8. Good Bye Madam Elyor

839 Words
Mobil sedan force langsung terparkir setelah melewati penjaga gerbang dari mansion megah milik Jordan. Theo melepaskan kacamata hitamnya lalu langsung menuju ke kamar Rose. Sebelum dia tiba dia sudah mengirimkan sms kepada Rose untuk keluar kamar dua puluh menit kemudian. Sesuai dengan apa yang Theo suruh Rose keluar dari dalam kamar tepat saat Theo sudah sampai di depan kamarnya. “Theo aku ingin ke kolam renang.” Rose pun sudah siap dengan memakai baju renangnya. Theo mengangguk dan mengikuti Rose dari belakang. Begitu sampai di belakang mansion tepat di kolam renang, Theo mengajak Rose berbicara masih dengan tidak terlihat siapa pun. “Bagaimana wanita tua itu bisa tahu? Apa yang kau lakukan?” “Aku tidak tahu ! Hanya saja saat aku ke dapur aku mendengar dia menemukan salah satu kamera yang aku pasang dan dia berkata pada yang lainnya akan memberitahukan hal ini pada Jordan.” Rose memang terlihat sangat panik. Dia langsung masuk kedalam kolam renang lalu melihat Theo yang masih berdiri. “Kita harus membunuhnya sebelum dia membuka mulut.” Rose terpaku pada apa yang dikatakan Theo, dia belum pernah membunuh sebelumnya dan bagaimana dia bersikap biasa saja mendnegar rencana itu. “Kita membunuhnya atau kau lebih suka Jordan mulai mencurigaimu?” Rose diam dan berpikir dia mengambil dua kali memutari kolam renang itu lalu mengangguk setuju. “Madam Elyor biasa tengah malam akan memeriksa seluruh dapur dan akan membersihkan gudang wine milik Jordan sebelum dia tidur, saat dia masuk kedalam gudang itu kita akan membunuhnya. Buatlah keributan dengan membuang menembakkan senjata ini dari luar jendela kamarmu, aku akan mengalihkan para penjaga lainnya untuk ke bagian mansion dan waktu mu hanya sepuluh menit untuk menghabisinya diruangan itu begitu tidak ada penjaga yang menjaga didepan pintu kamarmu.” Rose menghembuskan napasnya dan mengangguk. “Ini pistolnya dan bunuh dia dengan benda tumpul kau mengerti?” Saat kau sudah membunuhnya tinggalkan dia disana, aku akan mengurus sisanya.” Rose mengangguk lagi dan dia langsung pergi dari sana bersama Theo setelah semua rencana mereka susun rapi. ****           Rose memakan hidangan malamnya dengan tidak tenang, dia terus melihat gerak-gerik madam Elyor tanpa wanita itu sadari. “Apa anada butuh yang lain lagi nona ?” Rose tersadar dan tersenyum canggung melihat tatapan wanita tua itu. “Tidak ada.” Jawab Rose lalu meninggalkan meja makan itu. Makanannya bahkan tidak habis dia makan. Elyor melihat hal itu dan dia semakin curiga dengan Rose. Dia akan mengatakan pada Jordan tentang kegelisahannya ini. Dan dia akan pastikan Rose akan diusir dari mansion ini. Theo dan satu orang lainnyamenjaga di depan kamar Rose saat jam malam sudah tiba. Rose yang sedari tadi mondar-mandir gelisah juga sudah siap dengan semua pakaian serba hitam juga tutup kepalanya. Ditengah jantungnya yang mulai berpacu itu Rose mendapat sms dari Theo. “Ini saatnya.” Rose membuka jendela luar dan mengarahkan senjata yang ia miliki kearah salah satu penjaga pintu gerbang Jordan. Keadaan yang begitu gelap membuatnya kesulitan menembak dengan senjata dari Theo itu. Sial harus nya dia menggunakan senapan jenis blaser untuk menembak dari jarak sejauh ini. Karena tidak ingin membuang waktu Rose memaksa dirinya untuk fokus dan dia menembak penjaga gerbang yang sedang sendiri itu. Dan tepat. Tembakannya mengenai arah kening pria itu. Dengan hati-hati Rose langsung menutup jendela kamarnya lalu dia berlari kearah pintu kamar. Begitu Theo memberikan aba-aba dengan ketukan Rose langsung membuka pintu kamarnya berlari dengan hati-hati menuju ruang wine Jordan. Rose memegang tongkat bisbol yang sudah dia siapkan dan saat melihat Elyor dia langsung memukul kuat kening Elyor dengan tongkat itu, tapi nyatanya Elyor belum mati. Wanita itu tersungkur ke arah anak tangga. Rose dengan keyakinan yang kuat menarik rambut putih Elyor lalu menariknya kuat lantas menghempaskan kepala Elyor ke anak tangga itu berkali-kali. Picratan darah mengenai baju dan juga wajahnya, setelah memastikan Elyor tidak bernapas lagi Rose buru-buru pergi dari sana dan masuk kedalam kamarnya dengan hati-hati. Masih dia lihat jelas  darah dari wanita tua itu mengalir begitu banyak, dia menutup pintu kamarnya dan segera masuk kedalam kamar mandi. Disana Rose terduduk dibawah guyuran air shower. Dia bergetar saat mengingat bagaimana dia kejamnya membunuh satu nyawa malam itu demi menyelamatkan hidupnya. Rose meneteskan airmata dan menahan teriakan yang ingin dia lakukan. Sementara Rose berdiam didalam kamar mandinya Theo bergegas menuju ruang control cctv Jordan, dia sudah menyiapkan senjatanya dan bersiap menembak mati pria yang berjaga disana dan benar saja, satu tembakan Theo mampu membunuh pria itu. Untung jenis pistol yang ia gunakan adalah kedap suara, jadi tidak aka nada yang tahu kekacauan yang ia buat. Theo dengan sengaja menghancurkan ruang cctv itu serta mengambil hard disknya dari sana. Setelah dari sana dia menuju gudang wine, dia melihat posisi tubuh Elyor yang sudah pas untuk dikatakan kecelakaan atau bisa dikatakan Elyor terpeleset dari anak tangga disana. Theo menyeringai lalu dia beralih mematikan saklar rumah itu. Dalam keadaan gelap dia masuk kedalam ruang kerja Jordan yang saat itu tidak dijaga karena mereka sibuk dengan kegaduhan yang terjadi di luar mansion. Theo membuat kekacauan diruangan itu seolah ini semua ulah musuh Jordan yang menginginkan sesuatu dari Jordan. Dia mengacaukan semuanya untuk mengelabui Jordan. Lalu setelahnya dia bergabung dengan penjaga dibawah untuk ikut mengurus mayat yang ada diluar. “Kau jagalah kamar Rose. Aku akan membantu mereka.” Rekan kerja Theo mengangguk dan setelahnya dia menelpon Jordan melaporkan kejadian di Mansion itu. TBC...    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD