Chapter 80 - Ruang Mesin Langit

1156 Words
(Part bagian ini adalah sambungan dari novel pertama bab terakhir ya teman pembacaku) Jantung Mensis langsung berdebar kencang melihat apa yang terjadi dengan Wish. Wish pergi dari dunia waktu dan menjadi bayi kembali di tahun 1982. Ia menekan tombol yang salah yang membuat waktu kembali ke masa ia masih bayi. Wish tidak tahu bahwa ia sekarang seorang bayi. Kekesalannya terhadap ayahnya membuatnya tidak berpikir panjang.  Mensis sedang berada di kota Langit. Ia berada di ruangan yang berfungsi untuk mengatur kehidupan di Bumi. Kota itu adalah pusat untuk mengatur detik, jam dan hari di Bumi. Kota itu juga mengatur bintang-bintang dan benda-benda yang bergerak menabrak Bumi. Ada sebuah alat monitor yang hanya bisa dioperasikan oleh penduduk langit. Penduduk lain yang tidak memiliki keahlian Caelum carceris atau penjaga langit, tidak akan bisa mengoperasikan sebuah maket Bumi yang diletakkan di sebuah kotak kaca yang besar. Maket tersebut bisa digerakkan sesuai dengan perintah dari mesin yang ada di ruangan langit tersebut. Wish menekan salah satu tombol yang membuat dirinya kembali ke masa bayi. Ruangan tersebut sangat rahasia, dan tidak ada yang bisa masuk ke dalam. Wish dan Mensis seharusnya tidak bisa masuk ke ruangan tersebut. Sekarang Mensis sendiri di ruangan itu. Ia mencoba berfikir bagaimana menyelamatkan Wish dan membawanya kembali ke ruangan tersebut. Ia harus menyelamatkannya sebelum daun pohon Patron terangkat dan semua penduduk punya waktu beraktivitas. Ia mencoba melihat tombol-tombol yang lain yang bisa membalikkan keadaan. Tapi tak ada yang dimengertinya. Jika membayangkan keadaannya tadi, rasanya ia ingin marah. Ia tidak tahu bagaimana cara mengembalikan Wish. Saat ia sibuk mencari cara untuk mengembalikan Wish, suara ledakan terjadi. Begitu besar.  Suara amukan terdengar sangat keras, suara amukan binatang buas. Mensis bingung apa yang membuat dunia mereka berguncang keras. Gempa yang terjadi cukup kuat menggoyangkan ruangan tersebut. Ia cepat-cepat mencari cara agar bisa membawa Wish kembali ke dunia waktu. Ia merasa akan ada perang besar di dunia tersebut.  Ia langsung berkata, “Apakah ramalan tersebut sudah terlaksana?” Mengatakan hal tersebut membuatnya semakin panik. Ia memikirkan Wish sambil membayangkan apa yang terjadi dengan dunianya nanti. Ia mencoba mencari cara panduan penggunaan mesin tersebut. Tetapi, sebenarnya ia bukanlah penduduk langit. Tentu ia tidak bisa menguasai hal tersebut. “Apa yang harus kulakukan?” Tanyanya kepada diri sendiri sambil membersihkan jari-jari kukunya. Ia tak punya banyak waktu. Ia mencari sesuatu yang bisa membantunya. Ia menarik napas untuk menenangkan pikirannya. Ia terpikir, “Mengembalikannya ke sekolah!”  Ia langsung mencobanya. Ia menekan beberapa tombol, melihat keberadaan Wish sekarang yang menjadi bayi di tahun 1982, lalu membuatnya cepat melalui waktu hingga masuk ke masa dia sekolah. Dalam hati Mensis berbicara, ia membuat permohonan agar ingatan Wish tidak terhapus sehingga ia akan mudah membuat Wish bertindak. Ia mengucapkan sebuah mantra dari mulutnya lalu menekan tombol. Suara seseorang mengagetkannya. Seorang penduduk dunia waktu berteriak mendekatinya menanyakan apa yang dilakukannya di sana.  Mensis merasa khawatir sekaligus lega karena sudah membuat Wish kembali ke sekolah. Ia mencoba mencari cara agar tidak terkena hukuman.  “Aku hanya tersesat!” Ucapnya kepada penduduk langit yang memiliki wewenang berada di tempat tersebut. “Siapa kau?” Katanya yang tidak puas dengan penjelasan Mensis.  Mensis berdiri dan menyeringai. “Aku memang tidak terkenal!”  “Apa yang kau lakukan disini?” Teriaknya kepada Mensis yang sudah mengambil senjata untuk ditembakkan kepada Mensis.  Suara sekumpulan orang terdengar menuju ruangan itu. Mensis langsung cepat-cepat berlari saat penduduk tersebut mengalihkan wajahnya untuk melihat teman-temannya yang mendekati ruangan tersebut. Saat ia kembali melihat Mensis, ia tidak menemukannya lagi.  “Siapa yang sedang membuatmu kesal? Mengapa menodongkan senjata seperti itu?” Kata salah satu gerombolan tersebut yang berhenti di hadapannya. Beberapa dari mereka tidak ingin tahu dan langsung melakukan tugasnya. Mereka dengan sigap duduk memantau Bumi dan beberapa mengambil senjata untuk perang.  Karena sadar telah melihat orang yang dicurigainya pergi, ia langsung berteriak dua kali tak karuan. Semua yang ada di ruangan tersebut hanya menonton teriakannya tanpa menyarankannya untuk Check in. Mereka takut bahwa pria tersebut adalah orang jahat. “Tadi dia disini! Dimana dia.. di mana? Kalian membuatnya telah lari!” Teriak penduduk yang memegang senjata. “Dunia kita sedang gawat, jangan lakukan hal yang bodoh dulu untuk sementara!” Pengingat dari salah satu gerombolan penduduk langit tadi. “Kemana dia lari?” Ia melihat keluar ruangan dan tidak melihat Mensis lagi. “Gadis itu telah lari!” Ucapannya selanjutnya dengan wajah kebingungan dan kesal karena tidak bisa membuktikan kepada teman-temannya. Ia kemudian melihat pekerjaan yang dilakukan Mensis di dekat maket Bumi. Ia percaya bahwa dirinya benar. Ia benar-benar melihat seseorang berada di ruangan tersebut dan mencoba mengendalikan Bumi. Tapi, sayangnya jejak keberadaannya hanyalah kursi yang tampak baru dipakai, dan Maket Bumi yang aktif.  Saat mengatakan bukti-bukti itu, seseorang dari antara mereka mengatakan bahwa bisa jadi ada yang tidak mematikan Maket-nya semalam. Ia pun tidak bisa membuktikan hal lain. Ia bertanya kepada salah satu teman-temannya. “Apakah ada penduduk waktu yang bisa mengoperasikan mesin langit?” “Maksudmu seseorang yang bisa menjalankan mesin kita selain penduduk langit?” Tandasnya. “Benar!” Setelah tahu kemana pertanyaan itu menjurus, ia pun tertawa. “Mana ada yang bisa kalau dia bukan bagian dari kota Langit! Kau juga tahu itu kan?” “Tapi, tadi ada seseorang yang bukan dari kota ini bisa mengoperasikan alat kita!” Katanya dengan cemas. Ia menunjuk-nunjuk bekas dari apa yang Mensis lakukan. Temannya itu langsung mengelus pundaknya dengan harapan bahwa ia bisa berpikir jernih. “Ayolah.. jangan seperti orang bodoh begitu! Kau hanya salah liat. Tidak ada yang bisa masuk ke kota kita tanpa keahlian!” Katanya menyakinkan. Ia tidak menjawab hal tersebut lagi karena tidak ada satupun yang mempercayainya.  Pemimpin kota langit memberikan instruksi agar mereka menyelamatkan dunia waktu. “Lindungi Bumi, jangan sampai mereka bisa keluar dari dunia ini hidup-hidup. Ambil senjata kalian dan serang monster yang menyerang kota kita!” Serentak mereka berteriak, “SIAP!” “Beberapa akan tinggal di ruangan ini untuk mengawasi Bumi dan yang lain mengikutiku pergi ke medan perang. Jangan ragu untuk membantu penduduk yang diserang. Kalian harus berani layaknya prajurit terlatih. Tidak ada waktu lagi untuk membuat pertimbangan agar menyerah. Kita harus melawan monster tersebut agar Dunia kita selamat!” Ucap pemimpin kota langit.    Tiga ekor goblin legenda menyerang dunia waktu. Suara amukan mereka dan tubuh goblin yang besar membuat penduduk dunia waktu ketakutan. Goblin-goblin tersebut belum menyerang satupun penduduk. Mereka masih berdiri di depan istana raja menakuti prajurit-prajurit waktu. Goblin-goblin itu sedang menunggu perintah dari tuannya.  Prajurit istana pun dikerahkan dan Saga disembunyikan. Raja tidak ingin Femina - Saga terakhir mereka mati dalam pertempuran. Raja sudah memberikan perintah agar setiap penduduk dunia waktu membentuk mode perang. Mereka dianjurkan untuk memakai baju pertempuran meski keahlian mereka bukanlah sebagai prajurit.  Prajurit-prajurit istana raja sudah banyak yang berkurang karena pemberontakan yang pertama. Sekarang, saat ia membutuhkan keahlian-keahlian baru, penduduknya tidak banyak yang memiliki keahlian prajurit. Ia sedikit menyesal mengapa tidak melatih beberapa penduduk yang memiliki keahlian berbeda untuk menjadi prajurit perang. Tapi, sayangnya semua itu sudah terlambat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD