"Belum, tapi kamu tidur ajah duluan" sahut Keen lembut. Una cemberut manja. "Kenapa, Sayang...?" Lagi cowok itu memberikan perhatiannya. Tapi kalau sekarang betul-betul tulus keluar dari dalam dadanya. Ia gak lagi tuh mikirin Una yang gak pakai baju. "Kita ngobrol dulu, yuk!" ajak Una. Tiba-tiba ia sangat ingin menyita waktu Keen lebih lama. Tadinya Una gak merasa kesepian, tapi setelah Keen ingin menutup sambungan teleponnya ia malah kayak gak ikhlas. "Eeemm... Kamu gak malu pacaran sama aku?" Una menggigit bibir bawahnya habis ngomong gitu. Ia sadar statusnya berbeda dengan wanita kebanyakan. Ia sudah pernah merasakan biduk pernikahan, sayang Una gagal. Lalu ia ragu... Kenapa Keen tidak mencari wanita lain? Lagi-lagi pertanyaan kenapa harus dia! orang yang di pilih Keen menari dalam o