Jenar masih sulit mengerti apa yang Alan ucapkan. "Alan apa maksud kamu" ucap Jenar. "Pergilah". "Bukankah kedatangan saya kesini untuk mengklarifikasi masalah ini ke media". Alan menarik nafas, ia menatap Jenar, "semua sudah terlambat Jenar. Untuk apalagi mengklarifikasi masalah ini". "Pergilah, saya tidak ingin lagi melihat kamu lagi". Jenar menatap iris mata Alan, wajah itu terlihat kesedihan. Oh Tuhan, apakah ini karena dirinya. Laki-laki itu terlihat patah hati. "Alan" ucap Jenar pelan. "Dengar Jenar, Calon istri saya meninggalkan saya. Itu semua karena kamu". Jenar tidak percaya apa yang di ucapakan Alan. Padahal hari ini ia akan mengadakan konferensi pers kepada seluruh awak media. Jujur rasa bersalah nya cukup besar kepada Alan. Ia tahu apa yang di rasakan Alan, ia tahu bag