Bab 8

1102 Words
"Kemana dia akan membawa ku." Jason membatin sambil melirik ke sekitar, ini bukan tempat pesta melainkan sebuah ruangan pribadi. "Tuan Kawasaki bersama dengan Tuan Robin menunggu di sana." Asisten Yan seolah mengerti apa yang tengah Jason pikirkan, menjelaskan agar tamu tuannya tidak bingung. Tak lama mereka sampai di ruang utama, ruangan pribadi milik Tuan Kawasaki. Ruangan ini mencakup seluruh lantai paling puncak, tempat ini bagai kediaman khusus Tuan Kawasaki. "Tuan Jason, selamat datang. Silakan masuk, Tuan Robin sudah berada di dalam." Yang menyambut adalah Tuan Kawasaki sendiri, pria tua itu terlihat bersemangat ketika melihat Jason datang. Jason mengikuti kemana Tuan Kawasaki memandunya, mereka menuju ke sebuah ruangan yang di sana sudah ada beberapa orang termasuk Robin. Selain Tuan Kawasaki serta Robin dan juga Jason, ada tiga wanita dua pria. Mereka adalah anak istri dan menantu Tuan Kawasaki. Tuan Kawasaki memperkenalkan anggota keluarga mereka kepada Jason, begitupun dengan Jason yang memperkenalkan dirinya sendiri. Dari sana Jason mengetahui bahwa Tuan Kawasaki memiliki seorang istri, satu putra dan dua putri, sedang satu pria lainnya merupakan calon menantu dari putri pertama. "Tuan Jason, Tuan Robin, mari kita pergi ke lantai pesta, acara akan segera dimulai." Tuan Kawasaki mengajak dua tamu pentingnya untuk menghadiri pesta. Istri serta anak menantunya pun tak mau ketinggalan. Mereka semua satu persatu keluar, kecuali Karen, putri kedua Tuan Kawasaki. Perlahan Karen mendekati Jason. "Apa aku harus memanggilmu Tuan Jason, atau suami Renata?" "Jason, aku tak menyangka identitasmu sangat luar biasa. Namun mengapa kamu tidak memberitahu Renata mengenai hal ini, selain itu keluarga Linda pasti tidak akan lagi merendahkanmu." Karen berbicara kepada Jason. Namun Jason memasang ekspresi acuh tak acuh, baginya Renata adalah masa lalu yang harus dilupakan. Karen adalah sahabat Renata, Jason mengenal Karen karena wanita itu tak jarang datang ke rumah Renata. Namun yang Jason benar benar tidak mengira jika Karen adalah putri kedua Tuan Kawasaki. "Ada apa, apakah kamu ada masalah dengan Renata?" Karen mengamati wajah Jason yang terlihat sedikit enggan untuk membahas Renata. "Sepertinya acara sudah dimulai, aku akan ke ruangan pesta. Dan jangan katakan kepadanya tentang siapa aku sebenarnya." Jason pergi tanpa membalas pertanyaan Karen. Di aula pesta, semua orang bersuka cita atas resepsi mewah putri pertama Tuan Kawasaki. Jason yang tak terlalu suka keramaian memilih untuk berada di pojok ruangan, duduk di sofa dengan membawa segelas wine. "Tuan, apakah kamu keberatan berbagi tempat duduk?" Seorang wanita mengenakan dres hitam panjang dengan belahan yang tinggi langsung duduk tanpa menunggu Jason mempersilakan. Jason tak menanggapi wanita itu, dia hanya fokus dengan gelas wine yang ada di tangannya. Namun begitu hidungnya menghirup aroma parfum wanita di sampingnya, matanya seketika terbuka lebar. "Lama tidak berjumpa, tuan muda Jason." Wanita itu tersenyum lembut dengan ekspresi elegan. Jason menyipitkan mata, dalam benaknya dia berkata. "Wanita ini, pergi tidak bilang bilang, sekarang datang tak diundang." "Linda, kenapa kamu berada di sini. Apakah masalah penting yang kamu maksud adalah menghadiri acara ini?" Jason berkata dengan suara lirih, sementara tangan kanannya menggoyang gelas wine. "Tentu saja bukan, karena pak tua itu tidak berada di kediaman, maka aku yang harus menghadiri acara ini. Tak kusangka kamu juga diundang." Linda meraih gelas wine di sampingnya, meneguknya perlahan. Jason tak lagi bertanya, dia tahu akan sulit memaksa Linda untuk bicara. "Apakah kamu mau menemaniku untuk pergi ke sana?" Linda berdiri, menaruh gelas di tempat dia mengambil sebelumnya. Jason pun meletakkan gelasnya, mengikuti Linda yang sudah terlebih dahulu melenggangkan kakinya. "Kenapa kamu membawaku ke luar?" Melirik ke samping, mereka berada di balkon, memisahkan diri mereka dari hiruk-pikuk pesta. Tanpa berkata, Linda langsung memberikan ciuman. Bahkan Jason tak sempat untuk bereaksi dan menjauhkan dirinya untuk sesaat. "Linda, kamu yang memancing!" Jason langsung meraup wajah Linda, mulut mereka bertautan dengan lidah yang sudah saling melilit. Jason yang mendapatkan balasan, membuat sinyal positif dari dirinya bergejolak, tanpa sadar dia mulai menaikkan dress hitam panjang milik Linda, tangannya mulai meraba paha mulus wanita itu. Namun Linda yang mengetahui niat Jason, langsung mendorong tubuh Jason. "Sampai di sini saja, aku harus kembali." Linda pergi begitu saja, meninggalkan Jason yang menatap kepergiannya sembari mengelap sudut bibir yang basah akan pertukaran saliva mereka. "Jason, apa yang kamu lakukan. Apakah ini yang kamu lakukan selama ini di belakang Renata?!" Karen datang dengan wajah geram, dia tak menyangka akan melihat Jason bermesraan dengan seorang wanita, dan itu bukan sahabatnya - Renata. Jason spontan membalikkan badan, melihat Karen yang berjalan mendekat. "Ini tidak ada hubungannya dengan mu." Jason pergi, melewati Karen tanpa peduli apa yang dikatakan wanita itu. "Jason, Renata juga hadir. Apa yang dia pikirkan ketika melihatmu bersama dengan wanita lain?" Karen berbalik, memandang punggung Jason yang perlahan berhenti. "Renata juga datang?" "Tentu saja dia datang, aku yang mengundangnya. Aku harap kami tidak menyesal ketika Renata mengetahuinya." Karen berdiri di hadapan Jason, jarak keduanya hanya beberapa jengkal saja. Jason tersenyum pahit. "Menyesal? Katakan saja kepadanya, bukankah kamu sahabat baiknya?" Jason pergi dengan santai, seolah tidak terpengaruh ancaman yang dikeluarkan. Hal ini membuat Karen berdecak kesal. "Jason, aku tak mengira jika kamu adalah seorang b******n. Kamu bermain dengan wanita lain ketika istrimu tidak ada." Karen berjalan cepat, menyalip Jason dengan perasaan kesal. Jason tak mencoba menghentikan pikiran Karen yang mengklaim dirinya sebagai seorang b******n. Baginya itu tidak penting, dan juga hubungan dengan Renata telah berakhir. Hem... Jason kembali ke ruangan pesta, ketika masuk dia melihat Karen berdiri bersama dengan Renata. Tak ketinggalan di sana juga ada Arya serta Matsushima. "Dia benar benar datang," gumam Jason dalam benaknya, sempat mengira jika apa yang dikatakan Karen hanya untuk menakutinya, tapi sepertinya itu tidak benar. Karen yang melihat Jason, langsung memalingkan wajah sambil mendengus. Kemudian dia mengalihkan perhatian kepada sahabatnya. "Renata, bisa kita bicara? Aku ada sesuatu yang penting." Renata menyipitkan mata, dia penasaran ada apa dengan Karen, tak bisanya sahabatnya itu bersikap begitu serius kepadanya. Keduanya pun berjalan menjauh, menuju ke sebuah ruangan terpisah. "Renata, suamimu berada di sini." Karen berkata dengan suara berbisik, membuat Renata mengerutkan kening karena tidak terlalu dengar. Karen menghela nafas, mengulang kembali pernyataannya. Namun, tanggapan Renata tidak sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh Karen, Renata terlihat sangat santai. "Aku dan Jason telah bercerai," ucap Renata dengan singkat padat dan jelas. Tapi jawaban singkat itu membuat Karen terkejut bukan main. "Kenapa kalian bercerai?" "Dia tidak pantas untukku." Renata menjawab tanpa memandang Karen, seolah terdapat ketahuan dalam benaknya. Membuat Karen sedikit ragu atas jawaban yang dikeluarkan. "Renata, kenapa kamu bercerai dengannya, bukankah kalian dulu saling mencintai, dan Jason selalu menuruti apa yang kamu katakan. Aku rasa bukan itu alasan sebenarnya kamu bercerai dengannya." Renata hanya diam, membuat Karen menggelengkan kepala dan berkata dalam benaknya. "Jika seorang pemilik JR Group tidak pantas, maka tidak akan ada banyak orang yang pantas."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD