Mengenakan hak tinggi di konstruksi hotel yang belum sepenuhnya jadi, ditambah dengan kondisi kurang tidur mampu membuat Eleanor tidak berjalan dengan hati-hati. Tanpa sadar melangkah dan membiarka kakinya terlilit oleh kabel hingga nyaris jatuh. Beruntung, Reagan memiliki kesigapan yang tinggi. Ia cepat menarik dan menangkap tubuh asisten barunya itu. Eleanor yang berteriak, secara reflek melingkarkan tangan di tengkuk kokoh bosnya, masih memejamkan mata. Begitu pelupuknya terbuka, ternyata wajah mereka sudah berdekatan hingga nyaris tak ada jeda di antara dua pucuk hidung mancung, dan di antara dua bibir satu sama lain. Yang ada di dalam otak Reagan adalah ingin kembali melumat bibir itu. Ia masih teringat bagaimana manisnya sisa anggur masih menempel di sana saat pertama kali mencici