HAI, CINTA!

1701 Words
Deretan kertas putih berjejer rapi di mading sekolah, tempat yang biasanya berisi pengumuman dan segala macam informasi tentang sekolah itu kali ini berisikan sebuah pengumuman kelulusan bagi anak-anak kelas 6 SD KARTINI. Para murid kelas 6 berkerumun dan sangat antusias membaca baris demi baris nama yang tersusun rapi di kertas-kertas tersebut. Arabella dan Kayla pun ikut berkerumun dan mencari nama mereka di hasil pengumuman itu. Bola mata mereka terlihat terus bergerak ke kanan dan ke kiri, melihat dengan teliti. "Yeay! Aku lulus Kayla" Ucap Arabella dengan melompat bahagia khas anak kecil setelah akhirnya menemukan namanya di papan yang sedari ia tatap. "Kamu gimana, Kayla?" Tanya nya kepada gadis yang berada di samping kanannya, yang saat ini masih fokus mencari namanya di majalah dinding sekolah. "Ketemu! Aku juga lulus Bella" Teriak Kayla. Mereka berdua melompat bahagia dan saling berpelukan. Setelah mengetahui hasil kelulusan sekolah, Arabella dan Kayla pulang dengan berjalan kaki ke rumah. Seperti biasa, setiap pulang sekolah Arabella akan mampir untuk membeli telur gulung favoritnya yang manggon di dekat sekolahnya. Setelah itu mereka kembali berjalan menuju rumah. "Uaaaw!" Ucap Arabella saat mulai membuka telur gulung yang begitu menggiurkan. "Aku pasti akan merindukanmu, telur gulung favoritku" Ucap Arabella lagi sambil menunjukkan wajah sedih dan mulai membuka mulut untuk memakannya. "Stop!" Tandas Kayla. "Gak baik makan sambil jalan" Kayla mengambil telur gulung yang ada di tangan Arabella. " Kata ibuku, makan sambil berjalan gak baik dan bisa membuat pencernaanmu bermasalah" lanjut Kayla sambil kembali memasukkan telur gulung yang sudah berpindah tangan kembali kedalam wadahnya. Mata Kayla kembali nanar, berisi genangan air mata yang hendak keluar saat mengingat kembali pesan almarhum ibu kandungnya yang telah wafat 6 tahun yang lalu. "Siap, Kapten Kayla!" Ucap Arabella sambil memoleskan wajah Kayla dengan saos tomat kemudian berlari. Menyadari bahwa Kayla terlihat sedih karena kembali teringat akan almarhum ibunya, membuat Arabella berinisiatif mengajaknya bercanda dengan mengoleskan saos tomat yang tak sengaja ia sentuh saat membuka telur gulung itu ke wajah adik angkatnya. "Yaaaa!" Teriak Kayla kesal. "Awas kamu yaaa, Bel!" Lanjutnya sambil mengejar Arabella. Bbbrrukkk!!! Arabella tak sengaja menabrak anak kecil laki-laki berusia 7 tahun. Anak kecil itu terjatuh dan menangis. Perlahan-lahan Arabella bangkit dari tempat ia terjatuh dan mendekati anak kecil yanh sedang menangis itu. "Hey, anak kecil! Ja, j, jangan menangis!" tutur Arabella, merasa sangat bersalah dan bingung apa yang harus ia lakukan agar anak kecil itu berhenti menangis. "Apakah ada yang sakit?" Tanya Arabella sambil memeriksa tubuh anak kecil itu. "Kakak minta maaf ya?!" Pintanya sambil memasang wajah memelas. "Aku ingin pulang!" Ucap anak kecil itu masih dengan tangisannya. "Baiklah, kakak akan mengantarmu tapi di mana rumahmu?" Tanya Arabella dengan hati-hati. Anak kecil itu hanya menggeleng-geleng. Arabella semakin binggung dan tak tahu harus berbuat apa kemudian ia kembali menarik nafas panjang. "Baiklah, kamu harus berhenti nangis dulu ya, anak baik! agar rumahmu ketemu dan kamu bisa pulang. Kalau kamu nangis, nanti rumahmu di sembunyikan kingkong" segala upaya di lakukan Arabella untuk membujuk anak kelas 1 SD itu. Anak kecil itu berhenti dari tangisannya dan terlihat antusias mendengar kalimat yang keluar dari mulut Arabella. Tak lama Kayla datang menghampiri mereka. "Apa yang terjadi?" Tanya Kayla. Namun, pertanyaan itu belum mendapatkan jawaban karena Arabella masih fokus dengan anak kecil itu. "Kamu mau telur gulung?" Tanya Arabella. "Aku biasanya sangat bahagia saat makan telur ini karena rasanya benar-benar sangat enak" Ucapnya sambil mengambil telur yang ada di tangan Kayla. Anak kecil itu mengangguk dan menerima telur gulung yang di berikan Arabella kepadanya, perlahan-lahan ia memakannya. "Anak pintar!" Puji Arabella melihat anak kecil itu sudah berhenti menangis dan memakan telur gulung dengan lahap. "Apakah enak?" Tanyanya. Anak kecil itu mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah katapun. "Kayla, kembalilah lebih dulu agar ibu tidak khawatir!" pinta Arabella kepada Kayla. "dan katakan aku pulang sedikit terlambat karena harus mengantar anak kecil ini dahulu" "Baiklah, Bell!" Kayla meng-iyakan permintaan Arabella. "Kamu hati-hati ya?!" "Hem" Arabella mengangguk. Setelah menghabiskan telur gulung, Arabella mengajak anak kecil itu ke rumah Pak RT karena hanya Pak RT yang tau lebih jelas tentang warga-warganya. Pak RT mengenali anak kecil itu dan bersedia mengantarnya pulang. Namun, tangan anak kecil itu menggenggam erat tangan Arabella. "Baiklah, aku akan ikut mengantarmu sampai rumahmu!" Ucap Arabella seolah tau maksud dari genggaman erat tangan anak kecil itu. Mereka menuju rumah anak kecil itu sambil berjalan kaki beriringan dengan Pak RT. Tiba-tiba... "Bella!" Suara Kayla berteriak mengejar Arabella. Arabella, Pak RT, dan anak kecil itu sontak menghentikan langkah kaki mereka. "Ada apa Kay?" Tanya Arabella penasaran. "Ibumu menyuruhku mencarimu karena kita mau di ajak jalan-jalan ke Taman Hiburan Rakyat. Katanya ini hadiah buat kita karena kita berhasil lulus ujian" Jelas Kayla terengah-engah karena kelelahan berlari mencari Arabella. "Tidak apa-apa Nak Bella pergi lebih dahulu, biar anak ini bapak yang mengantar" Tutur seorang pria yang menjadi ketua RT di kampung ini. Arabella menatap anak kecil itu dan berlutut di depannya agar anak itu tidak melihatnya dengan mendongah. "Lain kali kamu harus belajar mengingat jalan pulang ke rumahmu sendiri ya, anak baik!" Ucap Arabella sambil menatap dalam. "Cantik" Lirih anak kecil itu. "Apa? Cantik?" Tanya Arabella tak yakin dengan apa yang ia dengar barusan. "Kalung kakak cantik" Jelas anak kecil itu sambil tersenyum polos melihat kalung berliontin hati bermata merah itu. "Oh.. Ini?" Ucap Arabella sambil memegang kalung yang melingkar di lehernya. " Ini kalung jadul, turun temurun dari nenekku. Kamu jangan minta ini ya, karena ini mungkin sudah termasuk barang langka hehehe" Jelas Arabella menyeringai. "Ngomong-ngomong siapa namamu?" "E.." Anak kecil itu belum menyelesaikan kata-katanya. "Ayo Bel, nanti kita terlambat!" Teriak Kayla yang sudah 3 meter berada jauh dari Arabella. ***** Hari ini merupakan hari yang membahagiakan bagi anak seumuran Arabella dan Kayla. Di pagi hari dia mendapatkan hasil pengumuman yang memuaskan dan sore harinya ayah dan ibu Arabella mengajak mereka jalan-jalan menikmati wahana yang ada di salah satu taman hiburan terbesar di kota Surabaya. Mereka menghabiskan waktu di sana hingga malam. Setelah puas bermain mereka memutuskan untuk pulang ke rumah. "Bagaimana anak-anak, kalian suka gak jalan-jalannya?" Tanya Ayah Arabella sambik fokus menyetir mobil. "Iya, Yah. Kapan-kapan ajak kami kesana lagi!" Jawab Arabella kegirangan. "Kayla gimana?" Ayah Arabella menatap wajag anak angkatnya dari kaca spion yang ada di atas kirinya. Kayla mengangguk. "Kayla suka, Yah. Kapan-kapan Kayla juga mau di ajak kesana lagi" Kayla tersenyum polos. "Maafin ibu ya, Anak-anak" Suara Ibu Arabella terdengar memecah suasana. "Kita harus segera pulang karena besok Ibu mau mendaftarkan kalian semua ke SMP Negeri. Kalau gak cepat-cepat takut keserobot yang lain" "Gak pa-pa, Bu. Kami udah puas banget kok mainnya. Ya kan, Kayla?!" "Iya bu, kami udah seneng banget kok" ***** Pagi adalah waktu tersibuk bagi keluarga Arabella. Ibunya sibuk mengerjakan rumah dan menyiapkan sarapan, Ayahnya sibuk siap-siap bekerja, sedangkan Arabella dan Kayla juga sibuk berbenah serapi mungkin karena ini adalah hari pertama bagi mereka memasuki sekolah menengah pertama. "Bella!, Kayla!, Cepet kesini sarapan! nanti kalian terlambat." Teriak sang ibu memanggil 2 anak gadisnya. Arabella dan Kayla begitu sangat antusias menyambut hari ini.Dengan senyum yang merekah indah mereka keluar dari kamar dan menuju ruang makan. Mereka sangat lahap menyantap setiap hidangan yang sudah tersaji di hadapan mereka. "Ibu ini gimana toh, kok Bella dan Kayla di sekolahkan di tempat yang berbeda?" Tanya Ayah sambil mengunyah sarapannya. "Ya mau gimana lagi, Yah. Bangku yang tersisa waktu itu cuma satu" Jelas Ibu. "Kasian Bella, Bu. Sekolahnya di Negeri 800. Kan jaraknya jauh" "Kalau Kayla yang kita taruh sana nanti di kira kita pilih kasih, Pak. Jadi biar Bella saja yang mengalah dan Kayla sekolah di Negeri 200 dekat sini" Ibu Arabella mencoba memberi pengertian kepada suaminya. "Iya, Yah. Bella gak pa-pa kok asal Ayah setia jemput Bella" Imbuh Arabella mendukung pilihab ibunya. "Itu pasti Ayah lakukan, Sayang. Apa sih yang gak buat tuan putrinya Ayah" ujar sang Ayah. Di sisi lain, Kayla iri melihat kehangatan Arabella dan ayahnya. Ia kembali mengingat saat-saat bahagia yang ia habiskan bersama almarhum ayah kandungnya yang telah meninggal 6 tahun yang lalu. Namun, meskipun begitu orang tua Arabella selalu adil dalam menuai kasih sayang mereka. Malahan Arabella yang selalu di beri pengertian untuk mengalah kepada adik perempuan angkatnya itu karena Kayla bernasib malang yang harus kehilangan kedua orang tuanya sekaligus dalam satu waktu. "Yaudah, yuk Kayla kita berangkat!" Ajak Arabella memecah lamunan Kayla. Tanpa mengeluarkan sepatah kata, Kayla mengikuti Arabella untuk pergi kesekolah dengan di antar oleh Ayah Arabella. Tak lama mobil tua berwarna putih itupun sampai di depan sekolah Kayla. "Da..da.. Kayla!" Ucap Arabella seraya melambaikan tangannya kepada gadis yang baru saja turun dari mobilnya. Kayla membalas lambaian tangan Arabella. "Kamu yang semangat ya, Bel!" Dengan perasaan penuh rasa yang tak bisa di ungkap dengan kata-kata Kayla mulai melangkahkan kaki mamasuki gerbang sekolah yang mulai hari ini menjadi tempatnya menimba ilmu. Pertama ia mendapati pos satpam dan lapangan upacara bendera yang berlipat-lipat jauh lebih luas dari pada lapangan di sekolah SDnya dulu. Setelah itu ia memilih melewati jalan di sebelah kiri, yang merupakan lapangan basket. Kayla begitu sangat antusias dan takjub melihat setiap detail di sekolahnya itu. "Awas!!!" Teriakan para kakak kelas yang sedang bermain basket bergema. Tiba-tiba ada seseorang yang mendorong Kayla hingga ia tersungkur ke lantai. 'Aw' gumamnya lirih. Kayla berusaha bangkit perlahan dan di dapatinya seorang anak laki-laki seusianya juga ikut terjatuh di tempat yang berbeda. "Hampir saja" Gumam anak laki-laki itu. "Kamu gak pa-pa?" Tanya anak laki-laki itu saat menyadari Kayla sedari tadi menatapnya. "E, e, aku gak pa-pa kok." Jawab Kayla terbata-bata. Ada rasa yang tak biasa saat menatap anak laki-laki itu sehingga membuat Kayla salah tingkah. "Syukurlah" Anak lelaki itu bernafas lega. "Bola basket itu hampir saja mengenai kepalamu jadi aku terpaksa mendorongmu. Maafkan aku, ya!" Kayla masih terus menatap dalam ke anak lelaki bertubuh tinggi dan berkulit putih bersih itu. "em, iya. Makasih udah nyelametin aku." "Iya sama-sama. Ngomong-ngomong namamu siapa?" "Kayla, namaku Kayla" "Kayla? hemm nama yang indah. Oh ya nama ku David. Salam kenal ya" Mereka saling bertatap dan tersenyum. Sejak saat itu, tanpa Kayla sadari Kayla terus memikirkan David, ada rasa nyaman dan terlindungi saat berada di sisi David. Hubungan pertemanan merekapun berjalan dengan baik meski mereka berada di ruang kelas yang berbeda. 'Gak! Gak mungkin! gak mungkin perasaan itu adalah sebuah cinta. Gak mungkin aku jatuh cinta di usia sekecil ini' Pikir Kayla dalam hati.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD