Sebuah Perasaan

1012 Words

Mona dibawa oleh Aris ke ruangannya dan di sana Mona melepaskan semua tangisannya. Memperlihatkan kerapuhan dan kelemahannya sebagai seorang wanita. Yang selama ini sudah berusaha dia tutupi agar tidak ada satu pun yang bisa merendahkannya lagi. Di depan Aris, semua itu tertumpah ruah tak terbendung lagi. “Menangis lah, Mon. Kamu juga seorang manusia dan wanita biasa. Menangis sampai kamu puas dan lega. Tapi, setelah itu ... lupakan semua yang udah bikin kamu seperti ini.” Aris berkata dari tempat duduknya. Dia berusaha menguatkan Mona dari jarak yang tidak terlalu jauh. Mona duduk dengan kedua telapak tangan menangkup di wajahnya. Sudah lima menit dia seperti itu dan hatinya merasa sudah sedikit plong. Beban itu seperti terbuang habis ke luar bersama dengan air mata yang dia tumpahkan.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD