24

1488 Words

Akbar menyeka darah yang masih keluar dari kedua lubang hidungnya. Kepalanya di dongakkan keatas berharap darah segar bisa segera berhenti keluar dari sana. Berhasil, walau sepenuhnya tidak berhenti sepenuhnya, tetapi setidaknya darah segar berwarna merah pekat itu sudah banyak berkurang di sana. Inne yang ingin menolongnya, Akbar malah menghindar seakan takut untuk di sentuh Inne. "Kita ke rumah sakit."Inne melangkah mendekat ingin meraih tubuh Akbar untuk di papahnya. Tapi, Akbar menghindar, dan menggelengkan kepalanya kuat. "Masuk ke dalam rumah, Mbak."desis Akbar dengan nada yang sangat dingin, membuat Inne membeku di tempatnya. Seperti bukan Akbar yang ia lihat beberapa menit yang lalu. Akbar yang berdiri di depannya saat ini terlihat dingin, dan tak tersentuh. Wajahnya te

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD