THE PAST

1712 Words
"Ibu Kayla, katanya kamu mau berangkat ke Singapura?" Tanya Mbok Jumi selaku pedagang sayur di kompleks dimana keluarga Arabella dan keluarga Kayla tinggal. "Iya ini, Mbok. Ada urusan bisnis papanya Kayla" Jawab Ibu Kayla sambil memilih sayur mayur yang tertata rapi di depannya. "Eh itu Ibu Bella." Lanjut Mbok Jumi yang melihat Ibu Arabella datang menghampiri mereka. "Mari Buk Bella, mau belanja apa? Ini saya punya ikan dan sayur yang masih segar-segar. Kalian ndak perlu jauh-jauh ke pasar naik angkot. Di warung Mbok Jumi semua serba ada" Ucap Mbok Jumi membanggakan warung kesayangannya. "Eh, Bu Kayla belanja apa?" Tanya Ibu Bella sembari menyapa sahabatnya itu "Mbok! Aku daging sapi setengah kilo dan kentang satu kilo." Lanjutnya memesan beberapa lauk pauk kepada Mbok Jumi. "Ini loh, Buk Bella. Aku belanja bahan buat tumis kangkung" Jawab Ibu Kayla sambil menunjukkan beberapa belanjaannya. "Oh, ya. Nanti malam aku mau main ke rumahmu Buk Bella ndakpapa kan?" "Dengan senang hati Buk Kayla, tumbenan pakai ijin segala, orang biasanya langsung nyelonong gitu sambil nyuapin Kayla" Begitulah percakapan receh yang terjadi antar Ibu-ibu kompleks di warung Mbok Jumi sambil memilah dan memilih sesuatu yang akan menjadi belanjaan mereka. Sesuai perkataan Ibu Kayla, pada malam hari Ibu Kayla bertamu ke rumah Ibu Bella sambil membawa anak semata wayangnya yaitu Kayla. Tok! tok! Ibu Kayla mengetuk pintu rumah yang bercat warna putih tulang itu yang tak lain adalah rumah Ibu Bella. Tak lama terdengar seseorang membuka pintu dari dalam rumah. "Eh, Ibu Kayla. Mari masuk!" Setelah membuka pintu, Ibu Bella mempersilahkan tamunya itu untuk masuk ke rumahnya. Kemudian mereka memasuki ruang tamu beriringan lalu duduk di sofa yang telah di sediakan. "Mau minum apa?" Ibu Bella menawarkan minuman kepada tamunya. "Ndak usah repot-repot Buk" "Kalau gitu aku ambilkan jus dari kulkas, ya?" Bu Kayla mengangguk menerima tawaran dari si empunya rumah. Tak lama Ibu Arabella keluar keluar membawa 2 gelas jus jeruk yang berdiri tegak di atas nampan yang ia genggam dengan kedua tangannya. "Jadi ada apa toh, kok tumbenan malem ini rasanya kamu bertamu secara formal kesini? hehehe" Tanya Ibu Arabella sambil tertawa kecil dan menyuguhkan 2 gelas yang berisi jus kepada Ibu Kayla dan Kayla. "Kayla, yuk main!" Tiba-tiba Arabella yang saat itu berusia 7 tahun sama seperti Kayla keluar dari kamarnya dan mengajak sahabatnya itu bermain di dalam kamarnya. Tak menunggu waktu lama Kayla menerima ajakan Arabella dan bermain di dalam kamar Arabella. "Gini loh, Buk Bella. Besok pagi-pagi aku dan suamiku mau pergi berangkat ke Singapura tapi aku ndak bisa ngajak Kayla karena kami kesana ada urusan bisnis yang sangat penting. Kami takut Kayla rewel dan mengganggu selama ada di sana. Kami di sana hanya selama 7 hari saja kok, Buk." Tutur Ibu Kayla kepada tetangga sekaligus sahabatnya selama 10 tahun terakhir ini. "Walah, tak pikir ada apa. Ya mari Buk Kayla kalau mau menitipkan Kayla di sini. Kita kan udah sering saling nitipin anak kita hehehehe" Ibu Arabella menerima permintaan tolong sahabatnya itu dengan tangan terbuka. "Memang benar kita udah sering saling menitipkan anak, kadang rumah, kadang air yang masih menyalah kalau salah satu dari kita mau keluar jalan-jalan hehehehe" Ucap Ibu Kayla sambil tertawa ringan. "Tapi kali ini rasanya berat sekali melepas Kayla tapi perasaanku bilang bahwa lebih baik Kayla ndak usah ikut" Lanjut ucapan Ibu Kayla seolah ia sudah bisa merasakan apa yang akan terjadi. "Ya sudah, besok pagi kami ikut ke bandara Buk sekalian nganter kalian" "Makasih banyak Loh, Buk Bella dah mau sering di repotin kita" "Ndak pa-pah Buk, namanya juga udah jadi tetangga rasa saudara" Setelah cukup lama bercakap-cakap ria, Ibu Kayla dan anaknya pamit undur diri kembali pulang ke rumahnya. Tak lama, Ayah Arabella datang sambil membawa beberapa bungkus makanan yang akan menjadi menu makan malam mereka. "Yah, tadi Buk Kayla kesini. Dia mau nitipin anaknya karena besok pagi dia mau pergi ke Singapura sama suaminya karena ada urusan bisnis katanya" Ibu Arabella bercerita kepada suaminya sembari menyuapi Arabella yang sedang duduk di sampingnya. "Berapa hari memangnya, Bu?" Tanya Ayah Kayla sambil memasukkan makanan kedalam mulutnya. "Sebentar kok Yah! Palingan cuma selama 1 minggu" "Ya, gak pa-pa Bu! Toh, Kayla udah kita anggep seperti anak kita sendiri. Kayla juga betah tinggal di sini sama Bella." Ucap Ayah Kayla sambil mengunyah makanannya. Setelah menyantap hidangan makan malamnya, mereka bergegas tidur karena sesuai rencana besok mereka juga turut mengantar kepergian Ayah dan Ibu Kayla ke bandara. ***** Kegaduhan suara keluarga Kayla terdengar sangat ramai di pagi hari ini, mereka sibuk mempersiapkan semua kebutuhan yang hendak mereka bawa selama ada di Singapura. "Yah, kemeja yang ibuk siapkan sudah di masukkan koperkah?" Tanya Ibu Kayla yang sedang berdandan di depan cermin. "Sudah siap semua, Buk!" "Oh, ya. Nanti kita gak perlu naik taxi Yah, karena Ayah dan Ibu Bella mau mengantar kita!" "Walah Buk, jadi nambah ngerepotin" "Aku juga sungkan, Yah. Tapi mereka sendiri yang menawarkan" Ucap Ibu Kayla sambil menggoreskan benda berwarna merah di bibirnya. "Kayla main di rumah Bella ya, Sayang! Jangan nakal! Ibu cuma pergi sebentar. Nanti ibu belikan barbie kembaran sama Bella." Ibu Kayla menatap wajah anaknya. Kayla yang saat itu memeluk boneka teddy bearnya hanya mengangguk lemah. "Yaudah. Ayuk Yah sudah di tunggu keluarga Bella di depan!" Mereka segera bergegas keluar rumah sambil menggeret koper dan beberapa tas bawaan mereka. Sesampai di bandara, Ayah Bella membantu mengeluarkan koper dan tas bawaan orangtua Kayla dari bagasi mobilnya. "Maafkan kami, kami tak bisa ikut kedalam karena jamnya sudah mepet sekali sama jam masuk kantorku?!" Ucap Ayah Bella dengan tatapan penuh sesal karena di sisi lain memang dia takut terlambat untuk pergi bekerja. "Iya ndak pa-pa Ayah Bella, kami yang sungkan karena sudah banyak ngerepotin." Jawab Ibu Kayla dengan penuh senyuman karena bersyukur memiliki tetangga yang sangat baik. "Kayla ingat pesan ibu ya! Kayla gak boleh nakal, gak boleh nangis! Main yang akur sama Bella!" Ucapan terakhir Ibu Kayla kepada putri semata wayangnya dari balik jendela mobil yang terbuka sepenuhnya. Dengan polosnya, Kayla mengangguk dan mencium tangan kedua orangtuanya dan menerima ciuman hangat terakhir di keningnya dari kedua orang tua yang menyayanginya. Setelah itu mobil yang di kendarai keluarga Bella dan Kayla melaju cepat meninggalkan orang tua Kayla di depan pintu bandara. Sebelum berangkat ke kantornya, Ayah Bella mengantar istri, anaknya beserta Kayla pulang ke rumah mereka dan melanjutkan perjalanan menuju kantornya. Ayah Bella menghembuskan nafas lega karena ia berhasil sampai di kantor tepat waktu. Pada waktu jam makan siang, ia bergegas pergi ke kantin dan duduk di tempat favoritnya yaitu di depan Televisi untuk melihat update berita hari ini. [ Berita duka kembali menyapa tanah air kita. Kecelakaan pesawat Indonesia, HAWA AIR dengan nomor penerbangan IX-2569 tergelincir jatuh dan terbakar di lembah ABCD Kecelakan pesawat tersebut menewaskan 180 penumpang termasuk semua pilot dan pramugarinya. Pesawat HAWA AIR yang berangkat dari Bandara internasional Surabaya mengangkut warga Jawa timur yang akan menuju ke Singapura. Namun pesawat terpaksa mendarat di bandara Internasional ABC saat hujan deras. Bandara ini berada di atas perbukitan dengan lembah yang dalam di kedua sisinya sehingga menyulitkan pendaratan pesawat dan membuat pesawat HAWA AIR kehilangan kendali dan jatuh kelembah kemudian terbakar ] PRANG!!! Ayah Bella menjatuhkan piring dan gelas yang ia genggam dengan kedua tangannya mendengar berita yang di tayangkan siang ini. Ia teringat bahwa itu adalah pesawat yang di kendarai oleh orang tua Kayla tadi pagi. Ia segera berlari meninggalkan kantin dan menelepon kontak darurat pihak bandara dengan gawainya. Namun, hanya jaringan sibuk yang ia dapatkan. Banyak orang berlomba-lomba menelepon pihak Bandara untuk menanyakan soal berita itu sehingga membuat panggilan yang di lakukan Ayah Bella sulit terhubung. Sudah 1 jam, tak ada panggilan Ayah Bella yang sama sekali dapat terhubung dengan Bandara. Hal itu membuatnya menjadi tak tenang dan meminta ijin bosnya untuk keluar hari ini terkait mencari kebenaran atas berita yang di siarkan di berita siang ini. Ia segera berlari dan melajukan mobilnya ke bandara setelah mendapat ijin dari bosnya. Di bandara sudah banyak orang berkumpul di penuhi wajah penuh harap-harap cemas menanti klarifikasi dari pihak bandara sama seperti dirinya. Setelah beberapa jam menanti, pihak dari bandara mengiring mereka semua menuju ruangan yang sepi agar tak menjadi perhatian para penumpang yang lain. Akhirnya orang nomer 1 di bandara datang dan berjalan menuju ke keluarga para korban kecelakaan itu dan mengklarifikasi bahwa kecelakaan itu benar adanya. Dia tak bisa berbicara lebih jauh karena kecelakaan ini masih dalam proses penyelidikan dan untuk data para korban meninggal akan di tayangkan di televisi besok pagi. Mendengar itu, ruangan yang semula sepi karena ribuan doa terpanjatkan dengan khusuk itu langsung di penuhi oleh suara tangisan histeris dari semua keluarga korban. Ada yang sampai jatuh pingsan, ada pula yang berteriak-teriak histeris. Ayah Bella juga menangis tak berdaya sambil memukul-mukul dadanya yang terasa sangat perih. Meski keluarga Kayla hanya sebatas tetangganya, tapi mereka sudah seperti saudara yang selalu bersama selama 10 tahun ini. Terlebih orang tua Kayla tak memiliki sanaksaudara lagi dunia ini. Bagaimana dengan nasib Kayla yang masih kecil itu. Sebelum pulang kerumah ia menelepon Bosnya bahwa ia tak bisa melanjutkan pekerjaannya hari ini karena di rundung duka dari kecelakaan pesawat yang terjadi siang tadi. Setelah itu dengan perasaan getir ia pulang ke rumah. Ibu Arabella merasa curiga dan ada yang tak beres dengan suaminya yang sedari tadi hanya melamun tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Ibu Arabella masuk ke kamar menemui suaminya dengan membawa secangkir kopi di tangannya. "Yah, ada apa?" Tanya Ibu Arabella menutup pintu kamar agar tak terlihat oleh Arabella dan Kayla. Wajar saja jika Ibu Arabella tidak mengetahui apa yang terjadi di hari ini karena televisi satu-satunya di rumah mereka rusak dan saat ini masih di bawa tukang servis. "Buk!" Belum selesai ucapannya, Ayah Arabella menangis sesegukan. Ibu Arabella yang menyaksikan itu langsung menghampiri suaminya dan memeluknya. "Ada apa, Yah? Coba katakan perlahan!" Ucap Ibu Arabella sambil menepuk-nepuk punggung kekar suaminya. "Pesawat yang di tumpangi orang tua Kayla mengalami kecelakaan, Bu. Tadi siang Ayah mendengar berita itu dari televisi. Ayah langsung ke bandara dan pihak dari bandara itu mengkonfirmasi bahwa kecelakaan itu benar adanya. Kemungkinan tidak akan ada yang selamat dalam kecelakaan itu, Bu!" Air mata Ayah Arabella mengalir sangat deras bagaikan sudah tak bisa di hentikan lagi. Kali ini Ia tak menangis sendiri, Ibu Arabella pun ikut menangis sambil menyumpal mulutnya dengan handuk tebal agar tangis yang mereka pecahkan tak terdengar keluar oleh Arabella dan Kayla yang sedang asyik bermain.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD