Pulang

1093 Words
Christophen Perjalanan pulang baginya terasa begitu cepat dan lancar. Mereka juga tidak menemukan hambatan selama di perjalanan. Setelah selesai makan siang di bawah pohon yang rindang, aku memacu kudaku lebih cepat. Aku sudah tidak sabar ingin segera pulang. Hansel berada di belakang. Aku melihar ke atas, senja segera datang. Aku mencari penginapan di sekitar rumah penduduk dan setelah lama mencari. aku menemukannya. Penginapan yang mereka jumpai tidak besar seperti Lunar Motel. Seorang pemuda menghampiri kami menawarkan mengurus kuda-kuda kami. Kami masuk. Untung saja kami masih mendapatkan kamar meskipun hanya satu dan kami senang saat melihat kamar kami. Ada dua tempat kecil untuk satu orang. Kamar itu sangat bersih. Aku lamgsung berbaring meluruskan badan. Saat itu aku sudah sangat lelah dan ingin segera tidur, tapi perutnya terasa lapar. Aku dan Hansel memutuskan keluar kamar untuk makan malam. Tidak di sangka suasana ruang makan sangat ramai. Aku melihat ada meja kosong segera saja kami ke sana. Seorang pelayan wanita melihat kedatangan kami dan segera menawarkan menu makanan. Aku memesan steak sapi, sedangkan Hansel memesan pai daging. Pelayan wanita itu pergi. Aku kembali melihat ke sekeliling memperhatikan orang-orang yang sedang makan malam. "Aku tidak menyangka penginapan kecil ini banyak tamu,"kata Hansel. "Iya." "Apa mungkin karena ini penginapan satu-satunya yang ada di sini sebelum mencapai Grasshallow?" "Mungkin. Sewaktu kita pergi ke Geneva, kita tidak menginap di sini, kita tidur di luar." "Kenapa kali ini Anda memutuskan untuk tidur di penginapan?" "Aku terlalu lelah jika tidur di luar. Selain itu cuaca sudah semakin dingin." "Anda benar." "Tapi sayang kita tidak bisa tidur sambil menatap langit malam yang bertaburan bintang." Dua orang pria berbadan besar baru saja masuk ke ruang makan. Aku terkejut saat melihat mereka. Kedua pria itu pernah aku lihat di sebuah kedai makanan saat aku baru saja tiba di Geneva. Mereka lagi-lagi duduk tidak jauh dariku. Mereka duduk membelakangiku. Aku masih bisa mendengar percakapan mereka. "Aku sudah tidak sabar ingin segera mencari pangeran terkutuk di Grashallow." Seketika aku merasa detak jantung tiba-tiba berhenti. Bagaimana mereka tahu pangeran terkutuk tinggal di Grasshallow? Apa kepala pelayan istana yang mengatakan di mana pangeran terkutuk tinggal? Tapi kata Perry du suratnya, kepala pelayan tidak tahu kemana pria itu membawaku pergi atau mungkin saja saat Perry akan dibunuh pria itu menyebutkan lokasi aku tinggal. Tubuhku sudah mengeluarkan keringat dingin. "Anda baik-baik saja?"tanya Hansel. "Aku tidak apa-apa." "Tiba-tiba wajah Anda menjadi pucat. Aku mengira Anda tiba-tiba sakit, karena perjalanan jauh." "Jangan khawatir! Aku baik-baik saja." Aku kembali mendengarkan percakapan mereka. "Kenapa kita haru mencarinya di Grashallow?"tanya temannya. "Aku juga tidak tahu. Pertama kita akan mencoba mencarinya di sana. Kota itu tidak besar dan orang-orang yang mencari pangeran terkutuk tidak ada yang pergi ke sana. Mereka pergi ke kota-kota besar." Aku merasa lega setelah mendengar jawaban itu. Ternyata mereka tidak tahu kalau aku tinggal di sana. Mereka hanya memilih kota secara acak saja. "Bagaimana kalau kita tidak menemukannya di sana?" "Kita akan mencarinya di tempat lain." Aku dikejutkan oleh kedatangan pelayan yang membawa makanan pesanan mereka. Aroma harum makanan membuat aku menjadi sangat lapar. Segera saja aku memakannya sambil mendengarkan kedua pria itu bicara. "Jika bukan hadiahnya begitu besar, aku sebenarnya malas mencari pangeran itu." "Misalkan kita sudah menemukannya, apa kita akan langsung menyerahkannya pada Raja Clement?" "Tentu saja dalam keadaan sudah mati atau hidup." "Mau mati atau hidup sama saja, karena pada akhirnya pangeran itu akan dibunuh juga." "Kasihan sekali dia. Hidupnya sungguh tidak beruntung." Mereka baru berhenti bicara saat makanan mereka datang. Aku dan Hansel telah menghabiskan makanan kami sampai tidak bersisa. Perutku sudah kenyang mungkin malam ini aku bisa tidur dengan nyenyak. Satu persatu orang mulai meninggalkan ruang makan. Kami pun memutuskqn untuk kembali ke kamar. Di sana kami langsung rebahan di kasur. Harum sabun tercium saat kepalaku sudah menempel di bantal. Aku pun akhirnya tertidur. Keesokan paginya sebelum matahari menmpakan dirinya, aku dan Hansel sudah pergi dari penginapan. Udara sejukndi pagi hari terasa segar. Kali ini aku tidak memacu kudaku dengan sangat kencang. Aku ingin menikmati perjalanan pagi dan lagi pula, Grashallow sudah sangat dekat. Sebelum siang kami akan sudah sampai di sana. Setibanya di Grasshallow, aku tidak pergi kemana-mana dulu. Aku langsung menuju rumahku. Para pegawaiku menyambut kedatanganku dan aku langsung berkeliling peternakan untuk mengecek ada masalah atau tidak selama aku pergi ternyata semuanya baik-baik saja. Aku pun memutuskan untuk ke rumah yang tidak jauh dari peternakan. Hansel langsung membereskan barang-barang bawaan kami. Aku pergi ke kamar, mandi dan berganti pakaian. Hansel sudah menyiapkan makan siamg untukku dan aku makan siang terlebih dahulu sebelum melanjutkan pekerjaan di peternakan. Setelah makan siang, aku pergi ke peternakan dan menemui salah seorang pegawainya yang aku percayai telah menggantikanku selama aku pergi. "Apa ada masalah selama aku pergi?" "Tidak ada. Semuanya berjalan dengan lancar." "Bagus." "Ini semua laporan selama Anda pergi." Aku menerima beberapa lembar kertas darinya. "Oh ya. Nona Elisa setiap hari datang ke sini mencari Anda. Aku sudah memberitahunya Anda sedang pergi beberapa hari, tapi dia selalu datang setiap hari." "Wanita itu tidak menyerah juga,"gumamku. "Tadi pagi dia datang lagi. Sebaiknya terima saja perasaan wanita itu. Kalian pasangan yang sangat serasi." Aku memberi tatapan peringatan padanya. "Maaf seharusnya aku tidak mencampuri urusan ini." "Tidak apa-apa. Kembalilah bekerja!" "Oh ya Nona Elisa menitipkan surat ini untuk Anda." Aku mengambil amplop itu dari tangannya. Aku duduk di meja kerjaku dan membaca laporan yang diberikan tadi. Laporan itu tidak ada masalah, lalu aku melihat amplop di sampingku. Aku membuka dan membacanya. Chris tersayang, Aku merindukanmu selama beberapa hari ini. Tolong datang temui aku di rumahku setelah kamu kembali. Ini sangat penting menyangkut hidup dan matiku. Salam hangat, Elisa Aku mengernyitkan dahiku. Aku tidak mengerti apa maksud menyangkut hidup dan mati. Aku ragu apa aku harus datang menemuinya atau tidak. Aku juga takut mungkin sekarang Elisa sedang ada masalah besar dan menbutuhkan bantuanku. Aku akhirnya memilih pergi menemui Elisa. Kudaku berhenti depan rumahnya berlantai dua bercat putih. Aku turun dari kuda dan memgikatnya di salah satu pohon. Baru saja aku akan mengetuk pintu rumahnya. Elisa sudah membukakan pintu. Wanita itu sangat senang dengan kedatanganku dan langsung memelukku. "Akhirnya kamu pulang juga dan terima kasih kamu mau datang." "Aku datang, karena aku pikir kamu sedang membutuhkan bantuanku." "Itu benar. Saat ini aku sedang dalam masalah dan hanya kamu yang bisa membantuku." "Apa yang terjadi?" "Sebaiknya kamu masuk dulu." Aku masuk dan duduk di sofa. Suasana rumah itu sangat sepi, karena yang aku tahu Elisa masih tinggal dengan orang tua dan saudara-saudaranya. "Jadi apa masalahmu?" "Kamu harus menikah denganku." Aku sangat terkejut dan tidak percaya apa yang aku dengar. "Apa?" "Aku hamil, Chris." Aku membelalakan mataku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD