Reagan mendengar dengan jelas pertanyaan tunangannya. Sedikit banyak, hati merasa terhentak, gugup pun menghampiri. Namun, ia selalu dapat menyembunyikan semua dengan baik. Paras tampannya itu tetap terlihat tenang seakan tidak ada masalah sama sekali. “Kenapa kamu sekarang mengurusi perusahaanku?” tanya CEO dingin itu balik. Ia menatap lekat pada Malika dan selalu tidak bisa menemukan ketertarikan apa pun terhadap wanita tersebut. Malika tersenyum, lalu menggeleng. "Aku hanya bertanya. Sesusah itukah untuk menjawab?” “Alasanmu bertanya apa?” lanjut Reagan masih bertahan untuk tidak segera menjawab. Nona Muda Stalqher menghela kesal. Sikap Reagan kepadanya selalu seperti ini. Dingin dan penuh penolakan. Akan tetapi, ia tidak ingin memulai pertengkaran. Senyumnya terlontar meski berb