*** Dengan langkah lebar, Jesslyn keluar dari kamar mandi, tidak lupa membawa kamera yang baru ditemukannya. Menuju ranjang, ia berhenti di sisi tempat tidur, mengamati dengan penuh minat sebelum akhirnya meraih ponsel yang terletak di atas nakas. Membawa benda canggih tersebut ke depan wajah, Jesslyn menutup kedua matanya sejenak, menarik napas dalam sebelum menghembuskannya dengan kasar. Dengan ekspresi serius, ia kembali fokus pada layar ponsel, mengutak-atik dengan gesit sebelum membawa ponsel itu mendekati telinga kanannya. Tak begitu lama berlalu Jesslyn menunggu, suara berat seorang pria tiba-tiba menggema dalam pendengarannya. “Ya, halo, Jesslyn,” jawab suara pria di ujung telepon. “Ryle, bagaimana keadaanmu?” tanya Jesslyn. Ya, orang yang dihubunginya adalah Ryle. “Baik, ak