5. START MISSION

1471 Words
    Seperti janji Rick kepada Rose, dia memberikan semua yang dibutuhkan Rose. Dia memberikan Rose ponsel, laptop, bahkan senjata. Persiapan jika nanti Jordan tiba-tiba mengetahui niat mereka. Rose menyimpan semuanya dengan sangat baik dia dalam kamar mandi, Rick membantunya membuat lemari rahasia disana yang akan terlihat seperti dinding, namun saat dinding itu disentuh kalian akan bisa melihat semua barang pemberian Rick disana. Sudah dua bulan waktu berlalu dan semua baik-baik saja, Jordan semakin menyayangi dan tergila-gila akan Rose. Dia menjalankan perannya dengan sangat baik, hingga Rose sudah bisa keluar dari kamar dengan bebas. Dan kesempatan itu dipakai Rose untuk memasang kamera tersembunyi disetiap sudut yang ingin dia pasang, juga tak lupa dengan mikrophon kecil agar Rose bisa tahu pembicaraan Jordan. Semua alat-alat itu dia dapatkan dari Rick, dan Rose tinggal memasangnya saja. Misi selanjutnya dari Rick adalah Rose harus membujuk Jordan membiarkannya mengikuti kelas yoga di luar dengan nama instruktur yag sudah Rick sarankan. Semua itu agar Rose bisa keluar dari rumah Jordan dan bukannya berlatih Yoga, namun Rick menyiapkan seoranng pelatih bela diri untuk Rose. Mereka berurusan dengan Jordan tentu Rose harus menjadi yang terbaik. Rick juga merencanakan hal yang tak terduga oleh Rose. Dan hingga nanti saat semua sudah terkendali Rick akan memberikan kejutannya itu.   *****   Langkah Jordang yang sambil mengisap cerutu membuat Rose muak, namun dia harus menyembunyikan itu. Jordan memeluk Rose lalu mencium bibir Rose sekilas. “Apa semua baik-baik saja ?” tanya Jordan dan Rose tersenyum semanis mungkin. “Tentu ! Hanya aku merindukan liburan. Rasanya sudah lama kau tidak emmbawaku keluar honey.” Jordan tersenyum bangga akan tunduknya Rose sekarang padanya. “Baiklah kau bisa katakana kemana kita akan pergi. Kebetulan jadwal ku kosong pekan ini.” Jordan langsung masuk kedalam ruang kerjanya masih sambil mengajak Rose. Ini adalah kesempatan yang bagus piker Rose. “Apa aku tidak apa-apa masuk kedalam?” Jordan tertawa dan menepuk b****g seksi milik Rose. “Apa kau akan merencanakan merakit bom disini ?” Rose tertawa masam. “Andai aku bisa.” Jawabnya sambil tersenyum lagi pada Jordan. Pria itu melakukan hal yang dia mau pada tubuh Rose di ruang kerjanya. Theo yang melihat itu diam-diam merasa kasihan pada Rose. Sedikit hatinya tergetar untuk menyelamatkan wanita malang yang sedang berpura-pura itu. “Apakah kita harus ke kamar mu?” “Apa kau tidak ingin disini.” “Kau mulai nakal sekaran hem,” Jordan tertawa kencang dan sanngat bahagia belakangan ini karena Rose berlaku sangat manis dan juga menyenangkan. Setelah selesai dia memilih duduk di bangku sambil bersandar sementara Rose memakai pakaiannya. “Katakan Rose. Kenapa kau tidak bertanya tentang ibumu lagi ?” “Aku selalu menanyakannya.” Alis Jordan terangkat tak mengerti. “Aku menanyakannya honey. Aku bertanya kepada Theo. Bukankah dia bia dipercaya ?” Ragu Rose untuk berbohong. Dalam hati dia berdoa semoga Theo mau berbohong sedikit saja untuknya jika Jordan bertanya. “Ah Theo. Dia memang bisa diandalkan.” “Baiklah aku akan beristirahat. Kau bisa kembali ke kamarmu Rose.” “Honey jangan lupa janji mu untuk mengajak ku berlibur oke ?” Jordan mengangguk mantap lalu dia terlihat sedang menelpon seseorang. Rose cepat-cepat kembali ke kamarnya diikuti oleh Theo. Saat masuk kedalam kamar dia memanggil Theo untuk masuk, awalnya pria itu ragu untuk masuk ke daerah pribadi milik Rose. Namun karena ini perintah dia akhirnya engikuti kemauan Rose. “Kunci pintunya Theo.” Theo masih menuruti apa yang Rose katakana. Pria bertubuh tegap dan tergolong tampan itu sanngat patuuh pada Rose dan juga Jordan tentunya. “Theo aku tahu kau berbeda dari pengawal lainnya yang disuruh Jordan untuk mengawasiku. Aku tahu kau selalu melindungi ku dari Jordan dengan cara mu yang aku sendiri tidak mengerti kenapa kau lakukan itu. Apa kau bersimpati pada nasib ku Theo ?” Theo yang ditanya tidak menjaawab. “Tolong katakana Theo. Kau tahu aku tidak emmiliki siapa-siapa disini. Aku lelah terus berpura-pura Theo, aku pasti tahu itu kan.” Theo jelas tahu apa yang Rose rasakan . Dia adalah saksi saat Rose selalu menangis setiap malamnya. “Aku tahu anda berhubungan dengan Mr.Xandres nona.” Rose terdiam, dia menelan berat ludahnya dan berusaha terlihat tidak gentar. “Lalu apa kau akan mengatakannya pada Jordan ?” Theo hanya diam. “Theo aku mohon. Selamatkan aku, aku mohon Theo.” Tanpa disadari Rose mengeluarkan airmata, Theo yang melihat itu merasa sangat kasihan. “Jangan seperti ini Nona. Mr.Docki akan melihatnya.” “Kalau begitu selamatkan aku Theo ! Apa kau bisa membantu ku ? Aku tahu dari Rick kau memiliki adik perempuan yang direbut paksa oleh Jordan saat kalian masih kecil. Kau dan adik mu terpisah karena adik perempuanmu dijual oleh Jordan pada rekan bisnisnya. Benarkan ?” “Hentikan nona. Saya mohon.” “Kalau begitu aku juga memohon padamu Theo, bantu aku. Dan kita akan sama-sama membalas Jordan.” Theo diam, dia memilih pergi dari kamar Rose. Meninggalkan Rose yang putus asa akan kelanjutan rencananya. Tak lama Theo pergi dia mendengar suara dari kamar mandi, itu adalah tanda jika Rick datang menemuinya. Dengan cepat Rose mengunci pintu kamarnya lalu masuk kedalam kamar mandi. Dia melihat Rick yang tersenyum sangat tampan padanya. “Rick apa yang kau lakukan ? Jordan sedang ada disini.” Rick tidak menjawabnya, dia langsung mencium bibir Rose saat melihat bekas merah ditangan Rose. “Apa tua Bangka itu menyakiti mu lagi ? Apa dia memiliki kelainan seks ?” Rose tidak bisa menjawab karean saat akan menjawab bibir Rose kembali dikecup oleh Rick. “Apa kau sudah melupakan tunanganmu hingga selalu ingin mencumbu ku ?” Rose melepaskan tangan Rick dari pinggangnya. “Kau cemburu !” “Apa aku pantas ?” Rick terdiam, dia melihat bola mata kekecewaan dan juga rasa sakit yang dalam dimata indah milik Rose. “Kita sudah pernah sepakat tidak membicarakan kehidupan pribadiku bukan ?” Rose terdiam, dia hanya bisa terduduk di lantai kamar mandi. Rick mengikutinya dan meraih dagu Rose. “Bagaimana hari ini ? apa ada kemajuan ?” “Aku sudah meminta Jordan untuk membawaku berlibur. Dan dia mengatakan setuju.” “Bagus !” “Bagus ? aku tidak mengerti kenapa kemarin kau meminta ku melakukan ini. Apa kau tahu kalau dia membawaku berlibur dia akan terus menyiksa ku dengan melayani nya.” Rick meraih wajah Rose dan mengusapnya lembut. “Aku tahu kebiasaan Jordan. Jika dia berlibur, dia tidak akan hanya mengajak mu sebagai pemuas nafsunya, namun akan banyak wanita yang dia suruh untuk bergabung. Dan disaat dia lengah kau bisa mengambil ponselnya lalu menyalin semua kontak yang dia punya kesini. Jika dia membawa laptopnya kau juga bisa meretasa laptopnya dengan alat ini.” Rick menunjukan sesuatu pada Rose. “Ini hanya tinggal kau tempelkan saja maka semua data Jordan akan kita dapatkan.” “Tapi untuk apa aku mengambil data nya.” “Astaga apa kau piker kau membalas dendam hanya untuk kabur darinya Rose ? apa kau tidak pernah berpikir untuk apa dia emmbunuh ayahmu ? Apa kau piker ayahmu sama dengan ku dan anggota lainnya yang dimiliki Jordan.” Rose mulai memikirkan hal itu. “Ingat Rose, kita bukan hanya akan membunuhnya namun juga akan menghancurkannya.” “Kenapa aku harus menghancurkannya ? aku hanya ingin mendapatkan kembali ibu dan adikku lalu membunuhnya.” “Kau salah Rose. Jika kita hanya membunuhnya ini tidak akan berakhir bagimu. Anak Jordan dan orang-orang yang setia padanya adalah yang harus kau musnahkan lebih awal sayang, kita hancurkan Jordan dari semua kekuasaannya.” Rose terkejut karena ternyata Jordan memiliki anak. “Jordan memiliki anak ?” “Tentu saja ! Dia bahkan memiliki istri yang sah sayang. Apa kau piker dia hanya memuaskan nafsunya padamu ? Kau memang yang sempurna yang dia miliki, tapi setiap lelaki tidak akan pernah puas Rose. Kau harus ingat itu.” Rose berdecih, dia semakin berniat untuk tidak memiliki hubungan yang serius. “Anak Jordan adalah target mu kelak. Sekarang kita perlu mencari tahu dari awal semuanya Rose.” Rose mengerti dia mengangguk saat Rick kembali menanyakannya. Rick tersenyum puas saat Rose memahami semua yang dia katakan. “Aku akan melindungimu Rose.” Rose tersenyum, dia memeluk Rick untuk mengucapkan terimakasih. “Rose boleh aku tidur disini malam ini ?” “Kau gila ! pergilah sana, aku tidak mau Jordan curiga.” Saat Rose ingin keluar dari kamar mandi Rick menariknya. Rick mendaratkan ciumannya pada Rose, hal yang selalu dia sukai adalah bibir manis dan menggoda dari Rose. Rose mulai terbuai dengan permainan Rick, dia mendesah saat Rick menyapu bagian punggung tubuhnya dan terus menjelajahi tubuh Rose. Rick mampu membuat Rose menginginkan terus pria itu, tidak seperti Jordan. Dia sangat jijik jika Jordan menyentuhnya. Rick tidak pernah melewati batasnya seperti ini sebelumnya, Rick memang suka mencium bibirnya namun tidak lebih dari itu. Disela-sela cumbuan Rick, Rose mulai berpikir apa Rick mulai menyukainya. Hati Rose menghangat saat memimpikan hal itu. Dia semakin ingin terus seperti ini dengan Rick, hingga tiba-tiba gedoran pintu membuat apa yang mereka lakukan terhenti. “Rick pergilah !” “No ! Aku akan tetap disini menunggumu.” Rose yang panic menjauhkan tubuh Rick dan segera keluar dari kamar mandi. Dia merapikan terlebih dahulu tampilannya. “Ya sebentar sayang.” Jawabnya saat Jordan dengan tak sabaran memanggilnya sambil menggedor pintu. “Apa yang kau lakukan hingga sangat lama Rose ?” “Maaf aku habis dari kamar mandi. Ada apa ? Kau terlihat ingin pergi ?” Jordan masuk kedalam kamar Rose dan duduk di tempat tidur Rose, dia membawa Rose pada pangkuannya. “Aku akan pergi sebentar, lusa akan kembali. Dan saat aku kembali kita akan pergi. Jaga dirimu baik-baik sampai aku kembali oke ?” Rose mengangguk manis dan mencium bibir Jordan. “Aku mengerti . Lekaslah kembali.” Jordan tersenyum dan dia dia pergi dari kamar Rose. Jantung Rose tak tenang saat Jordan menatap kearah kamar mandi.   ****** TBC...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD