"Udahan dong ciumannya! Bikin yang jomblo pada ngiri aja!" sindir Mario begitu mematikan mesin sepeda motornya tepat di sampingku. "Mau apa kamu?" Tanya Om Firman melepaskanku dari kungkungan lengan kekarnya. Aku mematung merasa sangat malu pada Mario, terutama pada diriku sendiri. Ternyata aku sangat lemah, tidak kuasa menahan rasa hingga akhirnya menyerah pada perasaan. "Jemput Dina lah Om, aku 'kan enggak mau makan gaji buta." jawab Mario ringan. "Apa maksud kamu?" tanya Om Firman tidak mengerti apa yang ia dengar. "Saya ada perjanjian sama Dina, gaji bulanannya akan dibagi dua sama saya. Asal setiap malam nganter dia pulang." tegas Mario, padahal aku faham betul bukan karena itu dia melakukannya. "Oh jadi itu alasannya, ini saya kasih kamu uang. Asal kamu jauhi Dina." kata