Addy menatap rekaman CCTV dari club malam S & C yang memperlihatkan saat Darren dibanting, lalu disiram dengan minuman. Ini gila dan luar biasa. Addy belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya, sangat sulit dipercaya bahwa Darren dikalahkan oleh seorang wanita. Addy tidak bisa membayangkan betapa marahnya Darren saat ini karena harga dirinya telah diinjak oleh seorang wanita di hadapan banyak orang. Addy bahkan tidak berani menggoda Darren yang saat ini duduk dengan tangan mengepal dan wajahnya yang terlihat sangat marah.
“Darren terlihat sangat marah.” Samuel Lim, salah satu pemilik dari club malam ini baru saja bersuara.
Addy menoleh sekilas pada Darren yang kini diberi segelas minuman oleh Celine Hwang, kekasih dari Samuel dan juga pemilik club malam ini. “Benar. Harga dirinya sangat terluka sekarang,” ucap Addy, lalu mengambil foto wanita dalam video rekaman CCTV itu dan setelahnya langsung pergi untuk menjalankan perintah dari Darren, yaitu menemukan wanita yang telah mengalahkan Darren.
“Jangan khawatir. Aku akan segera menemukannya.” Sebelum keluar dari ruangan khusus ini Addy sempat bicara pada Darren.
“Jangan banyak bicara. Pergi saja dan temukan wanita sialan itu untukku. Jika kau tidak menemukannya, maka kau tahu akibatnya!” Darren mengancam Addy. Ini membuat Addy langsung melesat pergi. Addy bahkan menyesal karena menyempatkan diri untuk bicara dengan Darren.
“Tenangkan dirimu.” Celine mencoba memenangkan Darren. Celine tidak pernah menduga di barnya akan ada kejadian bersejarah seperti ini.
“Benar kata Celine, kau harus tenang. Kau punya banyak anak buah, tidak akan sulit untuk menemukan seorang wanita.” Samuel juga ikut menenangkan Darren yang sudah seperti saudara untuknya, sebab dulu mereka satu sekolah.
Darren masih belum mengatakan sesuatu. Tenang. Darren tidak akan pernah bisa tenang sebelum wanita angkuh yang sudah mencari masalah hingga melukai harga dirinya bertekuk lutut di hadapannya. Kecantikkan membuatnya sombong, tapi setelah tertangkap, Darren akan menghancurkan kecantikkannya. Darren benar-benar akan melakukannya.
“Jika dia berani mencari masalah denganmu, bukankah itu berarti dia bukan wanita biasa?” ujar Celine, yang membuat Darren menoleh padanya.
“Benar. Wanita itu bukan wanita biasa, melainkan wanita angkuh dan sombong yang suka ikut campur dalam masalah orang lain. Aku tidak akan melepaskannya!” Darren meneguk minuman yang diberikan oleh Celine, kemudian pergi.
“Entah siapa wanita itu, tapi dia adalah satu-satunya wanita yang bisa membuat Darren semarah ini,” ucap Samuel dan Celine terlihat setuju dengan ucapan Samuel. Mencari kemarahan dengan Darren bukanlah sesuatu yang baik. Ketika seseorang berani mencari masalah dengan Darren, maka orang itu pastilah bukan orang biasa.
••••
Darren menutup pintu mobilnya dengan kasar, setelahnya melangkah masuk ke dalam rumahnya. Darren benar-benar tidak ingin lagi bersama wanita malam ini setelah apa yang terjadi di club malam. Tetapi saat masuk ke kamarnya, Darren melihat seorang wanita tengah berbaring di sana dan tersenyum manis dengan bibirnya yang merona.
“Kapan kau kembali ke Korea? Pernikahan temanmu selesai dengan cepat,” ucap Darren yang masih berdiri di ambang pintu kamarnya.
“Kenapa ekspresimu seperti itu? Ada hal yang tidak menyenangkan? Datanglah padaku. Aku akan membuatmu tenang.” Wanita ini memberikan senyuman menggodanya pada Darren dan menepuk sisi kosong ranjang Darren, kode agar Darren berbaring di sana.
Biasanya Darren tidak akan tahan dengan senyuman dari sahabat masa kecil, sekaligus tunangannya itu, dan pasti akan langsung ‘menyerang', tapi malam ini, Darren sungguh tidak ingin melakukan apapun.
“Aku mohon, Helen, pulanglah. Aku sedang ingin sendiri malam ini.” Darren berkata dengan sangat halusnya. Pada Helen, Darren tidak akan pernah menggunakan nada bicara yang tinggi.
Ekspresi wajah Helen seketika berubah. Wanita berusia 28 tahun dan bermarga Kim ini turun dari ranjang, lalu mendekati Darren. Setelah pergi ke luar negeri untuk menghadiri pernikahan temannya, Helen tidak berharap mendapat perlakuan seperti ini dari Darren saat dirinya pulang. Helen masih bisa menerima perlakuan seperti ini jika Darren sedang di luar, tapi saat ini, Darren ada di rumah dan sedang bersamanya. Helen sungguh tidak bisa menerima penghinaan seperti ini.
“Aku sudah berbaik hati membiarkanmu bermain-main dengan wanita di luar sana. Ini balasanmu untukku? Kau seperti sedang menghinaku!” Helen terlihat sangat marah saat ini.
Darren menghela napas melihat sikap Helen. Jika terus seperti ini, Darren tidak yakin bisa terus bicara dengan halus pada Helen. Darren tidak suka ketika seseorang melakukan sesuatu berlawanan dengan apa yang ia perintahkan. Itu membuat Darren kesal.
“Aku tidak bermaksud begitu. Aku akan menceritakannya semuanya padamu, tapi besok, karena suasana hatiku sedang sangat buruk sekarang. Selamat malam.” Darren mengecup sekilas bibir Helen, kemudian berjalan menuju ke ranjangnya.
Helen menatap Darren yang untuk pertama kalinya mengabaikan dirinya. Entah apa yang terjadi pada Darren sampai membuatnya seperti ini, yang jelas Helen sangat benci pada Darren sekarang. Kini, Helen keluar dari kamar Darren dan menutup pintu dengan sangat kasar. Darren yang mendengar suara keras itu sama sekali tidak peduli dan kembali melanjutkan tidurnya.
••••
Selain sebagai sosok wanita cantik yang mematikan, Sandra juga merupakan sosok wanita lembut yang penuh kehangatan jika berada di rumah bersama anak kesayangannya, Rachel. Ada dua sisi kepribadian dalam diri Sandra, tapi hanya Rachel yang sampai detik ini berhasil memancing sisi kedua dari seorang Sandra Park. Sisi itu pernah hilang dari diri Sandra, kemudian kembali lagi setelah Rachel hadir dalam hidupnya.
Sandra meletakkan sarapan di depan Rachel, yaitu roti dengan selai strawberry yang merupakan kesukaan Rachel, setelah kue pie. “Makanlah,” ujar Sandra dengan seulas senyumannya.
“Mana hadiah untukku?” Rachel bertanya pada Sandra. Di saat bersamaan, Delvin yang baru bangun tidur muncul di belakang Rachel.
Delvin mendengar pertanyaan yang Rachel berikan pada Sandra, karena itulah Delvin memberi isyarat untuk mengikuti alur dari pembicaraan ini. Sandra yang memahami isyarat dari Delvin seketika tersenyum manis pada Rachel setelah tadi terlihat seperti orang bingung.
“Tentu saja ada. Kau akan segera mendapatkannya. Cepatlah makan. Ibu akan mengantarmu ke sekolah hari ini.” Sandra mengelus rambut Rachel.
Mendengar apa yang Sandra katakan membuat Rachel tersenyum bahagia dan Sandra sangat suka menatap wajah anaknya ketika bahagia seperti ini. Senyuman Rachel sangat manis, itulah alasan kenapa Sandra suka menatap Rachel saat sedang tersenyum, tapi hari ini Sandra fokus pada mata Rachel. Sandra tidak tahu kenapa, tapi hari ini Sandra merasa ada yang berbeda saat dirinya menatap mata Rachel, itu sepertinya mengingatkannya pada seseorang dan Sandra tidak tahu siapa.
“Selamat pagi.” Lalu Delvin menyapa Sandra dan Rachel dengan nada cerianya. “Wah, Tuan Putri Rachel sudah cantik. Mirip siapa?” Delvin kini bicara pada Rachel.
“Ibu!” dan Rachel berseru untuk menjawab pertanyaan Delvin.
Sandra tersenyum mendengar jawaban dari Rachel. Sandra tahu bahwa Rachel selalu ingin menjadi seperti dirinya karena kata Rachel ada banyak orang yang memujinya, tapi Sandra tidak berharap Rachel menjadi seperti dirinya. Sandra ingin Rachel menjadi wanita yang tumbuh tanpa beban hidup yang berat di pundaknya.
“Kau ingin kopi?” Sandra bertanya pada Delvin.
“Tentu saja. Kapan aku tidak ingin kopi di pagi hari?” Delvin pun duduk di sebelah Rachel.
Saat Sandra sedang membuat kopi untuk Delvin, pria itu asik bicara dengan Rachel. Sandra sesekali menoleh untuk melihat Rachel dan Delvin, lalu Sandra tersenyum saat melihat Rachel yang selalu tertawa lepas ketika diajak bercanda oleh Delvin.
“Kapan aku bisa bertemu dengan Kakek lagi?” Rachel bertanya pada Delvin.
“Kita bisa pergi besok.” Sandra yang menjawab pertanyaan Rachel, sembari meletakkan kopi untuk Delvin di atas meja.
“Terima kasih,” ucap Delvin untuk kopi yang sudah Sandra buatkan untuknya.
“Benarkah? Aku tidak sabar!” beginilah Rachel, selain kue pie dan hadiah, Rachel akan sangat bersemangat ketika akan bertemu dengan sosok kakek yang sangat ia sayangi.
Sandra lagi-lagi tersenyum saat melihat Rachel yang terlihat sangat bahagia. Jika Sandra memperhatikan senyuman Rachel, maka Delvin memperhatikan Sandra yang tersenyum bahagia saat melihat Rachel tersenyum. Delvin benar-benar ingin masuk lebih jauh dalam hidup Sandra, juga hati Sandra, jika itu terjadi, Delvin akan membuat Sandra selalu tersenyum. Tetapi lagi-lagi Delvin merasa tidak memiliki kesempatan untuk hal itu. Jangankan memiliki Sandra, pagi ini saja Sandra bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, padahal pembicaraan singkat semalam cukup serius. Delvin tidak ingin ini berakhir menjadi cinta bertepuk sebelah tangan, tapi takdir sepertinya memang mengarah ke sana.
••••
Sandra melambaikan tangannya pada Rachel yang akan masuk ke dalam kelasnya. Setelah memastikan Rachel sudah berada di dalam kelas, Sandra memutuskan untuk pergi karena harus segera membeli hadiah untuk Rachel. Tetapi seperti sebelumnya, Sandra selalu menyempatkan diri untuk mengobrol dengan ibu dari anak-anak lain. Mereka ramah dan sering kali bertanya apa rahasia di balik kulit Sandra yang sangat bagus dan Sandra adalah ibu termuda di sini, tapi ada satu orang yang tidak pernah ramah pada Sandra, dia bernama Clara Shin. Entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja Clara yang dulu seperti tidak peduli dengan sekitarnya, sekarang tiba-tiba menjadi sangat tertarik untuk sinis pada Sandra. Bahkan jika Sandra lihat lagi, Clara seperti meniru gaya pakaian dan rambutnya.
“Wanita muda zaman sekarang banyak yang melakukan operasi plastik. Tidak semua yang terlihat itu nyata.” Clara baru saja kembali bicara sinis di hadapan Sandra.
Salah satu sudut bibir Sandra terangkat saat mendengar ucapan Clara. Beruntung Clara selalu bertemu dengannya saat ia sedang menjadi sosok ibu yang lembut, Sandra tidak bisa menjamin apakah nyawa Clara akan tetap ada jika saja tidak sengaja bertemu dan bicara seperti tadi saat ia dalam menjadi sosok pembunuh yang mematikan.
“Nyata atau tidak, apa itu menjadi masalah untukmu? Semua wanita berhak untuk mempercantik diri mereka sendiri, karena itu yang membuat mereka bahagia. Kau terlalu banyak mengurus dan mengomentari hidup orang lain, aku harap kau tidak lupa untuk mengurusi hidupmu sendiri. Tapi sepertinya kau sangat tertarik denganku, kau bahkan sampai meniruku. Aku sangat terharu. Tapi, meniru tidak baik, kau harus menjadi dirimu sendiri.” Sandra menyahuti ucapan Clara dengan kata-kata pedasnya.
“Aku permisi.” Sandra tersenyum ramah pada ibu-ibu yang akrab dengannya, kemudian Sandra pergi sembari melirik Clara dengan tatapan tajamnya.
“Mulutnya sangat kurang ajar,” gumam Clara yang sangat tidak suka dengan gaya bicara Sandra pada orang yang lebih tua, terdengar seperti sangat tidak sopan.
Ibu-ibu yang lain cukup mendengar apa yang Clara gumamkan. Mereka tidak setuju dengan apa yang Clara katakan, sebab siapa pun pasti akan bicara seperti Sandra jika terus saja mendapat sikap kurang baik terus menerus. Mereka bahkan tidak mengerti alasan Clara melakukan semua ini. Yang mereka tahu Sandra adalah wanita cantik, baik, dan mandiri, tidak ada alasan untuk membenci Sandra.
••••
Setelah mengantar Rachel ke sekolah, Sandra kini pergi untuk membeli hadiah. Sandra memilih untuk mendatangi toko pakaian karena ingin membelikan gaun yang indah untuk Rachel. Selama beberapa saat Sandra terus memperhatikan setiap gaun yang ada di sana, mencari mana yang paling cocok untuk Rachel. Hingga akhirnya Sandra terpesona melihat gaun berwarna putih yang terlihat mewah dan sangat cantik. Sebentar lagi ulang tahun Rachel dan Sandra ingin Rachel memakai gaun ini di hari ulang tahunnya. Tidak hanya ulang tahun Rachel, melainkan juga ulang tahun Sandra, sebab Rachel lahir tepat saat hari ulang tahun Sandra yang ke-22 tahun.
Jika mengingat tentang ulang tahun, Sandra akan selalu ingat saat dirinya berusia 5 tahun dan saat itu ia sangat menginginkan sebuah pesta ulang tahun, juga gaun cantik sebagai hadiah ulang tahun, tapi ibunya tidak bisa memberikan kedua hal itu. Jangan tanya ke mana ayahnya, Sandra bahkan tidak ingat apakah ada kenangan indah bersama ayahnya atau tidak, Sandra hanya ingat hal buruk saja. Itu adalah ulang tahun terburuk dalam hidup Sandra.
Ponsel Sandra berdering, membuyarkan lamunan Sandra tentang masa lalunya. Itu adalah telepon dari Delvin. Sandra tentu saja menjawab telepon dari Delvin. “Ada apa?” tanya Sandra setelah menjawab telepon dari Delvin.
“Saat aku akan pergi dari rumahmu, ada seorang pria datang dan ingin segera bertemu denganmu. Kau bisa pulang secepatnya?”
Sandra tidak tahu siapa yang dimaksud oleh Delvin. “Siapa namanya?”
“Dia tidak mau mengatakan namanya. Pulanglah secepatnya.”
Sandra bingung mendengar ucapan Delvin. Seorang pria datang menemuinya, tapi tidak mau mengatakan siapa namanya. Ini sangat aneh, pikir Sandra. “Baiklah. Aku akan pulang secepatnya.” Sandra mengakhiri telepon dengan Delvin, lalu membeli gaun yang ia inginkan, dan setelahnya langsung pulang.