*Di kamar* Sekar sudah selesai mengganti bajunya, dari busana muslim dengan daster kaos tanpa lengan kesukaannya. Sekar duduk di tepi ranjang, tangannya meraba sprei, seakan berkata ia rindu tidur beralaskan kasur di ranjang ini, rindu dengan bantal dan guling yang selalu menemani tiap malamnya. Pintu kamar terbuka. Sekar terjengkit langsung berdiri. Sakti melangkah mendekatinya dengan sorot mata yang tak dipahaminya. Sekar mundur selangkah, Sakti maju selangkah, Sekar mundur dua langkah, Sakti maju dua langkah. Sekar tak bisa lagi mundur, ada tembok di belakangnya. "Ayah!" panggilnya kepalanya mendongak, matanya mengerjap-ngerjap persis mata boneka. Sakti meletakan dua tangannya di dinding di sisi kiri kanan kepala Sekar. "Sampai kapan kau akan menghindariku Sekar? Sampai kapan kau