Keesokan paginya Monika di paksa Adam untuk tak lagi turun di jalan. Suaminya itu berjanji akan menjawab pertanyaan orang-orang jika ada yang bertanya mengapa Monika bisa berangkat bersamanya. "Nggak usah manyun dan nggak usah takut di cap negatif sama orang-orang." "Saya bukan takut di cap negatif sama orang, tapi ngerasa nggak enak sama Mbak Shinta kalau sampai dia lihat saya berangkat bareng Bapak." "Shinta siapa?" tanya Adam. "Karyawan Bapak di bagian arsitek." "Apa hubungannya sama saya?" "Dia suka sama Bapak." "Oh, perempuan yang suka nyamperin kamu ke atas itu?" Monika mengangguk. "Bisa satu mobil sama Bapak itu salah satu impian dia," jawab Monika. Dan bisa satu mobil, satu rumah, satu ranjang sama kamu itu impian saya Monika. Ucap Adam dalam hati. "Cuma dia yang punya