Peta Graymoor

1338 Words
Christophen Aku turun dari kuda begitu sampai di depan toko antik. Ia berjalan masuk dan bel berbunyi ketika aku masuk. Suasana begitu sepi, aku berjalan pelan-pelan sambil melihat-lihat benda antik yang dipajang di etalase kaca maupun meja-meja di dalam toko. Tidak lama kemudian muncul seorang pria setengah baya dari belakang toko. "Maaf menunggu! Ada yang bisa aku bantu?" "Aku ingin bertemu dengan Mr. Rupert Oakfield." "Itu aku. Anda siapa?" "Oh namaku Christophen Lutherford. Aku tahu Anda dari Mr. Perry Cornwell." "Kita bicara di belakang saja." Pria itu membawaku ke sebuah ruangan dan menyuruhku untuk duduk di sofa, lalu dia pergi ke depan toko dan tidak lama kembali lagi. "Tadi aku memasang dulu tanda tutup. Pelayan toko hari ini tidak masuk, jadi hari ini aku mengurus toko sendirian." "Maaf sudah menganggu kerja Anda." "Tidak apa-apa." Mr. Oakfield duduk di kursinya. "Perry adalah teman lamaku. Aku sudah lama tidak bertemu dengannya. Selama ini kami selalu berhubungan melalui surat. Seminggu terakhir ini aku tidak menulis surat kepadanya." "Aku baru saja pulang dari Geneva dan bertemu dengan Mr. Cornwell dan keluarganya." "Bagaimana kabarnya sekarang?" "Apa Anda belum tahu apa yang terjadi kepadanya?" "Tidak. Apa telah terjadi sesuatu kepadanya?" "Mr. Cornwell telah meninggal." Mr. Oakfield sangat terkejut dan sepertinya tidak percaya dengan kabar berita yang aku sampaikan. "Bagaimana itu bisa terjadi?" Aku menceritakan secara singkat apa yang terjadi padanya. "Perry yang malang." Mata Mr. Oakfield terlihat memerah dan raut wajahnya sangat sedih. "Aku tidak percaya dia akan pergi duluan sebelum aku. Dia adalah teman yang sangat baik dan aku akan sangat merindukannya. Aku sudah benar-benar kehilangannya. Aku tidak berada di sisinya saat dia meninggal dan aku juga tidak menghadiri pemakamannya." Aku jadi ikut merasa sedih lagi ketika teringat paman, meskipun pertemuan kami sangatlah singkat. Aku tidak begitu mengenalnya seperti orang-orang yang dia kenal. "Sampai sekarang pum aku masih belum bisa melupakan bagaimana dia ditemukan meninggal." "Bagaimana istri dan putranya?" "Mereka sangat sedih." "Kasihan sekali Megan dan Sam. Mereka berdua harus kehilangan orang yang mereka sayangi dan cintai." "Mrs. Cornwell berencana untuk kembali ke kampung halamannya di Springwell. Dia juga akan menjuak tempat kerja suaminya dan memulai kehidupan baru di sana. Aku tidak tahu apa sudah terjual atau tidak." "Mungkin itu keputusan yang tepat bagi mereka. Bagaimana mereka bisa bertahan hidup di sana, sedangkan Perry satu-satunya yang mencari nafkah lebih baik mereka memang kembali ke Springwell." "Iya." "Aku tahu hal ini bisa terjadi kapan saja padanya. Aku sudah memperingatkannya beberapa kali supaya pergi jauh dari Geneva, tapi dia tidak mau mendengarkan." Mr. Oakfield menatapku dan cepat-cepat berkata, "Ah maafkan aku. Seharusnya aku tidak berkata seperti itu. Lupakan saja!" "Sebelum Mr. Cornwell meninggal, dia menulis surat untukku dan dia menyuruhku untuk menemui Anda di sini." "Oh ya kenapa?" "Dia pikir mungkin Anda bisa membantuku." "Membantu apa?" Sebenarnya aku ragu untuk memberitahu Mr. Oakfield tentang tujuanku datang ke sini, tapi aku tidak ada pilihan lain kalau aku ingin bisa mematahkan kutukan itu. "Di dalam suratnya, Mr. Cornwell mengatakan kalau Anda bisa membantuku menemukan manusia keturunan pegasus." "Apa Anda sedang mencari makhluk itu?" "Iya." "Kenapa?" "Aku butuh air matanya untuk meenyembuhkan penyakit. Aku dengar seperti itu." Mr. Oakfield mengangguk mengerti. "Jadi begitu." Lalu dia menatapku lagi. "Apa kamu sedang sakit." "Tidak. Aku baik-baik saja. Ini untuk temanku,"kataku berbohong. "Kamu teman yang sangat baik mau mempertaruhkan nyawa demi air mata itu." "Aku tidak ingin kehilangan orang-orang yang aku cintai dan sayangi, jadi manusia keturunan pegasus itu benar-benar ada?" "Menurutmu bagaimana?" Mr. Oakfield balik bertanya. "Sejujurnya aku tidak percaya bagaimana pegasus punya anak keturunan manusia. Itu tidaklah mungkin." "Semunya bisa saja terjadi. Tunggu sebentar, aku akan segera kembali." Aku ditinggal sendirian di ruangan yang tidak begitu besar. Suara jarum jam terdengar sangat jelas, karena di pojok ruangan ada sebuah jam besar. Tidak lama kenudian, Mr. Oakfield datang dengan membawa gulungan kertas, lalu membukanya di atas meja. Gulungan kertas itu ternyata sebuah peta yang ditulis dengan tangan. "Ini adalah peta." "Aku tahu." "Maksudku ini peta menuju Garymoor, tempat para makhluk mistis tinggal." Aku mulai tertarik dan memperhatikan peta itu. Ini pertama kalinya aku melihat peta Graymoor, karena jarang ada peta menuju ke sana. Orang-orang yang tidak memiliki kepentingan dilarang datang ke sana dan Graymoor dijaga sangat ketat oleh seorang penyihir yang sangat kuat untuk melindungi para makhluk mistis dari kejahatan para manusia dan menyalahgunakan mereka untuk kepentingan pribadi dan kejahatan. Itulah yang selama ini aku dengar. Jadi keberadaan Graymoor dirahasiakan. "Dari mana Anda mendapatkan peta itu?" "Aku yang membuatnya sendiri." "Apa?!"seruku tidak percaya. "Aku tahu kamu tidak akan percaya." "Iya, tapi bagaimana Anda bisa membuatnya?" "Aku pernah datang ke sana." "Graymoor?" "Iya. Ketika aku masih sangat muda, aku adalah seorang petualang. Aku ingin menjelajahi semua tempat dan setiap tempat yang sudah aku datangi, aku selalu membuatkannya peta. Membuat peta adalah hobiku, itu sebabnya aku memiliki banyak peta. Suatu hari secara tidak sengaja aku memasuki wilayah yang benar-benar asing. Di sana aku melihat peri laki-laki seukuran jari telunjuk kakinya sedang terluka dan aku mengobatinya. Peri itu langsung terbang begitu aku sudah selesai mengobatinya. Itu pertama kalinya aku melihat peri secara langsung, karena selama ini aku melihatnya dari gambar saja. Aku pun melanjutkan perjalanan dan setelah berjalan jauh, aku tidak menemukan desa atau kota lagi. Di sana hanya ada hutan. Aku kelelahan dan persediaan makanan dan minuman sudah habis. Akhirnya aku pingsan. Aku tidam tahu sudah berapa lama aku pingsan, karena ketika aku bangun, aku sudah berada disebuah kamar dan aku melihat dua peri seuukuran manusia normal sedang memperhatikanku. Aku langsung terbangun, karena terkejut. Aku mengenali salah satu peri itu. Peri itu adalah peri yang pernah aku tolong. Mereka juga mengatakan bahwa aku ada di Graymoor. Itulah awal aku bisa masuk ke sana dan diizinkan masuk sebagai balas budi, karena aku sudah menolong peri dan peri yang aku tolong ternyata bukan peri sembarangan. Dia adalah pangeran peri." "Cerita yang sangat menarik." "Benar dan aku tidak akan pernah melupakannya seumur hidupku, karena aku memiliki ingatan yang kuat, jadi aku menggambar petanya. Semua orang tahu tentang Graymoor dan para penghuni yang menempatinya, tapi mereka tidak pernah melihatnya." "Apa Anda pernah pergi ke sana lagi?" "Tidak." "Kenapa?" "Aku hanya diizinkan untuk datang sekali saja. Aku pernah diawarkan untuk tetap tinggal di sana, tapi aku menolaknya dan mereka bilang, jika kamu sudah keluar dari sini tidak akan diizinkan masuk lagi dan yang bisa keluar masuk Graymoor hanya yang memiliki izin khusus. Sebelum aku keluar dari Graymoor, mereka menghilangkan ingatanku jalan menuju Graymoor dan aku dibuat pingsan. Aku terbangun di pinggir desa. Saat itu aku benar-benar lupa jalan menuju Graymoor, tapi mereka tidak menghilangkan ingatanku tentang mereka. Aku ingat pernah membuat peta menuju Graymoor dan menyimpannya di tas. Aku membuat peta itu saat berada di rumah para peri. Aku diam-diam membuatnya." "Kenapa Anda memberitahu semua ini padaku? Kita baru saja kenal dan bertemu? Mungkun saja aku adalah orang jahat." Mr. Oakfield tersenyum. "Ketika aku melihatmu pertama kali, aku tahu kamu orang baik." "Anda begitu yakin sekali aku baik." "Setelah aku kembali dari Graymoor, aku seperti memiliki kemampuan untuk menilai seseorang baik atau jahat. Kamu mau percaya atau tidak itu terserah." "Aku memang bukan orang jahat." "Aku sudah tahu dan ketika kamu ingin mencari manusia keturunan pegasus untuk mendapatkan air matanya, tujuanmu baik." Mr. Oakfield kembali menatapku. "Aku sebenarnya sudah tahu kamu akan datang ke sini. Perry pernah memberitahuku beberapa bulan yang lalu, jika ada seorang pria bernama Christophen Lutherford mencari air mata cinta dari manusia keturunan pegasus, aku harus membantumu dan memperlihatkan peta menuju Graymoor. Aku tidak menanyakan kenapa aku harus membantumu, karena aku juga mempercayai Perry. Itu sebabnya aku bercerita banyak tentang Graymoor padanya ketika kami bertemu." "Terima kasih Anda mau membantuku." "Aku akan memberikan petanya padamu." Mr. Oakfield melipat peta itu dan memberikannya padaku. "Ini ambilah!" Aku mengambilnya dengan sangat hati-hati dan memasukannya ke tas. "Jaga baik-baik peta itu!" "Aku akan menjaganya." Pria itu mengangguk. "Sudah waktunya aku pergi." "Semoga berhasil apa yang kamu cari dan jika kamu berhasil masuk ke Graymoor tolong titip salam untuk para peri di sana." "Baiklah." Aku diantar sampai pintu depan toko dan Mr. Oakfield kembali membuka tokonya. Aku terkejut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD