Chapter 20

1298 Words
“you think you can find....me??” ujar Britta sembari mengusak kedua kelopak matanya dengan kasar karena dirasanya ia berhalusinasi atau apalah itu. Ujaran pelan dari bibirnya tadi membuat keempat lelaki disana menengok ke arahnya serempak dan mencoba melihat email untuk mengetahui mengapa gadis itu berkata seperti itu. ‘Choose one’ ‘You or me?’ ‘Just act or think?’ ‘You can or they’ll can?’ ‘Lose or find your treasure?’ ‘It’s for me or her?’ Memang jika dilihat lihat, jika dibaca secara zigzag, penggalan kata demi kata itu bisa memiliki arti. “....ini...tidak mungkin kan si penculik itu yang mengirimi kita email ini?” tanya Syden yang wajahnya mulai pucat. “tiba tiba banget??” “Ya karena kita sudah menemukan informasi mengenai r o b o t itu??” ujar Syden lagi mencoba mengulas ingatan mereka mengenai kejadian beberapa hal yang lalu. Mendengar hal itu, kecurigaan mereka semakin menjadi, membuat mereka kini semakin memfokuskan matanya menuju tiga belas email sisanya yang belum berhasil dipecahkan. “logam miskin yang jarang dan lembut...” gumam Dylan memejamkan matanya dan menghentakkan kakinya ribut, berusaha mengingat ingat beberapa penggalan kata yang ada di email ke empat belas tersebut. “AH!! Ini tabel kimia!!” ujarnya sembari menjentikkan jari. Tak mau membuang waktu lama, ia langsung menunjuk kearah layar laptop dan menjelaskan se sederhana mungkin agar rekannya yang lain bisa mengerti. “sebuah logam miskin yang jarang dan lembut, benda padat yang mudah melebur pada suhu rendah, namun mencair lebih lambat diatas suhu kamar dan memang akan melebur di tangan ini adalah galium. GA dengan nomor periodik tiga puluh satu (31). yang dikurangi dengan Zinc atau Seng ZN dengan nomor periodik tiga puluh (30). logam putih kebiruan dengan permukaan mengkilap. Tidak ulet dan tidak mudah dibentuk pada suhu kamar adalah Zinc. Zat air yang jika di suhu dan tekanan standar, maka akan tidak berwarnam tidak berbau dan bersifat non logam, berlevansi tunggal dan mudah terbakar adalah Hidrogen dengan nomor periodik satu (1) H. Untuk mendapatkan sangkala peluang berupa waktu, maka artinya kita hanya memiliki tiga puluh satu jam yang sudah dikurangi dengan tiga puluh jam, maka kita hanya memiliki waktu satu jam” ucapnya tergesa gesa “Satu jam? Satu jam untuk apa??” tanya yang lain bingung. Dylan pun tak bisa menjawab soal itu. “sepertinya petunjuk lain ada di sebelas email sisanya yang semuanya menunjukkan subject nomor dua (2). “hm... apa kira kira yang dimaksud dengan pecundang nomor satu di dunia?? Apakah ada orang yang benar benar sial di dunia ini?? Haruskan kita cari di daftar book records jika nanti sudah ada sinyal??” usul Syden yang masih menggaruk pelipisnya tak mengerti. “kurasa tak akan semudah itu, mengingat semua email sisa ini bersubjectkan nomor dua (2), dan hanya berisikan penggalan kalimat tanpa arti” ujar Dylan. “dan sejujurnya, aku masih merasa tak enak dengan kalimat kita hanya memiliki waktu satu jam yang ada di email terakhir tadi. “Bagaimana jika pecundang nomor satu itu adalah nomor dua??” ucapnya ambigu yang langsung dimengerti oleh Dylan dan Farren. “Ah ya, benar. Karena juara dua dan tiga akan menjadi pecundang nomor satu dan dua bagi si pemenang” ujar Farren sembari menjentikkan jari. “lalu, sehabis ini apa?” Hm... pecundang nomor satu, begitu pula keturunannya. Apa keturunan dua?? 2 per sekian? Atau malah dua dikali.... dua?? Itu bisa dibilang keturunannya tidak sih? “Tiap email yang tersisa, hanya ada dua puluh kata kan di setiap emailnya? Berarti sejauh ini ada dua ratus dua puluh kata?” tanyanya yang langsung diangguki oleh Syden yang sedari tadi menghitung. “catat!” titah Eric dengan cepat. “dua, negatif satu.... ah tidak mungkin” ujarnya langsung mengusak rambutnya kasar. “coba kembali catat. Dua, empat, delapan, lima, tiga belas, dua puluh sembilan, dua puluh, lima puluh dua, seratus enam belas, delapan puluh sembilan, dua ratus tujuh belas” ujarnya sembari memejamkan matanya untuk membayangkan bilangan diantara gelapnya kelopak mata yang di tutup. “Sudah” ujar Britta yang tadi mencatat di tangannya. “coba cari kata sesuai dengan angka yang tadi aku sebutkan. Misalnya angka dua, empat, delapan, lima, tiga belas dan dua puluh tadi ada di email pertama” titahnya yang langsung dikerjakan oleh dua orang yang lebih muda. “dari mana kau tahu asal angka angka itu?” tanya Syden yang tak mengerti. “tidak tahu, aku hanya mencoba peruntungan dnegan deret hitung. “bagaimana maksudnya?” “Tadinya aku mencoba menghitung dua dikurang tiga ditambah dua dan seterusnya, namun tidak akan ketemu hasilnya karena akan minus. Jadi aku mencoba untuk dua ditambah n dikali dua lalu dikurang tiga, kemudian ditambah n dikali dua, n dikali dua, dikurang n dikali tiga dan begitu seterusnya. Jadi dua ditambah dua, ditambah empat, dikurang tiga, ditambah delapan, ditambah enam belas, dikurang sembilan, ditambah tiga puluh dua, ditambah enam puluh empat, dan dikurang dua puluh tujuh. Hasilnya adalah deret angka tadi.” Ujarnya menjelaskan. “jadi bagaimana Dylan, Britta, kalian sudah mengumpulkan kata katanya.             ‘you before compromise you find interrupt grand want strong string balance plan me veteran fate automatic hemisphere public fireplace think’ ‘rehabilitation guard request base dinner mutual resident repeat better enjoy soap bag wake dissapoint gestue month accountant drum activity shift’ ‘tropical ballot charter pole sip coorperation even symbol torch air fisherman about rhetoric replace habitat stroll assume isolation hate reveange’ ‘cholar surround bible movie trust pace gregarious soak friend head guilt debate expertise aware repeat amuse exception freighter rich correspond’ ‘deposite transport smoke assault shape giant detective tape repetititon dead bith enhance certain continuation worm pretty your freckle primary oak’ ‘aunt say excavate canvas short integrated investment instrument relevance idea cousin trouble compliance feeling carry fly life bubble balance network’ “nggg... before you find want me think better about friend your life” ujarnya terbata bata. “tunggu dulu.. Aku baru ingat aku tidur karena kelaparan Zale dan Kael belum kunjung tiba. Eros pun tidak ada, bukan?? Sial!!” umpat Eric tiba tiba. ‘before you want find me, better think about you friend’s life’ itulah kalimat yang terbentuk dari sepuluh huruf acak yang tadi mereka temukan. Dengan kepanikan yang setiap detiknya semakin besar karena mengingat nasib ketiga rekannya, tiba tiba sinyal kembali muncul dan memberikan mereka email ke lima belas dengan subject. ‘Api’. Berisikan- ‘sepertinya email ini akan telat masuk lagi karena sinyal, tapi HAHAHAHA baguslah. Karena kalian akan mencium aroma daging terpanggang hingga kalian akan ketakutan jika mengingatku. STJL’ “b******n!!” umpat Farren yang merasa bahwa nyawa ketiga rekannya yang sekarang entah dimana itu dalam bahaya. “STJL.. Sepertinya aku beberapa kali melihat kata kata ini, tapi entah dimana” “St... James the Less??” ujar Britta terbata bata mengingat ia sedari tadi memasak untuk membantu upacara... pembakaran mayat. “PEMBAKARAN MAYAT!! A-aroma daging terpanggang katanya..” ujarnya panik yang membuat kelimanya langsung memakai alas kakinya yang meskipun tidak benar, lalu berlari ke tempat ibadah satu satunya yang ada di desa itu. Tapi telat. Upacara pembakaran sudah dimulai. Persetan jika warga desa akan menyebut mereka tak sopan, namun kini kelimanya meringsak memasuki lingkaran dan menendang peti mati yang sebagiannya sudah berubah menghitam akibat terkena api. Membuat teriakan marah dari salah satu orang dan pekikan terkejut dari yang lain. “APA YANG KALIAN LAKUKAN??” Tapi, tidak ada satupun dari mereka yang peduli. Yang kini mereka lakukan adalah membuka peti mati itu dan- tarikan nafas terkejut dan gumaman ketakutan warga desa semakin memenuhi atmosfer- karena yang ada di dalam peti mati itu adalah Kael dan Zale yang ditumpuk di dalam satu kotak berukuran sempit itu. “KAEL!! ZALE!! BANGUN!!”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD