Tanpa membantah Jeri ikut bersama dua pria sangar yang mengancamnya. Di dalam mobil matanya di tutup dengan kain hitam. Tak lama kemudian mobil van hitam itu berhenti di salah satu bangunan kios yang tidak terawat lagi.
"Turun," titah salah satu mereka yang sudah berada di luar mobil.
Jeri turun dari mobil dengan tergopoh-gopoh. Dia di seret dengan cepat mengimbangi langkah dua pria itu.
"Kalian mau membawaku kemana, jangan macam-macam. Aku akan melaporkan ke polisi kalau kalian membunuhku," ucap Jeri yang kesal karna di perlakukan seperti binatang.
Tak ada sahutan dari mereka Jeri yang kesal berusaha berontak dari cengkraman mereka. Kedua pria itu hanya tersenyum mengejek Jeri yang kalau di pukul langsung mati saat ini juga.
"Masuk! Jangan banyak tingkah atau Kami akan menembak kepalamu saat ini juga. Lalu memberikan tubuhmu ke buaya peliharaan bos Kami."
"Ja jangan Aku akan menurut. Maaf Tuan," jawab Jeri dengan nafas tercekat setelah mendengar ancaman itu."
Seketika hanya ada keheningan di dalam ruangan yang pengap itu. Jeri sudah panas dingin keringatan. Yang tadinya ngantuk matanya kembali segar gara-gara penculikan ini.
"Buka ikatan itu," titah seseorang yang suaranya tidak asing di telinga Jeri.
"Baik Tuan."
Ikatan di mata jeri di buka kasar. Jeri mengerjapkan matanya Dia menatap ruangan yang sangat pengap dan kotor tapi yang buat Dia terkejut ada sosok pria berkuasa yang sedang duduk di meja dengan jas berwarna maron. Disampingnya ada asistennya yang berdiri menatap sinis kepadanya.
Glek!
"Tuan Aron,'' ucap Jeri dengan wajah berubah pucat.
"Hai boy... bagaimana kabarmu, apa anak buahku melukaimu," kata Aron sambil menghisap rokoknya.
"Tidak Tuan tolong lepaskan Saya, Saya tidak bersalah."
"Jangan terburu-buru Kau itu harus menjawab pertanyaanku kalau ingin selamat dan keluar dari sini hidup-hidup."
"Baik Tuan."
"Apa hubunganmu dengan wanita yang bernama Bella. Apa yang kalian rencanakan kepada anakku."
"Kami hanya berteman, kami berteman sejak sekolah. Saya hanya membantunya memindahkan uang Tuan Kenan ke atm Bella. Dan beberapa aset yang sudah di beli Tuan Kenan kepada Bella. Tolong jangan bunuh Saya Tuan," ucap Jeri memelas pengampuanan.
Aron berjalan lebih dekat ke arah Jeri. Tanganya menarik kuar rambut Jeri.
"Aaaaak sakit Tuan... ampun... ampun."
" Dasar pembohong! Kau itu sudah main-main dengan keluarga Weist. Apa Kau pikir bisa selamat setelah apa yang kalian rencanakan. Aku bisa saja membunuhmu saat ini juga."
"Tolong jangan Tuan... ampun. Saya akan melakukan apa saja perintah Anda."
"Bagaimana kalau Kau ingar."
"Kau bisa membunuhku Tuan."
Deal!" ucap Aron sambil menghempaskan kepala Jeri dengan kuat.
***
DI depan cermin ada Bella yang sedang tersenyum sambil menikmati wine di tangannya.
"Kenan Duta Weist sebentar lagi Kau akan jadi milikku. Akan ada kejutan untukmu nanti, ku pastikan Kau akan takut dan menuruti apa mau ku. Ha...ha...ha, dasar pria bodoh," ucapnya sambil tertawa dan menari-nari seperti orang tak waras.
"Kau itu bahagia sekali sebenarnya apa yang akan Kau rencanakan Bel," tanya seorang pria yang sedang menikmati vape di sofa hotel yang mereka pesan.
"Kau lihat saja nanti Dokter, setelah ini Aku sudah tidak mau lagi meminum pil itu. Kalau Kenan tidak bisa membuatku hamil maka Kau atau si Jeri yang bodoh itu yang akan menghamiliku. Setelah Aku dinyatakan hamil anak itu akan mengikat Kenan."
"Kau itu aneh sekali kenapa harus melibatkan Kami. Apa kekasihmu itu tidak bisa menghamilimu."
"Enak saja Dia itu sangat luar biasa di atas ranjang. Tapi pria itu sangat licik. Dia selalu memintaku meminum pil penunda kehamilan. Tapi kali ini Aku akan menjebaknya nanti. Apa obat yang ku pesan sudah ada Dokter."
"Sesuai pesananmu Aku sudah meracik obat perangsang dengan dosis tinggi. Pastikan Kau menaruh obat itu dengan benar. Karena setetes saja terbuang Kau akan kehilangan momentum berharga bersamanya."
"Ya... Kau tenang saja semua pasti aman."
"Lalu bagaimana dengan Jeri?"
"Kami berdua akan bertemu nanti, Dia itu sangat tidak sabar menungguku."
"Kau itu benar-benar licik Bella, setelah tidur denganku Kau mau bertemu dengannya. Hati-hati nanti Kau bisa tertular penyakit."
"Hei! Aku ini selalu memeriksanya, Kau tenang saja Aku tidak sembarangan tidur dengan seseorang. Semua pria yang rela tidur bersama ku Pria yang sehat. Kau sangat tahu itu Dokter."
"Ya... Aku paham tapi Kau harus berhati-hati dengan tindakan nekatmu itu terakhir kali Kau hampir mati karena mengganggu tunangan seseorang. Kalau bukan Aku yang menolongmu waktu itu mungkin sekarang Kau sudah bertemu malaikat."
"Ck... Kau selalu mengungkitnya, tentu saja Aku tidak lupa. Putri mafia itu benar-benar membuatku hampir saja mati. Dan Aku tak akan melupakan itu semua Dokter."
"Apa Kau akan membalas perbuatan mereka?"
"Tentu saja Aku akan membalasnya setelah Aku bisa mendapatkan apa yang Aku inginkan dari Kenan."
"Kau sudah mempunyai apartmen, mobil mewah, properti, uang, apalagi yang Kau inginkan."
"Kenan... Aku ingin memiliki Kenan seutuhnya sebagai boneka ku."
"Ya semoga Kau berhasil memilikinya Aku mendukungmu Bella."
"Thanks Dokter Wangga," ucap Bella sambil tersenyum kepada pria yang sudah menyelamatkan hidupnya.
Setelah kejadian dua tahun yang lalu seseorang mendatangi rumah Bella. Bella di sekap selama satu bulan di dalam ruangan sempit. Dia hanya dilepaskan kalau ingin buang hajat dan makan saja. Setelah itu Dia di siksa di dalam ruangan sempit dan bau itu.
Bella di bawa keluar lalu dimasukkan kedalam karung ke dalam mobil. Dia dipukuli dan di buang di bukit hutan. Dokter Wangga yang sedang mencari obat-obatan di Kalimantan tidak sengaja melewati bukit hutan. Pandangannya fokus tertuju kepada karung yang bergerak-gerak. Karena penasaran Dia turun dari mobil menghampiri karung itu. Betapa terkejutnya Dia, setelah membuka karung itu didalamnya ada sosok wanita yang sudah lebam penuh dengan luka darah. Wangga langsung mengeluarkan Bella dari karung itu Dia membawanya kedalam mobil. Setelah menaruh Bella dengan benar Wangga mengemudikan mobilnya pergi menuju basecamnya.
"Nona bertahanlah Aku akan menyelamatkanmu."
Tak ada jawaban dari Bella tapi wanita itu sempat tersenyum dan bergumam pelan. "Terima kasih," Tuan.
Sejak saat itu hubungan mereka menjadi dekat. Dokter Wangga seorang Dokter penyakit dalam jatuh cinta kepada Bella meskipun Dia sudah mempunyai istri. Awalnya Wangga takut karena Dia sudah menyelamatkan Bella kekasih Kenan. Tapi setelah mendengar cerita dari wanita itu Dia merasa iba dan ingin membantunya. Meskipun caranya salah tapi Dia menikmati hubungan ini. Tapi semua itu tidak gratis Bella harus menjadi wanita simpanannya.