Chapter 10 - Femina, Saga Terakhir

1161 Words
Raja Tunc mondar mandir di ruangannya. Ia sangat khawatir bagaimana nasib putrinya di Bumi. Beberapa pengawal memberikan laporan bahwa kota Musim tidak seorang pun celaka. Semua pemberontak sudah ditangkap tetapi di kota-kota lain masih dalam pengerjaan. Banyak yang masih mencoba melarikan diri ke Bumi agar tidak di hukum di Dunia Waktu.  Raja dengan seketika berteriak kepada pelayannya, "Panggilkan semua para Saga!" Ia sangat marah karena saat Saga dibutuhkan, tak seorang pun datang menolongnya. Seorang Saga sangat ahli dalam menggunakan kekuatan dunia waktu sesuai dengan perintah raja. Raja tidak bisa secara langsung menggunakannya karena resiko yang diberikan sangat berat. Ia bisa-bisa mati atau menjadi sakit yang tidak akan pernah sembuh. Ia sangat kecewa dengan para Saga yang loyal kepadanya. Ia pun duduk di kursinya dan Ratu Mollis di sebelahnya dengan tangisan yang tidak berhenti.  "Maaf tuan, semua Saga sudah melarikan diri. Mereka membuat perjanjian dengan Nunc bahwa jika ia membantu mereka untuk pergi ke Bumi, mereka tidak akan membantu raja saat ia melakukan p*********n!” Kata pelayan itu. Raja berteriak dengan keras. Ia sangat kesal. Pelayan itu padahal belum siap berbicara. “Bagaimana itu bisa terjadi!” Teriak Raja lagi. Pelayan sangat ketakutan. Ia memberanikan diri untuk memotong percakapan raja. Ia berkata, “Hanya tinggal satu yang tersisa, yaitu Femina." Ucap pelayan raja sambil menundukkan kepalanya. Femina adalah Saga yang tersisa. Ialah ibu dari Sol dan Mensis. Ia didapati tertidur pulas di ruangannya, dan ketika bangun ia tidak ingat sedikitpun yang terjadi. "Apa maksudmu?" Raja Tunc mengucapkannya dengan keras. Ia mengambil tongkat di sebelah kursi kerajaannya. Ia merasa tubuhnya melemah karena membuka kunci portal. Kakinya tidak kuat untuk berdiri, jadi ia berdiri dengan menggunakan bantuan tongkatnya. "Seluruh Saga sudah dibebaskan oleh Nunc, Paduka!" Ucapnya memberikan keterangan lagi. "Apa? Ini kacau. Panggilkan dia!" Teriak Raja lagi dengan emosi. “Saga tersebut didapati tertidur pulas, dan ia sekarang sedang memulihkan tenaganya. Jika ia baik-baik saja, saja akan memberitahunya untuk menghadap Paduka!” Katanya. Pelayan pun pergi memanggil Saga terakhir. Pelayan memastikan bahwa kondisi fisik Femina cukup untuk pergi menemui raja. Femina merasa sudah lebih baik. Ia pun memakai jubahnya dan pergi.  Saat di ruangan raja, ia terkejut melihat betapa berantakannya ruangan itu. Ia bisa melihat sebuah pertarungan baru saja berlangsung. Ia sangat merasa sedih karena tidak bisa melakukan apapun tadi. Ia membuka kerudungnya dan membungkuk. "Hamba menghadap ya Raja." Ucap Femina. "Untunglah kau selamat." Ucap Raja lalu menyambung dengan kata lain, "Bagaimana kau bisa selamat sedangkan yang lain dibunuh?" "Saya tidak ingat apapun. Saga yang lain pasti sudah merencanakan ini. Mereka pasti membuat saya tertidur sehingga tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya.” Ucap Femina sang Saga terakhir. "Baiklah, untung kau selamat." Ucap Raja dengan lembut. Padahal sebelumnya ia tampak sangat marah.  "Ada apa Raja memanggil hamba?" Tanya Femina kepada raja. "Saya ingin tahu, bagaimana cara untuk menyelamatkan anak saya yang jatuh ke Bumi?" Tanya Raja. “Putri Flos ke Bumi?” Femina tampak kaget. “Saya tidak memiliki pilihan lain selain membuka portal.Saya tidak bisa melawan sebanyak itu prajurit untuk mempertahankan tahta saya! Saya membuka portal untuk membuang mereka ke Bumi.” Kata Raja memberikan penjelasan. "Keabadian pasti sudah lenyap dari tubuh Putri. Kita harus segera menyelamatkannya dengan membawanya kembali ke Dunia Waktu. Ia tidak dapat terlalu lama di Bumi. Kita harus cepat untuk melakukannya sebelum waktu keabadiannya benar-benar hilang dan ia akan mati dengan sendirinya." Terangnya. “Ada cara untuk mengembalikan keabadian putriku ketika di bawah kembali ke sini?” Tanya Raja memaksudkan putri Flos. "Tidak ada cara lain selain mengorbankan keabadian salah seorang penghuni waktu untuk dimasukkan ke tubuh Putri, ya Paduka." Ucap Femina. Raja mulai memikirkan siapa yang akan dikorbankannya untu itu.  "Bisakah kita memastikan Nunc mati disana?" Tanya Raja. Ia takut Nunc akan kembali menyerang dunia waktu. “Maafkan yang mulia, kita tidak bisa melakukannya secepat itu. Butuh waktu untuk mengetahui dimana Nunc berada saat di Bumi. Meskipun kita sudah tahu keberadaannya tetapi itu tidak menjamin semuanya. Kita hanya bisa mengamati pergerakannya dan menciptakan situasi yang bisa membuatnya mati dengan sendirinya. Jika kita yang terpaksa untuk membunuhnya, bisa jadi kehidupan akan sirna seperti tadi.” Ucap Femina mengenai situasi mereka sekarang.  "Baiklah kalau begitu. Aku akan membentuk pasukan untuk menyelamatkan Putri." Ucap Raja. "Tapi, pasukan kita tidak pernah sebelumnya ke Bumi. Tentu mereka harus melalui pelatihan terlebih dahulu untuk bisa menyelamatkan Putri, Ya Paduka." Kata Femina singkat.  “Kita bisa gunakan Timekeeper untuk itu!” Kata Raja, ia tidak mendengar peringatan yang dikatakan Femina. “Kita akan mencoba, tetapi mereka harus dilatih terlebih dahulu, Paduka!” Kata Femina lagi memperingatkan Raja. “Baik, utus mereka sekarang. Saya tidak ingin sesi latihan yang dilakukan terlalu lama!” Kata Raja memberikan perintah. Ia tampak senang dan merasa ada setitik cahaya dari semua kegelapan yang tercipta. Sebelumnya Timekeeper memang menjaga portal-portal yang terbuka, tetapi tidak dari Bumi. Mereka hanya mengamatinya dari Dunia waktu dan menutupnya dari sana. Maka, suatu tantangan untuk mengutus Timekeeper ke Bumi dan menyelamatkan putrinya. Femina harus memilih dengan hati-hati prajurit yang diutusnya ke sana. "Siapa yang bisa memberikan pelatihan?" Tanya Raja meminta nasihat dan ia kembali duduk di tahtanya.  "Saya memberikan saran agar Tn. Klackson yang memberikan pengarahan, Ya Paduka." Ucap Femina memberikan saran. "Baiklah, panggilkan dia." Ucap Raja kepada pelayan. "Terima kasih atas nasihatmu. Kamu bisa pergi!" Ucap raja dengan nada sedikit puas dengan nasihat Saga Femina. Femina keluar dari ruang raja dan wajahnya menjadi takut. Ia memikirkan anaknya Sol dan Mensis. Tak berapa lama Tn. Klackson datang ke hadapan raja. Tn. Klackson bertubuh besar dan tinggi. Perutnya maju sedikit kedepan, janggut di wajah membuatnya terlihat seram. Ia memakai baju berbahan dasar kulit dan sepatu berukuran 15 inci. Ia penghuni yang humoris dan berbeda sekali tanggapan penghuni yang menemuinya pertama kali jika membandingkannya dengan perawakannya. Ia akan dicap sebagai penghuni yang galak dan kuat, tetapi sebenarnya tidak begitu. Ia penuh dengan gelak tawa dan sangat sopan. Ketika ia tersenyum, barulah mereka yang pertama kali bertemu, bisa tahu betapa baiknya dia. "Anda memanggil Hamba." Sembah Tn. Klackson. "Aku ada tugas untukmu. Saga memberi usulan mengenai penyelamatan tuan putri. Kau yang akan bertugas dalam pembentukan prajurit penyelamatan ke Bumi." Perintah raja dan berharap tidak dibantah. "Tapi bagaimana kita para penghuni waktu bisa ke Bumi?" Tanyanya khawatir. "Tenanglah Klackson, kau tidak sendiri." Maksudnya ia bisa bertanya kepada saga dan yang lain yang lebih berpengalaman.  "Buatlah baju pelindung untuk mereka, saya tahu kamu adalah penghuni tercerdas di Dunia Waktu. Aku memberimu beberapa hari untuk menemukan caranya. Femina akan membantumu melakukannya." Ucapan raja selanjutnya. "Baik tuanku, paduka." Balas Tn. Klackson. Ia merasa terbebani atas tugas yang baru ia dapatkan. Ini adalah kali pertama penghuni waktu mencoba pergi ke Bumi.  Raja memberikan perincian lain, bahwa Putri Flos harus segera diselamatkan karena keabadiannya akan hilang jika terlalu lama di Bumi. Ia juga mengatakan, bahwa prajurit-prajurit yang akan pergi dalam misi penyelamatan adalah prajurit terpilih yang bisa diandalkan. Ia tidak mau ada kesalahan dalam misi penyelamatan. "Baik Raja." Ucap Tn. Klackson dan pergi dari ruangan setelah raja memperbolehkannya.  Ia menemui Femina untuk merencanakan misi tersebut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD