7

1746 Words
Gilang pun langsung masuk dengan sekeranjang buah dan sekotak coklat. Ia langsung berjalan menuju ke ruangan yang tadi dikatakan oleh Naya itu. Ia pun sampai didepan pintu. Dan ia mengetuk pintu itu, tak lama kemudian ada Pak Min yang Gilang ketahui sebagai sopir dari Raisa itu. Pak Min pun mempersilakan Gilang untuk masuk. "Masuk Mas, Mba Raisa abis makan tadi" ujar Pak Min. Sementara Raisa yang mendengar bahwa Pak Min mempersilakan seorang cowok yang dipanggil Mas itu masuk ke kamarnya mengerutkan dahinya dengan bingung. Ia juga heran dan juga penasaran siapa cowok yang menjenguk nya itu. Sampai akhir nya cowok itu pun memperlihatkan dirinya. Ia terkejut ketika ternyata cowok itu adalah Gilang. Orang yang sangat ia harapkan untuk datang, tapi itu juga merupakan sebuah ketidakmungkinan. Namun sekarang ketidakmungkinan itu seakan musnah karena buktinya Gilang ada disini. Raisa tentunya sangat senang sekali melihat Gilang. "Oh My God, Gilang. Kamu dateng? Kamu jengukin aku Lang? Ya ampun. Ini beneran kamu kan Lang. Astaga aku ga nyangka poll bisa ada kamu disini" ujar Raisa senang. Sementara itu Pak Marno dan Bi Marni ijin untuk ke kantin rumah sakit merkaa akan makan. Sementara Raisa bersama dengan Gilang. Raisa masih tersenyum lima jari semenjak Gilang menampakkan dirinya itu. Bagi Raisa ini adalah sebuah hadiah terbesar, bahkan tadi yang Raisa pusing tujuh keliling, saat ini ia tidak merasakan sakit apa pun. Memang Gilang adalah obat paling ampuh bagi diri Raisa. "Kamu mau minum apa Lang? Eh tapi cuman ada aqua deng bentar ya aku ambilin" ujar Raisa ingin mengambil aqua tapi di cegah oleh Gilang, Raisa pun terkejut. "Ga usah, lo lagi sakit. Ntar ga sembuh- sembuh lagi. Lo ada alesan buat ga ngerjain tugas. Gua kesini karena mau mastiin lo masih hidup aja" ujar Gilang dengan alasan nya yang sangat tidak masuk akal itu bila di pikirkan lebih dalam lagi. Namun karena Raisa senang ada Gilang didekatnya, maka ia tidak menghirauoan perkataan dari Gilang itu. "Pokoknya tetep seneng Gilang disini. Eh Gilang tadi bawain ini ya? Wah ada buah sama coklat. Ihh ini coklat kesukaan Raisa. Kok Gilang tau sih ciee. Ya ampun Gilang so sweet banget deh. Tambah suka sama Gilang pokoknya" ujar Raisa dengan sangat cerewet sekali. Karena Raisa memang sangat senang sekali. Sampai sedari tadi ia tidak bisa berhenti untuk tersenyum. Sedari tadi ia juga terus menerus menatap ke arah Gilang. Gilang pun hanya diam saja meski pun ia juga merasa salah tingkah karena ditatap. "Itu tadi coklatnya juga cuman nemu dari kulkas rumah gua kok" ujar Gilang lagi- lagi mengelak tentang cokelat yang sebenarnya ia beli tadi itu. Ia sangat malu sekali. "Ga papa yang penting tetep yang bawain Gilang. Udah seneng banget" ujar Raisa. Mereka pun lalu hanya diam tanpa kata. Tidak ada yang berbicara lagi. Sementara walau pun hanya berdiam diri saja tapi Raisa sangat senang sekali karena adanya Gilang di sampingnya saat ini. Ia tidak pernah memimpikan hal ini akan terjadi nantinya. "Jangan terlalu berharap sama gua, berharap sama gua itu berat" ujar Gilang tiba-tiba. Hal itu pun membuat senyum di bibir Raisa sempat memudar, tapi tak lama kemudian senyum itu kembali menyeruak. Lagi dan tak lama kemudian Raisa membalas Gilang. "Kenapa? Kenapa Caca ga boleh berharap sama Gilang?" tanya Raisa dengan bingung "Karena gua juga sedang berharap sama seseorang. Seseorang itu bukan lo Sa. Gua ga mau orang lain berharap untuk gua. Sedangkan gua berharap sama orang lain. So, jangan berharap sama gua Sa. Lo salah kalo ngelakuin itu" ujar Gilang membuat Raisa terdiam lagi. Ia terdiam lumayan lama, tapi setelah itu Raisa berbicara lagi pada Gilang. "Ga ada yang salah sama pengharapan Lang, silakan kamu berharap sama seseorang yang bukan aku. Tapi please, Lang. Biarin aku berharap sama kamu. Ga ada yang salah sama hati yang memilih untuk berlabuh Lang, karena itu takdir Tuhan. Tuhan ngasih takdir ke aku buat berlabuh ke hati kamu. Jadi aku akan selalu begini dengan segala pengharapanku. Karena aku yakin Lang. Aku yakin aku bakalan ngedapetin kesempatan untuk bersama kamu nantinya kalo aku terus berusaha dengan pengharapan ku ini. Aku yakin itu Lang. So, sekarang ga papa silakan kamu berharap dengan orang yang bukan aku. Tapi boleh kan aku percaya kalo pengharapan kamu nantinya juga akan berganti dari orang itu ke aku" ujar Raisa kepada Gilang. Sebenarnya pembicaraan seperti ini sangat tidak mencerminkan anak usia 14 tahun yang masih SMP. Mereka berdua terlalu dewasa dalam berpikir. Meskipun banyak yang menganggap bahwa cinta Raisa adalah cinta monyet biasa. Raisa tidak apa-apa. Ia akan menjelaskan kepada mereka semua seperti apa cinta monyet yang selalu mereka bicarakan itu. Lagi pula, kalo bukan kamu, aku ga tau lagi siapa yang bakalan jadi alasan aku buat tetap hidup Lang. Please, walaupun kamu sedang mengharapkan orang lain. Tolong jangan cegah aku buat mengharapkan kamu. Tolong jangan paksa aku untuk pergi dari hidup kamu. Dan tolong jangan pernah pergi ya Lang. Kalo kamu pergi, mungkin kamu atau yang lainnya ga akan pernah nemuin lagi Raisa Calista lagi. Karena mungkin saat itu tiba, Raisa udah mati. Raisa udah nyerah sama hidupnya di dunia ini. Jadi please ya Lang, tetap disini jangan pergi-pergi dulu ya Lang. Batin Raisa. "Terserah lo Sa, yang penting gua udah pernah ngasih peringatan ini ke lo. Lagian lo kenapa ga lupain perasaan lo ke gua itu Sa? Gua yakin cinta lo ke gua itu cuman cinta monyet aja. Kenapa lo ga cari cowok yang suka sama lo aja, yang lebih pasti" ujar Gilang dengan penuh bertanya-tanya kepada Raisa itu. Karena ia sangat heran sekali. "Sekarang kalo gua balikin pertanyaan itu ke lo gimana Lang? Kenapa lo ga berhenti aja buat berharap sama cewek yang lo suka itu? Kenapa lo ga cari aja yang suka sama lo dengan pasti. Kayak gua ini? Kenapa coba gua tanya?" tanya Raisa kepada Gilang. "Karena gua yakin dia juga cinta sama gua Sa. Karena gua kenal baik sama dia, dia juga kenal baik sama gua. Mungkin kalo gua sama dia ga kepisah jarak kayak gini, gua sama dia bakalan udah pacaran Sa. Itu bedanya gua sama lo Sa. Makanya gua ga mau buat berhenti berharap. Karena gua masih punya banyak kesempatan buat sama-sama dia. Dan lo? Gua ga yakin kesempatan itu ada Sa" ujar Gilang kepada Raisa. Sementara sekarang Raisa diam saja sedari tadi. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi. Kenapa lo jujur banget sih Lang, kenapa lo ga bisa bohong dikit aja biar bisa jaga perasaan gua Lang. Ga Raisa harus kuat Raisa harus kuat. Lo ga boleh putus asa cuman gara-gara ini doang. Inget, Gilang itu sumber kekuatan lo saat ini, dia sumber terbesar yang menjadi sebab kenapa lo masih hidup saat ini. Plet Raisa jangan putus asa. Pokoknya tetep jangan berhenti berharap dan berusaha. Batin Raisa. "Ga papa Lang, aku percaya Tuhan ga akan tidur kok. Tuhan pasti bakalan bantuin hamba nya yang selalu berusaha dan berdoa untuk nama yang sama" ujar Raisa. Tak lama kemudian Bi Marni dan Pak Marno pun sudah kembali dari kantin. Karena hal itu lah Gilang langsung berpamitan pergi pada mereka. Gilang pun berpamitan. "Kalo gitu gua pulang dulu Sa, cepet sembuh biar bisa ngerjain tugas. Bi, Pak. Saya pulang dulu ya" ujar Gilang kepada mereka, Raisa pun masih bisa tersenyum mengantarkan kepergian dari Gilang itu. Dan akhrinya Gilang pergi dari sana. Aku yakin meskipun kamu juga yakin dengan pilihan kamu itu, aku juga yakin banget sama pilihanku Lang. Aku tahu mungkin ini terlalu muda buat bahas cinta-cintaan kayak gini. Tapi entah kenapa aku yakin, kamu adalah orangnya Lang. Batin Raisa yakin. Setelah itu Raisa pun meminta kepada Bi Marni untuk mengambilkan handphone yang tadi ia charge itu. Raisa tadi juga secara diam-diam mem video pertemuan Gilang dan dia itu. Itu sebagai bukti jika nanti teman-teman nya bertanya. Maka dari itu sekarang Raisa ingin pamer pada teman-teman nya itu. Ia ingin pamer bahwa tadi Gilang menjenguk nya dan juga membawa buah serta sekotak coklat kesukaannya. Yang pertama ia lakukan adalah membuat story WA dan juga story i********: serta ia akan mengupload nya di i********: sembari menandai Gilang. Ia tak masalah atau ia tak akan takut jika nantinya Gilang marah-marah dengan Raisa. Ia tidak akan takut itu. Yang penting ia bisa pamer kepada teman-teman nya itu. Ia pun mulai mengupload nya lewat WA terlebih dahulu dengan foto buah dan coklat itu dan ia pun juga menuliskan caption 'thank you so much Gilang'. Ia senang sekali. Sehabis itu ia pindah ke i********:. Ia pun sama mengupload foto tersebut dengan caption yang sama. Namun kali ini, Raisa juga menambahkan dengan menandai Gilang juga. Ia pun akhirnya sudah melakukan itu semua. Ia pun akhirnya sudah keluar dari i********:. Dan benar saja, seperti yang sudah ia duga sebelumnya. Ia mendapati Lini dan Ayu chat di grup WA nya. Mereka berdua pun menanyakan tentang story dari Raisa itu. Dan mereka menanyakan dari story tersebut apakah story itu benar atau tidak. Ia terkejut sekali karena Raisa membuat story seperti itu. Mereka tidak yakin jika Gilang mmenjenguk Raisa. Itu adalah sesuatu yang sangat tidak mungkin terjadi karena mengingat Gilang yang sangat tidak menyukai Raisa itu. Bahkan Raisa juga mentag Gilang. Hal itu menjadikan mereka semua heboh. Raisa pun membuka chat grup nya dengan kedua teman nya itu. Dan karena hal itu ia pun menjadi tertawa dengan sangat ngakak sekali. "Aduh Mba Raisa kenapa? Ga papa toh Mba?" tanya Bi Marni karena ia kaget Raisa sedari tadi tersenyum dan tertawa sendiri. Ia sangat terkejut sekali. "Ga papa hehe" jawab Raisa itu. Setelah itu Raisa pun membalas chat kedua temannya itu. Dan benar saja seperti dugaan Raisa bahwa kedua temannya tidak percaya. Mereka berkata jika no pict hoax. Akhirnya Raisa pun menscrenshoot video tadi dan memperlihatkan Gilang sedamg mengobrol bersama Raisa. Lini dan Ayu pun terkejut. "Hahaha pasti mereka ga pernah nyangka hal ini bakalan kejadian. Gua aja juga ga nyangka kok. Hahahah kenapa sih mereka sampe ribut gitu. Ya iya lah ribut Sa, kan Gilang ga pernah kayak gini sebelumnya sama lo. Mungkin ini yang pertama kali nya. Apalagi dia bawa buah sama coklat kesukaan" ujar Raisa pada diri sendiri. Lini: astaga gua sumpah ga nyangka banget. Astaga Gilang kemasukan jin apa itu sampe dia bisa dengan sadar njenguk Raisa. Gua kaget poll anjir. Bisa gini ya. Ayu: lo pikir cuman lo aja yang kaget Lin. Gua sampe keselek tau ga tadi pas liat foto itu. Gila banget ini Gilang lagi edan atau lagi s***p atau gimana sih heran gua. Raisa: heh enak aja lo pada bilang kalo Gilang edan sama s***p. Dia itu sehat tau. Dia juga udah mulai suka ini sama gua. Hahhaha (ngarep) wkwkwkaka. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD