Part 8

1974 Words
Double up guys Maaf banyak typo:'v 8-Just Married? "Dia memiliki riwayat penyakit maag dan sepertinya hanya telat makan malam, "jelas seorang dokter pribadi keluarga Barnard tersebut. Jessi tak berhenti menangis dan memeluk tubuh Amanda. Sesekali bibirnya mengecup pipi Amanda dan tangan mungilnya menepuk serta mengusap tangan Amanda. " Terima kasih, Dok. Mari saya antar ke depan. "Alden pun mengantar dokter pribadi keluarganya itu keluar dari rumah. Di dalam kamar tamu bukan hanya Jessi saja di sana melainkan ada oma dan opanya Jessi. " Menyusahkan sekali. "Terdengar suara ketus dari Iris lalu keluar kamar membuat Adam kebingunan pada sikap istrinya yang seakan tidak menyukai Amanda. " Jessi.. "lirih Amanda yang mulai sadar kembali dan pertama kali ia lihat ialah Jessi. " Tante. "Jessi berteriak senang mengetahui Amanda sudah sadar dari jatuh pingsannya tadi. " Pusing. "Amanda memposisikan tubuhnya duduk dan punggung disenderkan ke kepala kasur. " Minum dulu. "Amanda langsung menoleh ke arah samping tidurnya dan terkejut melihat sosok yang tak ia kenali namun wajahnya sekilas mirip Alden Barnard, papanya Jessi. " Baik, Pak. "Amanda tersenyum kaku kemudian meneguk air putih dibantu oleh Jessi. " Tante, itu opanya Jessi. "Jessi memperkenalkan Adam pada Amanda. " Saya Amanda, Pak. "sapa Amanda dan tersenyum sopan kepada sosok pria tua alias opanya Jessi.. " Saya Adam. " " Oh jadi kamu ya yang selalu disebutin sama cucuku. "Tidak seperti Iris yang tak ramah kepada Amanda justru respon dari Adam malah sebaliknya. " Iya, Opa. Jessi ingin tante Amanda jadi mamanya Jessi, Opa boleh tidak? "tanya Jessi dengan raut wajah yang penuh harapan. " Ya jangan tanya ke opa, tanya ke papa dan tante Amanda. Yang menjalani mereka kok. " Alden baru saja kembali ke dalam kamar yang ditempati Amanda dan langsung diberi pertanyaan dari Jessi tentang dirinya harus menikahi Amanda. " Ya sudah gini, tante Amandamu ini akan bekerja disini dan mengurus Jessi. Bagimana? "tanya Alden ketika menemukan sebuah ide untuk menyudahi pertanyaan yang sama dari Jessi. " Jadi Jessi gak bisa manggil mama dong? Padahal Jessi ingin manggil mama ke tante Amanda. "Jessi menundukkan wajahnya dan bibirnya maju ke depan. " Jessi bisa manggil mama kok ke tante. "Amanda menangkupkan pipi chubby Jessi dan mengusap lembut pipi gadis kecil tersebut. " Benelan boleh? "tanya Jessi pada Amanda seraya mengerjapkan mata bulatnya beberapa kali. " Boleh, Jessi. "Amanda menganggukkan kepalanya yakin. " Yee mama! "pekik Jessi kemudian memeluk Amanda dan Amanda mengecup puncuk rambut Jessi. Alden bisa merasakan hembusan napasnya begitu lega setelah ada cara lain selain menikah. " Baiklah, semuanya ini waktunya makan malam. " ... Suasana di ruang makan hanya dihiasi suara dentingab sendok, garpu dan pisau. Sesekali Jessi bersuara, menyuruh Amanda menyuapinya dan sangat begitu manja pada Amanda bahkan mengabaikan tatapan dari ketiga orang yakni keluarganya sendiri. " Jessi sama oma ya? "tanya Iris mencoba mencari perhatian pada cucu kesayangannya. " Enggak, Jessi ingin sama Mama. "Jessi menggelengkan kepalanya cepat. Adam melirik Istrinya yang secara terang-terangan menatap tak suka pada Amanda dan tatapan dari Iris membuat Amanda merasa takut. " Kamu ini. "Tegur Adam bersuara lirih pada istrinya yang duduk di sampingnya. Iris mendengus kesal lantas kembali fokus pada makanannya. "Makannya banyak banget?" Alden mengulas senyum tipis melihat putrinya sangat lahap dan tak seperti biasa porsi makanannya. "Iya papa, disuapin Mama jadi semangat makannya. Rasanya enak gitu. "Jessi tersenyum lebar hingga menunjukkan deretan gigi mungilnya yang rapih itu dihiasi warna kecokelatan karena tengah memakan ayam kecap. " Kayaknya udah kenyang lho kamu, jangan dipaksa lagi!"Alden mengusap perut putrinya yang dirasa penuh. "Hehe, mantap disuapin Mama. "Jessi pun akhirnya menyelesaikan makan malamnya disusul oleh Amanda yang sudah merasa sangat kenyang dan lainnya termasuk Alden yang sudah pergi dulu untuk melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. " Ayo nona, cuci tangan. "titah seorang pembantu pada Jessi yang baru saja beranjak berdiri dari kursi. " Pengennya sama tante Amanda. "tolak Jessi. " Sini nyonya, biar saya saja. "Amanda tadinya berniat akan membawa piring untuk dicuci namun beberapa pembantu mulai berdatangan dan membersihkan sisa makan malam. " Emm ti--" "Mama ayo! "Jessi menghentakkan kedua kakinya lemas dan tangannya dilambaikan ke arahnya. " Iya. "Amanda pasrah dan menuruti permintaan Jessi. ... " Aneh sekali dirimu ini, kenapa sikapmu seperti itu pada Amanda! "Adam merasa kecewa pada istrinya yang tak menghormati seorang tamu yang jelas-jelas sangat disukai bahkan sekarang dianggap mama oleh Jessi. " Jelas aku tidak menyukainya. " " Kamu tadi menyetujui permintaanku pada Adam untuk membawa wanita bernama Amanda di rumah tapi kamu malah bertingkah aneh gini. " " Aneh gimana? Kan tadi aku tidak mengerti seperti apa dia dan sekarang aku mengerti dia. Dia wanita miskin pasti sama seperti Naomi dan dia akan menipu keluarga kita. Mungkin lebih kejam dari Naomi, harusnya kan kita hati-hati. "Iris bersedakap d**a dan wajahnya masih muram ditambah suaminya mulai mengomelinya. " Tidak semua wanita sama seperti Naomi, ngapain ngurusin derajat orang? Entah dia miskin atau kaya itu kalau memang sudah ditakdirkan dia menjadi mama yang baik untuk Jessi, kita bisa apa? Lagian masih musimnya apa melihat orang dari derajatnya? Yang terpenting itu kebahagiaan Jessi, lihatlah sikap Amanda tadi pada Jessi dan juga Jessi yang sangat begitu senang bila berada didekat Amanda. Raut wajah bahagia Jessi sangat jarang kita lihat kecuali saat bermain saja. Aku merasa tersentuh, Iris. Hatiku teersentuh melihat Jessi, Jessi dari lahir tak merasakan kasih sayang dari seorang ibu kandung dan saat ini Jessi sudah memilih seorang wanita yang dijadikan mamanya. Kamu tak ingat berulang kali Jessi menolak wanita pilihanmu dan setelah sekian lama ada seorang wanita yang berhasil mencuri hati Jessi karena sikapnya yang lembut dan penyayang. "jelas Adam panjang, mengutarakan isi hatinya pada sang istri. Iris terdiam setelah mendengar ucapan suaminya, sadar bahwa Jessi memang membutuhkan seorang ibu dan begitu bahagianya Jessi tadi berada didekat Amanda bahkan sangat manja pada Amanda serta memanggil Amanda dengan sebutan 'Mama'. "Aku tau kau merasakan hal yang sama seperti Alden, trauma pada satu wanita yang pernah menjadi bagian keluarga kita tapi sayangnya dia mengkhianati kita semua hingga kita sulit percaya pada orang baru. " " Baiklah akan kupikirkan lagi, hatiku masih ragu apakah dia orang tulus atau bukan. "Iris menghembuskan napasnya lelah. " Mencoba membuka lembaran baru walau rasa sakit hati di masa lalu masih membekas, tapi apa salahnya kita mengharapkan putra sulung kita bahagia dan membangun keluarga kecil kembali? Aku juga ingin cucu lagi, terutama laki-laki. "Adam mendambakan sosok cucu berjenis kelamin laki-laki yang nantinya kelak bisa mewarisi perusahaan Alden sebab Jessi diperkirakan tak memiliki niat nantinya masuk ke dalam dunia perusahaan. "Aku paham apa yang kamu inginkan dan Jessi. Kita jalanin aja seperti ini dimana dia bekerja sebagai baby sister. " " Aku malah menginginkan Amanda jadi istri saja, aku tidak percaya Alden kuat tinggal bersama seorang wanita cantik seperti Amanda pasti nantinya mereka akan menikah walau tanpa cinta. Lagian seiring berjalannya waktu, mereka berdua akan saling jatuh cinta dan sudah kuduga kebahagiaan keluarga ini berada di depan mata hanya saja masih melalui proses yang cukup panjang. " " Ah iya, tepatnya ulang tahun Jessi kan kita berangkat ke luar negeri beberapa hari lagi. " " Nah iya kan itu, kamu juga tau sendiri Alden itu pria yang sudah tak menikah lagi bertahun-tahun dan yahh aku mengkhawatirkan Amanda saja. Semoga aman. " Iris mengernyitkan dahinya karena masih belum paham apa yang dikatakan suaminya namun tak butuh waktu yang lama akhirnya ia mengetahui maksud suaminya tadi. ... Sedangkan disisi lain... " Mama ini kamalnya Jessi. "Jessi memperlihatkan kamarnya yang bernuansa warna merah muda dan ungu yang menjadi warna favoritnya setelah ia mulai mengenal berbagai warna. " Wah kamarnya luas. "komentar Amanda setelah berada di dalam kamarnya Jessi. " Iya ma, luas banget. Ada tempat belmainnya soalnya disana juga. "Jessi menunjukkan ruangan lain yang sudah bergabung dengan kamarnya. " Yang beresin kamar siapa biasanya? "tanya Amanda pada Jessi. Amanda kini sedang membantu Jessi membereskan mainan yang berserakan di atas karpet berbulu tebal bermotif cinderella. " Ya bibi-bibi tapi kata papa, Jessi halus bisa belesin kamal sendili. " " Pinter kalau bisa beresin sendiri. Sudah belajar belum? " " Tadi Jessi gak sekolah, bolos. " " Lho kok gak sekolah?" "Los doll. "Jessi cekikikan menjawab asal. " Heh ditanyain beneran lho. "Amanda mencubit gemas pipi gembul Jessi. " Hehe, habis malahan sama papa. Papa nakal gak mau ijinin Jessi ketemu sama tante Amanda. " "Lhoh kok gitu sih? Gak boleh bolos lagi ya? Sudah minta maaf ke papa belum?" "Kalau Jessi gak diijinin lagi buat ketemu tante Amanda ya Jessi bolos ajah. Papa yang salah, kok Jessi yang minta maaf? "Jessi memasang muka kusut, bukannya terlihat kesal melainkan terlihat menggemaskan menurut Amanda. " Gak boleh begitu sayang, sikap itu sangat tidak terpuji. " " Tidak telpuji itu apa Ma? " " Tidak terpuji itu sikap yang jelek, tau jelek kan? " " Tau, tapi Jessi cantik kan? "tanya Jessi sambil mengedipkan dua matanya sebab tak bisa mengedipkan salah satu matanya. " Iya, Jessi cantik banget. Gemes deh. Tapi Jessi bukan anak nakal kan? " " Bukan, Jessi anak baik. " " Kalau anak baik itu ya sifatnya terpuji, melakukan hal yang baik dan tidak suka bolos sekolah. Terus mau meminta maaf ke papanya, salah atau tidaknya Jessi harus meminta maaf duluan. Emang papa suka bilang minta maaf ke Jessi? " " Papa seling bilang dulu minta maaf ke Jessi tapi sekalang enggak kalena Jessi minta mama doang. " " Jessi anak baik kok. "Lanjut Jessi. " Nah kalau anak baik harus baik juga kepada orang tua. Jessi suka lihat papanya Jessi sedih? " " Enggak suka, Jessi sayang papa. " " Nanti kalau ada papa Jessi kesini, minta maaf dan bilang sayang juga ke papa ya. Itu anak baik. "Amanda membantu Jessi membaringkan tubuhnya di kasur. Kakinya Jessi lumayan masih bisa digerakan walau terkadang Jessi meringis merasakan linu namun esoknya sepertinya sudah sembuh. " Tapi tapi Mama masih disini kan? "tanya Jessi dengan wajah khawatirnya pada Amanda. " Ya nanti mama kerja dong. "Amanda menyelimuti Jessi dari ujung kaki hingga ke d**a. " Huee gak mau. "Jessi segera memeluk pinggang Amanda dan menyembunyikan wajahnya ke perut Amanda yang dilapisi kaos oblong. " Setelah Jessi tidur kok berangkatnya. " " Jessi masih ingin Mama ada disini huu. "Jessi mulai menangis lagi. " Iya masih disini, besok juga ke sini lagi. " " Benelan? " " Beneran. " " Janji dulu! "Jessi menunjukkan jari kelingkingnya ke Amanda. Amanda mengangguk dan mengaitkan jari kelingkingnya ke jarinya Jessi. ... " Terima kasih. "singkat dan jelas itu yang diucapkan oleh Alden kepada Amanda setelah keluar dari kamar putrinya. " Sama-sama, Pak. Saya juga berterima kasih. "Amanda menganggukkan kepalanya pelan. " Apa kau mau jadi baby sister putriku? "tawar Alden pada Amanda. " Apa pekerjaan itu seharian waktunya? "tanya Amanda penasaran. " Pastinya, kau juga akan tinggal disini. Anggap saja ini sebagai membayar hutang yang tadi." "Haduh Pak, maaf sekali. Saya juga punya tanggungan lain dan butuh pekerjaan juga. Saya tidak bisa bekerja seharian bahkan menginap di rumah. "Amanda merasa bersalah. " Aku yang akan mengurus semuanya. "Alden bernapas kasar lalu melengos pergi namun Amanda masih menyusul Alden dengan berjalan cepat menjajarkan langkah kaki lebar Alden. " Pak pak itu gak merepotkan bapak kan? Saya takut aja dan gak percaya. Hutang saya banyak lho pak! "seru Amanda yang takutnya Alden tak bisa membayar lunas karena saking banyaknya hutang yang dimiliki keluarganya. Sepertinya Amanda lupa berbicara pada siapa, sosok Alden yang kaya raya tetap saja Amanda memandangnya orang biasa hanya bermodal pangkat di perusahaan. " Berisik sekali sih kau ini! " " Apa bapak bisa melunasi semua hutang saya? "tanya Amanda berulang kali. " Bisa-bisa haduh. "Alden menghentikan langkahnya dan mengacak-acak rambutnya karena begitu risih mendengar suara melengking dari Amanda. " Cukup! Kau jangan terlalu bodoh jadi wanita, kelihatannya tangguh tapi nyatanya tetap saja mengulang pembicaraan. Susah sekali kau ini."Alden pun pergi berlalu dan Amanda tak mengikutinya. "Aku hanya gak percaya aja ada orang yang bisa melunasi hutangku, padahal kan banyak gitu yahh meski oranh kaya sih tapi ihh gimana sih bilangnya, intinya banyak. Kan aku gak enak juga. "Amanda berdecak kesal dan merasa tak percaya aja ada orang mau melunasi hutangnya. " Tapi aku harus jadi baby sisternya Jessi, eh ini kan pekerjaan gak begiru berat yaudah deh jalani aja. Emm kalau tinggal disini, aku kayaknya gak bisa tenang dan pikiranku tertuju sama Aric dan ibu. "Amanda menghembuskan napasnya perlahan. ... Guys mau memberitahukan ke kalian kalau ceritaku ini 18+ bukan 21+ ya jadi tolonglah jangan minta cerita plus plus ke author ya, aku tau pembacaku itu semua baik-baik orangnya:*
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD