Tak ada satupun yang berani mengeluarkan ucapan di saat video rekaman itu berputar. Jika saja bukan karena untuk menyadarkan anaknya dari jeratan wanita gila itu Aron tak sudi melihatnya.
"Ehem... Tuan apa sebaiknya kita memberitahukan Tuan Kenan saja. Isu di luar sana semakin panas karena Bella sudah memberi berita palsu di otstagram kalau Dia sedang bersama Tuan Kenan."
"Tidak perlu biarkan saja wanita itu melakukan apapun yang penting anakku tidak bersamanya. Kau tugaskan para pengawal di sana mengabadikan foto Kenan dan Yezi bersama."
Di dalam kamar hotel...
Jeri membuka pakaiannya tatapannya tak lepas dari wanita yang sedang berbaring tanpa busana di dalam apartmennya. Dengan gaya sensual Bella memanggil Jeri dengan lambaian tangannya. Gerakan Jeri begitu kaku mendekati Bella. Bella yang tak sabar menarik Jeri sampai jatuh ke tempat tidur.
"Bell... Kamu yakin mau melakukannya bagaimana kalau Kenan tahu."
"Sudah tenang saja Kenan tidak bisa menghubungiku. Aku sedang marah dengannya karena berani-beraninya meninggalkan Aku begitu lama," ucap Bella sambil mengecupi leher Jeri. Bella memberikan ciuman kemudian memberi usapan lembut menggoda membuat Jeri tak tahan. Jeri membalikkan tubuh Bella tanpa pemanasan Dia memasuki senjatanya dengan kasar.
'Oh sial! Nikmat sekali pantas saja Kenan selalu ingin bersamanya,' batin Jeri sambil menggerakkan tubuhnya.
"Terus Jer lebih cepat!" ucap Bella yang sejak tadi sibuk mencium leher Jeri dengan rakus.
Jeri sudah tidak perduli lagi dengan kamera dan orang yang berada di sudut ruangan yang sedang merekamnya. Tuan Aron mengijinkannya melakukannya sepuasnya. Dia berharap wanita ini hamil anaknya karena sebenarnya Jeri sudah menyukainya sejak waktu sekolah dulu. Tapi karena pekerjaan Ayahnya yang harus berpindah-pindah negara membuatnya harus merelakan wanita yang Dia sukai.
Sedangkan di sudut ruangan ada dua orang yang sedang berdiri sambil memegang kamera merekam mereka melakukan hubungan menjijikan itu.
***
Dua sepasang pasangan suami istri dengan pakaian santainya sedang menikmati makanannya di sebuah restoran. Kenan terlihat sangat menikmati makanan yang di pesan Yezi walaupun masih sedikit canggung.
"Hei pelan-pelan Kau itu seperti tidak makan setahun saja," tegur Yezi yang melihat Kenan makan sangat lahap.
"Ck... jangan cerewet nikmati saja makanan mu itu setelah ini kita pulang."
"Cih! Siapa suruh seperti seorang hyper. Dasar!" omel Yezi.
"Diamlah mau ku paksa Kau melakukannya di sini."
"Dasar pemaksa! Aku tidak mau pulang masih betah di sini. Kalau Kau mau pulang ya pulang saja."
"Lelucon macam apa itu, Kau mau membunuhku setelah apa yang Papaku lakukan."
"Memangnya apa yang Papa mertuaku lakukan?" tanya Yezi dengan wajah pura-puranya.
"Dasar wanita licik masih saja sok polos. Kau itu sudah membuat suamimu ini menjadi pengangguran dan miskin. Tapi tidak apa-apa kali ini, Aku bisa lega karena istriku ini punya banyak uang."
"Ya... tapi maaf Aku tidak sudi dengan pria pengangguran. Aku akan mencari pria di luar sana menjadi suamiku."
"Coba saja kalau Kau berani akan ku patahkan kaki pria itu lalu ku lempar kejurang," ancam Kenan yang sudah menghabiskan makanannya di piring.
Yezi memasang wajah innocentnya kepada Kenan yang masih mengancamnya. Tapi perhatian Yezi teralihkan oleh salah satu beberapa pengunjung di sana yang berbisik-bisik sejak mereka masuk ke restoran itu. Membuat Yezi penasaran menepuk tangan Kenan yang sedang memainkan sendok makannya.
"Hei... Kau lihatlah para pengunjung yang datang ke sini sejak tadi berbisik-bisik memperhatikan kita. Sebenarnya ada apa ya, seperti buronan saja kita ini."
"Kau itu bodoh atau bagaimana, jelas saja mereka berbisik-bisik karena melihat pria tampan sedang makan dengan wanita jelek," ejek Kenan sambil terkekeh.
"Ih! Kau itu kepedean mana ada seperti itu lihat itu di sana di televisi ada beritamu," tunjuk Yezi dengan dagunya.
Kenan menolehkan kepalanya ke belakang. Dia memperhatikan orang yang berada di televisi. Matanya tiba-tiba melotot lebar melihat gambar seseorang yang berada di dalam televisi itu.
"Itu bukannya mantan kekasihmu kenapa gemar sekali menginap dengan seseorang di hotel," tukas Yezi.
Tak ada jawaban Kenan langsung berdiri dari duduknya tanpa menghiraukan Yezi. Kenan berjalan cepat keluar dari restoran menuju parkiran. Dia memasuki mobil sportnya kemudian menghidupkan mesin mobil itu lalu pergi meninggalkan Yezi.
Yezi dibuat kesal dengan tingkah konyol Kenan. Dia menyusul Kenan setelah membayar makannya.
Sampai diparkiran Dia tidak melihat mobil Kenan napasnya memburu menahan emosi dengan sikap Kenan yang mengabaikannya.
"Astaga pria itu sungguh membuatku naik darah. Sialan! keterlaluan sekali," gerutu Yezi sambil berkacak pinggang.
Tiba-tiba ada dua orang berpakaian jas hitam turun dari mobil menghampirinya lalu berkata. "Nona Yezi Anda jangan khawatir Kami akan mengantarkan Anda kembali ke hotel."
"Siapa Kau?" tanya Yezi yang waspada kepada dua orang didepannya.
"Tenang Nona Yezi... Kami ditugaskan mengawal dan mengikuti Tuan Kenan dan Nona selama berada di sini."
"Mana buktinya."
Salah satu pegawal itu merogoh saku celananya mengambil mengambil ponselnya. Setelah itu Dia terlihat menghubungi seseorang.
'Hallo Tuan Aron, Nona Yezi ingin berbicara dengan Anda.'
'Berikan telponmu Aku ingin berbicara dengan menantuku,' sahut Aron di ujung telpon sana.
'Baik Tuan,' dengan sopan pria itu memberikan ponselnya.
'Hallo Pap... apa Aku sedang berbicara dengan Papa.
'Ya sayang coba Kau alihkan ke video,' jawab Aron.
'Ok.'
Yezi mengalihkan panggilan itu ke video call.
'Papa mertua! Ternyata benar sekali. Aku sedang berbicara dengan Papa. Maaf Aku pikir dua pria ini orang jahat,' seru Yezi.
'Tidak sayang mana mungkin mereka jahat mereka itu pengawal Kenan. Sepertinya anak nakal itu tega meninggalkanmu karena Dia sudah mengetahui Kalau kalian diikuti anak buah Papa.'
'Ya Pap! Dia meninggalkan Aku setelah mengetahui berita mantan kekasihnya bersama pria menginap di hotel.'
'Anak itu benar-benar keterlaluan sudah miring otaknya. Kamu tenang saja Papa akan membuatnya melupakan wanita jalang itu. Tapi Papa mohon untuk Kamu sabar menghadapinya. Sekarang Kamu ikut bersama pengawal Papa kembali ke mansion. Mommymu itu sangat khawatir sepertinya Dia sudah melupakan anaknya Kenan. Setiap detik Dia selalu menanyakan menantu kesayangannya itu,' ucapAron sambil terkekeh di ujung sana.
'Baik Papa kalau begitu, Aku tutup telponnya.'
'Ya hati-hati di jalan nak.'
'Ok Pap.'
Yezi menutup panggilan itu Dia menyeret kakinya mendekati pengawal yang sedang menunggunya di depan mobil.
"Kita kembali ke Jakarta tidak perlu ke hotel lagi. Tuan muda kalian tidak ada di sana."
"Baik Nona, apa ada yang ingin Anda beli?" tanya mereka berbarengan membuat Yezi tersenyum melihat dua pengawal itu yang sangat kompak.
"Boleh nanti berhenti di toko kue saja. Aku akan membelikan kue kesukaan Mommy Asya," titah Yezi.
'Baik silahkan masuk ke mobil Kami berdua akan menjaga Anda.'
'Ok,' jawab Yezi dengan ramah.
Yezi dan dua pengawal itu pergi meninggalkan restoran mereka mencari toko kue untuk buah tangan Asyana.
Sedangkan Kenan seperti orang kesetanan mengendarai mobilnya menuju Jakarta.