mencoba menenangkan Maura dalam pelukannya. Maura terus menangis di pelukan Mbok Darmi, hingga tiba-tiba Dewa yang sejak tadi di dalam kamar langsung menarik tangannya dengan kasar. “Mas, sebenarnya kamu mau membawaku kemana.” “Sekarang kamu