Chapter 6 - Sol dan Mensis Bersembunyi

1593 Words
Orang tua penduduk dunia waktu diharuskan memberikan anak-anak mereka pelatihan fisik agar kelak bisa mendapatkan keahlian mereka secara alami di umur yang tepat. Mereka harus belajar cara menggunakan kekuatan itu nantinya. Jadi mereka harus memiliki pengetahuan dari setiap keahlian yang akan muncul dari tubuh mereka. Mereka harus membuat keahlian mereka muncul dengan melakukan instruksi yang diberikan oleh pengajar. Pengajar-pengajar ini ditunjuk dari perwakilan setiap kota. Mereka akan mengajarkan tanggung jawab, jenis pekerjaan, lingkungan tinggal dan juga cara untuk membangkitkan keahlian kepada penduduk dunia waktu yang keahliannya belum muncul.   Biasanya pengajaran seperti ini akan dilakukan selama enam belas tahun saja di dunia waktu. Jika belum mendapatkan keahlian, berarti mereka harus menambah tahun pengajarannya. Meski hal tersebut jarang sekali terjadi.   Keahlian yang muncul di tubuh penduduk dunia waktu adalah tujuan dari kehidupan mereka. Setiap penduduk yang sudah memiliki keahlian akan ditempatkan sesuai dengan kota tempat mereka bekerja. Keahlian yang mereka dapatkan, digunakan untuk menjalankan pemerintahan dunia waktu. Keahlian yang didapatkan secara alami oleh penduduk dunia waktu terbagi menjadi lima keahlian. Yaitu,    Saga. Para Saga akan ditempatkan di kota Rasam, di inti pemerintahan dunia waktu. Ia akan membantu Raja untuk menjalankan kekuasaannya dan memberikan nasihat sewaktu membuat keputusan.    Petani. Para petani akan ditempatkan di kota Musim, kota yang mengatur suplai makanan untuk seluruh penduduk waktu. Beberapa penduduk Musim, ada juga yang menjajakan makanan olahan dari buah Pohon Patron. Makanan-makanan yang diolah berbeda, baik itu dalam bentuk potongan, penataan ataupun buah Patron yang dikeringkan, akan dijual dengan menukar koin Ludum. Mereka harus membayar beberapa koin untuk mendapatkan olahan tersebut.    Prajurit / timekeeper. Keahlian ini ditempatkan di kota Rasam. Keahlian yang didapat penduduk waktu tersebut sangatlah langkah. Keahlian ini terbagi dua. Prajurit penjaga untuk black hole atau penjaga untuk energi hitam. Mereka yang mendapat keahlian ini harus melalui sebuah latihan yang banyak dan berat karena tugasnya yang sangat sulit. Para Prajurit black hole berfungsi untuk menjaga agar manusia tidak bisa masuk ke dunia waktu atau para penduduk dunia waktu yang ingin melarikan diri ke Bumi. Mereka menjaga Blackhole mini yang bisa muncul kapan saja di beberapa titik di Bumi. Sedangkan penjaga energi hitam, akan berperang melawan energi hitam yang mendekati Bumi sehingga Bumi aman dan tidak musnah.     Detector. Keahlian tersebut akan ditempatkan di kota Energi hitam. Penduduk waktu yang memiliki keahlian ini memiliki tugas untuk melindungi Bumi energi hitam yang bisa melahap Bumi. Mereka akan bekerja sama dengan para prajurit untuk menjauhkan energi tersebut dari Bumi. Beberapa prajurit harus melakukan latihan khusus untuk berada di bagian ini. Mereka akan dibagi apakah seorang prajurit akan menjaga blackhole mini, atau energi hitam.     Caelum carceris (penjaga langit) - Penduduk waktu yang memiliki keahlian tersebut akan ditempatkan di Kota Langit. Kota yang mengatur detik, menit dan jam yang berjalan di Bumi. Mereka juga akan mengatur tentang cuaca, musim, pergantian siang dan malam beserta benda-benda langit yang bisa menabrak Bumi. Mereka harus waspada terhadap benda-benda langit seperti asteroid ataupun meteorit. Karena itu, di bagian kota ini, harus diawasi selalu dan tidak boleh ditinggal walau sebentar.     Sekolah bagi penduduk dunia waktu berada di kota Rasam, di pusat pemerintahan. Sekolah itu tidak jauh dari istana kerajaan tempat raja tinggal. Orang tua penghuni waktu mulai berdatangan mengantarkan anak mereka. Tempat pengajaran ini akan mengasah anak-anak penghuni waktu agar memperoleh keahlian mereka dengan benar. Mensis adalah salah satu murid yang diantar orang tuanya. Sewaktu ibunya mengantarnya ke pintu tempat pengajaran, murid-murid yang lain terpukau. Mereka sangat kagum dengan ibu Mensis yang adalah seorang Saga yang bekerja untuk raja. Banyak anak-anak yang belum mendapat keahlian merasa bahwa Saga adalah keahlian yang paling hebat di antara ke empat keahlian lainnya. Padahal sebenarnya tidak seperti itu. Yang membuat mereka terpukau adalah pakaian jubah yang dipakai oleh para Saga. Berwarna hitam, memiliki kerudung, dan memakai tongkat.   Mensis berjalan menaikkan dagunya. Gadis kecil cantik dengan rambut pirang berjuntai di kepalanya. Ia melirik temannya yang mengikutinya mulai dari ia turun dari Sluppart milik ibunya.    "Bagaimana rasanya memiliki orang tua yang adalah seorang Saga?" Tanya temannya yang berdiri bersamanya di gerbang sekolah. Dari awal hingga akhir kedatangan ibu Mensis, ia tidak berhenti melihat ke arah ibunya. Mensis tahu ia pasti akan menanyakan hal tersebut. Mensis menatap wajah polos itu dan berkata dalam hati, ‘Dia tidak bosan melihat ibuku setiap hari?’   Karena tidak ditanggapi, temannya itu pun mengajukan pertanyaan yang sama. Ia berpikir kemungkinan Mensis tidak dengar pertanyaannya. Sudah berkali-kali ia bertanya, jawaban Mensis sama seperti jawaban-jawaban sebelumnya.   "Biasa saja!" Ucapnya lalu menuju ruang kelas meninggalkan temannya itu.    Pelajaran pun dimulai. Mereka masuk ke dalam kelas dan mendengarkan guru mereka berbicara. Kali ini guru yang datang adalah dari kota Langit. Ia pun menerangkan.    “Saga, adalah keahlian yang sangat jarang di dapat. Seorang Saga memiliki kekuatan seperempat dari dunia waktu. Mereka punya kekuatan yang cukup untuk melindungi raja dari ancaman dan juga melindungi kita rakyat dunia waktu. Untuk prajurit, mereka memiliki kekuatan seperdelapan dari kekuatan yang ada di dunia waktu. Sedangkan untuk Caelum Carceris atau penjaga langit memiliki satu persen dari kekuatan dunia waktu.” Jelas sang guru. Ia lalu masuk menerangkan tentang dua keahlian lainnya.    “Untuk petani dan Detektor tidak memiliki kekuatan seperti Saga. Mereka berkutat dengan pekerjaan yang ringan dan tidak membutuhkan tenaga yang besar.” Jelasnya lagi.    Karena itulah banyak murid-murid yang ingin memiliki kekuatan seperti yang dimiliki Saga dan membanggakan diri jika memiliki keahlian seperti itu. Agar memiliki pandangan yang seimbang sang guru berkata.    “Bayangkan kalian berada di lautan luas. Saat kalian berada di Laut, kalian tidak memerlukan Sluppart, tetapi awan. Saat kalian berada di darat, kalian tidak memerlukan awan. Kalian bisa memakai Sluppart. Sama halnya kekuatan yang dimiliki Saga dan yang tidak dimiliki Petani. Saga memerlukan hal tersebut untuk bekerja, tetapi Petani tidak memerlukannya. Jika mereka berganti kota, apa yang terjadi? Tidak ada yang terjadi. Mereka sama-sama tidak bisa mengerjakan apapun. Semua itu tergantung pada kebutuhan. Semua keahlian kalian itu dibutuhkan dan tidak ada yang lebih hebat!” Ucap guru dari kota Langit itu. Murid-murid nya tampak mengerti dengan apa yang diceritakannya.    Awan yang dimaksud adalah kendaraan hidup yang bisa dipakai untuk keluar dari Dunia Waktu. Di luar dunia waktu terdapat laut yang luas. Setiap penduduk yang jatuh ke dalam laut tersebut bisa tertelan hidup-hidup. Untuk dapat melewati laut mereka memerlukan awan agar tidak jatuh ke dalam laut. Hanya para Petani yang bisa menggunakan awan ini. Tidak ada yang bisa selain mereka yang memiliki keahlian tersebut.    ***   Mereka pun selesai belajar dengan guru yang datang dari kota Langit. Guru yang selanjutnya akan segera datang. Tetapi Sol mengganggu Mensis dan menariknya keluar kelas untuk berbicara.   Mensis memiliki kakak perempuan bernama Sol. Ia memiliki rambut berwarna coklat dan bunga-bunga yang tumbuh di beberapa bagian belakang rambut. Keluarga mereka berbeda dari penduduk lain. Keluarga mereka memiliki model rambut yang berbeda. Rambut-rambut keluarga mereka dihiasi oleh bunga yang tumbuh dari helaian rambut mereka. Seperti ibunya, rambutnya dipenuhi oleh bunga di bagian ujung bawah rambut. Sedangkan Sol, di bagian seluruh belakang rambut. Kalau Mensis, bunga-bunga tersebut tumbuh di bagian poni dan bagian rambut panjang di bagian depan saja. Keluarga mereka memiliki ciri tersebut dikarenakan ayah dan ibu mereka. Setiap Saga yang menikah dan memiliki anak dari kota Musim, akan memiliki keturunan seperti itu. Itu sudah ketentuan dari penghuni waktu.    Sol sebentar lagi akan mendapatkan keahlian karena tak lama lagi, akan ada ujian penentuan keahlian. Di ujian tersebut penghuni waktu yang belum memiliki keahlian akan diuji dan dipaksa agar keahliannya bisa muncul.    Sol menarik Mensis dengan cepat hingga ia terkejut.   "Ada apa kak?" Tanya Mensis yang melihat Sol ketakutan. Keringatnya bagaikan tangisan air mata. Dengan sekuat tenaga Sol berjalan membuatnya bergerak lebih cepat.   "Dimana tempat persembunyian bawah tanah yang kau katakan padaku kemarin?" Tanya Sol yang menariknya menuju lapangan belakang. Ia tampak terburu-buru. Mensis tentu bingung karena ia menariknya saat pelajaran berlangsung.   “Kami belum selesai Kak!” Kata Mensis memberontak. Tetapi, tangan Sol lebih kuat. Ia tidak hanya bisa mengikuti tarikannya.    Mensis lebih suka menyendiri di banding bergaul dengan teman-temannya. Ia selalu bermain di lorong bawah tanah sekolah. Lorong itu adalah selokan besar yang tidak berfungsi. Ia suka mencari tempat-tempat sepi yang tidak ada satupun penduduk dunia waktu mengganggunya. Ia suka mencari tempat-tempat untuk menyendiri yang membuatnya lebih tenang. Mensis pun menunjukkan tempat biasa ia pergi.    "Bukan lewat sini, di sana." Kata Mensis. Menunjuk ruang yang lain untuk keluar. Mereka melewati beberapa ruang pembelajaran dan berada di tempat latihan keahlian, di sisi tempat penonton duduk. Mereka pun melihat ada pintu kecil tersembunyi. “Ayo masuk!” Ucap Sol dengan tegas.   "Apa yang terjadi?" Tanya Mensis, detak jantungnya berdetak kencang. ‘Ada apa ini? Aku merasa akan terjadi sesuatu yang buruk.’ Ucapnya dalam hati.   "Diamlah," ucap Sol marah. Ia tidak mengatakan akan terjadi sesuatu atau apalah itu. “Aku tidak bisa mengatakannya sebelum kau tenang!” Lanjutnya.   Tiba-tiba, bencana melanda Dunia waktu. Suara keributan mulai terdengar dari selokan di bawah sekolah. Mereka bisa mendengar dengan jelas teriakan penduduk padahal jarak mereka cukup jauh. Pemberontak-pemberontak dari Dunia Waktu menjarah setiap anak di sekolah. Mensis dan Sol yang berhasil kabur bersembunyi di selokan bawah sekolah.    Suara teriakan terdengar jelas di lorong itu berulang kali, sampai-sampai Mensis menutup telinganya. Ia semakin ketakutan karena tidak pernah membayangkan dunianya yang damai bisa berlaku kejam juga. Ini adalah pengalaman pertamanya merasa ketakutan.    ‘Bagaimana dengan Mama?’ Pikir Mensis dalam hati. Ia takut orang tuanya juga dijarah seperti yang lain.   "Mama." Ucapnya. Sol langsung menyuruhnya diam. “Kita akan ketahuan jika kau ribut seperti ini!” Nada Sol tampak marah.   Mensis menangis.  "Tenanglah Sis! Kak Sol yakin Mama tidak akan terluka." Ucap Sol menenangkan adiknya. Ia tampak lebih tenang sekarang.   Mereka bersembunyi cukup lama.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD