1

1057 Words
Wow... Tidak pernah terbayangkan dalam benak seorang Alvero Husodo dia bisa jadi anak terpopuler di fakultas. Bahkan satu Universitas. Daebak! Para Hyung pasti bangga padanya. Tampan? Jangan ditanyain lagi deh. Anaknya Daddy Ray gitu loh! Masa nggak tampan sih! Para Hyung aja kalah pokoknya. Kaya? Beuh, melintir cuy! Secara majalah mana sih yang nggak memuat namanya sebagai tajuk? Majalah mana? Sini biar Vero beli. Secara Vero itu Putra Mahkota Husodo gitu loh. Daddy-nya kan udah pensiun. Nah predikat itu untungnya lengser juga ke dia. Semoga aja dia bukan anak pungut atau anak adopsi, jadi dia nanti nggak akan jadi gembel di jalanan. Amit-amit nggak mau deh Vero kalau sampai itu kejadian. Vero nggak bisa hidup missqueen soalnya. "Xel.. Xel... Kok Si Tin-Tin nggak dateng-dateng ya?! Walaupun kita ini duo ulek, tapi kan Tin-Tin udah gue anggep kayak saudara sendiri Xel." Ujar Vero ketika ia tak kunjung melihat Justine di kampus. "Alay sumpah lo Ver." desis Axel yang tengah bermain ponsel. Emang sih bener kata Vero, Justine kenapa nggak nongol-nongol. Jangan-jangan masih berjemur lagi di pulau pribadinya itu anak. Pulau kapuk yang penuh dengan hamparan iler maksudnya. Jangan harap deh itu yang namanya Justine Darmawan punya pulau pribadi macem orang-orang kaya gitu. Soalnya yang terakhir Axel denger dari Papanya, Si Justine mau diusir dari rumah. "Woii.. Tin-Tin! Woiii! Vero hereeee." teriak Vero kencang saat melihat Justine. "Woii, Ma Men. Ma Sop. Maaaaaaaasyaaaa Allaaah. Lo ngapain nangkring di sini? Nggak kelas pada’an?" tanya Justine tak kalah heboh dengan gaya Vero sehari-hari. Axel membelai d**a naik-turun. Punya Vero dalam hidupnya saja sudah membuat dirinya ingin menenggak racun tikus, ini ditambah Justine. "Wih keren lo Tin." kekeh Vero melihat gaya Justine hari ini. Anak dari pesaing bisnis Daddy-nya itu kuliah menggunakan ripped jeans. Mentang-mentang kampus punya nenek moyang. Pakai baju nggak ada keteknya juga santuy aja si Justine. "Iyalah, gue geetoooh." bangga Justine. Mata justine menatap Vero lekat. Lebih tepatnya pada tas yang Vero bawa. "Heh, Prince Husodo. Tas lo nggak ada yang lebih nggak oke lagi?" tanya Justine membuat Axel terbahak. Sedari tadi Axel memang ingin membuang tas yang Vero bawa. Sayang saja dia takut pada pemilik tas itu yang galaknya melebihi sang Mama dan Tantenya; Mommy Vero. "Sialan lo, punya Vale ini. Gue doain lo ditolak adek gue lagi kapok lo Tin." "Astagaaa Abang ipaaar, noooooo. Gue nggak sanggup ditolak adek lo mulu." "Alay." sahut Vero dan Axel bersamaan. Keduanya memandang jijik ke arah Justine. "Hina Dina lo Tin, hih! Moga aja Valeri nolak lo lagi." doa Vero dengan tampang seriusnya. Namun sedetik kemudian wajah serius itu berubah menjadi tengil kala ada seorang gadis nampak diindera penglihatan Vero. "Cewek, napsuin amat sih?" goda Vero saat gadis itu justru berhenti dihadapannya. Duaaaakkk... "Cewek gue anj*ng!" maki Axel kesal setelah menendang tungkai kaki Vero. Anak itu memang tak memiliki saringan dibibirnya. Asal aja kalau jeplak. "Sakit, Bencong! Tahu gue itu cewek lo. Mantan gue waktu TK itu." kesal Vero sembari membelai-belai kakinya yang terasa sakit. "Heh, mantan gue waktu TK! Lo mau kuliah apa mau ngapain?" tanya Vero sengit. Males manis-manis, ntar abis manis sepah dibuang lagi. Kan syakiitt. "Dih, apaan sih Ver. Kepo lo ya?" tanya Adriana membuat Vero bergidik. "Kepo muataaamu itu. Lo liatin aja, pake sendal baju nggak celanaan. Mau jadi apaan lo?" sindir Vero yang mendapat jitakan dari Axel. "Jemput gue doang pe'ak." kata Axel membuat bibir Vero membentuk huruf O besar. Justine segera meletakkan papan skate-nya saat melihat seorang gadis yang akan berjalan melewati ia dan teman-temannya. Bisa runyam kalau terus-terusan berada diantara duo sambel uleg. Alarm bahaya sudah berbunyi, mending kabur aja batin Justine. "Just, Lo mau kemana?" tanya Axel saat Justine sudah melaju dengan roda-rodanya. "Kabur taik. Bentar lagi ada perang." teriak Justine menjawab pertanyaan Axel. Mata Vero berbinar terang saat melihat gadis yang tengah berjalan ke arahnya. "Cantik, pijitin Abang dong. Pake kacamata item kaya gitu pasti tukang pijit yak?" tanya Vero. Duaaaggg.... "Aaaarrrgggg, Steeeeefaaaaanyyyyy. Angry Bird gueeeee, Setaaaaaaaan!" teriak Vero kesakitan sembari memegangi barang berharganya yang terasa ngilu. "Bodo, amat bye..." ujar ketua senat itu sembari melangkahkan kaki pergi meninggalkan Vero yang meringis. "Ver, lo baek?" tanya Axel yang dijawab dengan kepalan tangan diudara oleh Vero. "Baek, jidad lo! Sakit Bencong! Telor Gue jadi ndog dadar!” ** Vero mengerucutkan bibir sebal saat melihat adegan diparkiran kampusnya. Jomblo ngenes deh dia. Padahalkan dia ganteng, tajir melintir tapi kenapa jomblo. Mana barang keramatnya linu lagi. Dasar si Stefany nggak berperi keburungan. Sadeeeess bener deh ah! "Weii, weeiii. Abang sepupu, mantan dikala TK. Inget ada jomblo, Sempak! Kok lo pada tega main peluk-pelukkan di depan mata gue. Nggak suci mata gue anjir." kesal Vero meneriaki sepasang kekasih yang tengah duduk di atas kap mobil sambil berpelukkan. "Heh, pencetus Hina Dina.. Dinaaaa Bapakmu itu. Terus pacar lo yang anak SMA apa kabar kalau lo tiap sendirian ngomongnya jomblo?" berang Axel melemparkan salah satu bungkusan snack ke arah Vero. "Itu.. Ituu.. Itu... Ituuuu Aaaaaakuuuu.. Auwoo.. Awooo." jawab Vero melantur. Memang kebiasan Vero selalu mengalihkan pembicaraan jika ia tak bisa menjawab. Adriana bergidik ngeri. Untung dia dulu jaman kencurnya nggak jadi naksir si Vero. Gila nggak sembuh-sebuh soalnya dari jaman krucil. Boro-boro sembuh, nambah parah iya, pikir Adriana. "Jijik gue!" celetuk Adriana membuat Vero memutar bola matanya jengah. "Jiji- jijk gini gue mantan lo paling ganteng, Bego! Nggak inget lo siapa yang hapusin ingus lo dulu waktu gue bilang kita berpisah aja." Hoekk.. Rasanya Adriana ingin muntah tepat di atas muka Vero. Kurang ajar banget, aib itu, kenapa pake dibongkar segala. Axel terkekeh. Dua orang ini kapan bisa akurnya. Dikit-dikit berantem. Moga aja nggak pada CLBK deh. Nanti bisa ikutan jomblo Axel. "Gue mau bikin rusuh ah sama si lampir. Mau gue tendang itunya. Biar ngilu kaya gue" kekeh Vero membuat Adriana bergidik ngeri. Kok nggak berperi kewanitaan banget itu si Vero, pikirnya dalam hati. "Heleh, lo mau nendang si Stefany? Yakin? Emangnya tega?" goda Axel membuat Vero melayangkan tatapan tajam pada sepupunya itu. "Gue mau ke kantin dulu, mau ngutang gue." ujar Vero jengah melihat kemesraan Axel dan Adriana. "Heh, kaya melintir lo mana? Makan ngutang. Najisun lo Ver." teriak Adriana yang di hadiahi bahakan dari Axel. "Laki lo masih utang gue kampreeeetttttt." Balas Vero karena tak terima dihina oleh mantan kekasih masa TK-nya. Enak saja. Dulu yang suka beliin permen yupi itu anak siapa coba kalau bukan dirinya?! Gede-gede kok nggak tahu diri. Minta ditagih.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD