Raut wajahnya tak bersahabat. Aku mulai takut saat menatapnya. Alex seakan ingin menelanku dalam amarah. Ia mendekat membuat aku memundurkan langkah. Alex kembali diam menatapku dalam. Entah kenapa rasa takut membuat aku bergetar. Aku belum pernah merasa seperti ini. "Ana." "Jangan mendekat!" Aku berusaha lebih tenang, tapi perasaan ini tak bisa kukendalikan. Alex mematung tak bergeming saat aku melewatinya. Aku bergegas masuk kamar. Detak jantungku berdebar cepat entah karena apa. Tiba-tiba aku ingin menangis untuk meluapkan emosi. Entah sudah berapa lama aku menangis sendiri di kamar. Beratus helai tissue berserakan di lantai. Aku kesal pada suamiku. Pintu kamar terbuka. Alex masuk membuat aku memalingkan wajah. Ia bersandar pada tembok sembari melipat kedua tangannya di depan d**a.